BERBAGI
SI JAGO MERAH MENGAMUK--Api meluluh-lantahkan 18 bangunan di Desa Tambangan Tonga, Kecamatan Tambangan, Madina pada, Senin (23/12/2024) dini hari. Tidak ada korban jiwa dalam musibah ini, namun 16 KK kehilangan tempat tinggal. (foto: facebook is nst)

TAMBANGAN, BERITAHUta.com—Masyarakat Mandailing Natal (Madina), Sumut berduka. Sebanyak 18 bangunan di Desa Tambangan Tonga, Kecamatan Tambangan, Madina ludes dilalap api pada, Senin (23/12/2023) dini hari, sekitar pukul 01.15.

Dari jumlah bangunan terbakar itu, 16 unit di antaranya berupa rumah tempat tinggal warga, satu unit lopo (warung kopi), dan satu unit lainnya bengkel sepeda motor.

Tidak ada korban meninggal atau luka-luka dalam musibah ini, namun 16 KK (kepala keluarga) kehilangan tempat tinggal dan harta benda akibat rumah mereka habis terbakar.

Saat ini untuk sementara para korban mereka ditampung di musalla desa setempat. Hampir semua harta benda mereka yang ada di dalam rumah tak terselamatkan karena api begitu cepat menyebar.

“Untuk sementara para korban yang jumlahnya 16 KK kami tampung di musalla yang tak jauh dari lokasi kebakaran,” kata Camat Tambangan Enda Mora Lubis melalui Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Bahren Daulay, pada Senin (23/12/2024) pagi.

Peristiwa kebakaran ini terjadi sekitar pukul 01.15. Belum diketahui secara pasti asal-usul api, namun dugaan sementara bermula dari korsleting aliran listrik.

Warga menyebutkan awalnya api tampak seperti menggumpal di atas salah satu rumah yang terbakar.  Teriakan “kebakaran….” sejumlah warga pada dini hari itu membuat penduduk yang sebagian besar sedang tidur pulas berhamburan keluar rumah masing-masing. Saat itu tak terpikirkan lagi menyelamatkan barang-barang berharga, melainkan fokus menyelamatkan diri masing-masing.

Dalam suasana cuaca terang dan sesekali berembus tiupan angin, api cepat menjalar kemana-mana. Selain kondisi rumah umumnya terbuat dari papan, jarak antarbangunan pun sangat rapat.

Warga setempat bersama penduduk desa lainnya di sekitar lokasi kejadian bahu-membawahu untuk memadamkan kobaran api dengan peralatan seadanya, seperti ember, panci, dan lainnya.

Upaya mereka tak maksimal. “Api sulit dipadamkan karena ada tiupan angin. Selain itu hampir semua bangunan terbuat dari papan, apalagi rata-rata papan dan kayu-kayunya sudah lapuk termakan usia, ,” kata seorang warga.

Sekitar 30 menit setelah kebakaran, empa unit mobil pemadam kebakaran (damkar) tiba di lokasi, masing-masing satu unit dari Kecamatan Kotanopan, dan satu tiga unit dari kantor Pemkab Madina.

Setelah mobil damkar itu tiba di lokasi, secara perlahan api dapat dijinakkan karena warga setempat terus membantu para petugas memadamkan kobaran si jago merah.

Ketika berita ini ditulis, titik asap dan bara api pun nyaris tak kelihatan lagi, apalagi sekitar pukul 06.00 hujan turun meskipun tidak begitu deras.

Sekarang perkampungan warga Tambangan Tonga itu tampak rata dengan puing-puing sisa lalapan api. (*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI