BERITAHUta.com—Derai air mata terus mengalir dari sudut mata May Sarah, ibu Irsanul Mahya (15), begitu jenazah putranya tiba dari rumah sakit dibawa mobil ambulans. Hampir seisi rumah tak kuasa manahan tangis menyambut kedatangan almarhum.
Demikian juga suasana di rumah Muhammad Musawi (15). Duka mendalam begitu memayungi rumah tersebut. Kaum ibu yang kebetulan turut menyambut kedatangan almarhum dari rumah sakit, ikut larut dalam kesedihan atas peristiwa dialami kedua sahabat karib itu.
Mahya dan Musawi pada Sabtu pagi (29/9), masih bisa senyum. Namun, hanya berselang beberapa jam, keduanya sudah terbujur kaku. Jodoh, rezeki, dan maut hanya Allah swt yang tahu.
Ceria dirasakan keluarga Mahya dan Musawi telah berubah menjadi duka mendalam. “Inda bisa ho manolongi au baya be tu saba amang,” ujar ibu Mahya. Sejumlah keluarga dekat berusaha menenangkan istri Irwan Saleh, agar sabar menerima musibah yang dihadapi.
Mahya dan Musawi tenggelam di kolam miliki PT.SMGP di Desa Sibangor Jae, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumut pada Sabtu pagi (29/9). Sekitar lima jam kemudian, polisi, Satpol PP, dan warga berhasil mengevakuasi jenazah Mahya dalam kolam milik perusahaan pengeboran panas bumi tersebut.
Tak lama kemudian, menyusul Musawi ditemukan, juga dalam keadaan meninggal. Polisi bersama petugas puskemas membawa kedua jenazah ke RSUD Panyabungan untuk di-visum et repertum.
Siapa sangka, persahabatan yang kental di antara Mahya dan Musawi bukan hanya dikala mereka masih sehat. Ketika sudah meninggal pun, seolah mereka tak terpisahkan. Apakah ini kebetulan, atau memang mereka “sejalan” yang sama?
Warga Desa Sibanggor Jae sudah sangat kenal terhadap kedua santri kelas tiga di Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Panyabungan, Madina ini. Sejak kecil, kedua remaja ini sangat akrab. Main, sekolah, dan ke sawah hampir selalu bersama. “Dimana ada Mahya, di situ ada Musawi,” kata seorang warga.
Mahya dan Musawi lulus dari SD Negeri 167 Sibanggor Jae pada tahun ajaran 2014/2015. Keakraban yang terjalin di antara kedua remaja sejak kecil membuat mereka sepakat sama-sama melanjutkan pendidikan di Pesantren Musthafawiyah Purba Baru.
Selama tiga tahun di pesantren itu, mereka selalu berangkat dan pulang sama-sama. Ketika sedang bermain di kampung pun, keduanya hampir selalu bersama.
“Sejak di sekolah dasar, mereka selalu akrab, dan secara kebetulan rumah mereka berdekatan,” kata seorang guru SD Negeri 167 Sibanggor Jae.
Bak seiya sekata, keduanya pun sama-sama suka membantu ibu mereka di sawah. Karena itu, Asrod dan Ardina, orang tua Musawi merasa sangat kehilangan putra mereka tersebut.
Ketika musibah ini terjadi pun mereka seakan tidak mau berpisah. Jika diurut kejadian awal peristiwa yang menyebabkan mereka meninggal, menurut warga keduanya ke kolam untuk mengisi waktu sebelum berangkat ke sekolah.
Pada saat mereka asik bermain, diduga Musawi tergencir ke kolam. Melihat sahabatnya megap-megap di kolam, Mahya buka peci putih dan sendal, lalu berusaha turun ke air.
Malang, karpet plastik yang mereka injak begitu licin sehingga tidak ada pegangan untuk naik. Akhirnya mereka pun tak kuasa bertahan, dan sekitar enam jam kemudian ditemukan sudah tak bernyawa.
Petugas yang melakukan pencarian terlebih dulu menemukan jenazah Mahya, yaitu sekitar pukul 14.35. Polisi dan petugas puskesmas membawa korban ke rumah sakit.
Sekitar setengah jam setelah mobil ambulans membawa Mahya berangkat ke rumah sakit, petugas pun berhasil menemukan jenazah Musawi.
Di rumah sakit pun demikian. Tak lama setelah jenazah Mahya berbaring di IGD (Instalasi Gawat Darurat), ambulans yang membawa jenazah Musawi pun tiba di RSUD Panyabungan. Tampak petugas sama-sama melakukan tindakan medis terhadap kedua korban.
Selanjutnya, pukul 16.55 mobil ambulans yang membawa kedua jenazah juga iring-iringan dari rumah sakit menuju rumah duka di Desa Sibanggor Jae.
Persahabat yang seolah tak terpisahkan di antara Mahya dan Musawi. Selamat jalan santri Musthafawiyah Purba Baru, semoga khusnul khotimah, dan keluarga yang ditinggal diberi kesabaran serta ketabahan….(tim-01)