BERITAHUta.com—Lagi, banjir dan longsor mengepung Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, sejak Rabu sore (7/11). Peristiwa kali ini tergolong dahsyat. Puluhan rumah dikabarkan hanyut, bahkan jalinsum di Kecamatan Kotanopan untuk sementara lumpuh.
Jalinsum (jalan lintas Sumatera) yang putus berada di Desa Lumban Pasir, Kotanopan, Mandaling Natal (Madina).Seluruh material badan jalan sepanjang sekitar 60 meter tergerus, lalu hanyut ke Aek Batang Gadis.
Akibatnya, semua jenis kendaraan dari arah Panyabungan menuju Kotanopan, demikian juga sebaliknya, tidak bisa lewat. Mereka yang tadinya hendak melintas di jalur itu, terpaksa putar arah menuju tempat peristirahatan lebih nyaman.
Sebagian di antaranya terpaksa membatalkan perjalanan dan kembali ke rumah masing-masing. “Entah kapan bisa lewat melalui jalur ini. Perlu waktu untuk memperbaikinya,” kata Wahyu, warga Kotanopan, Madina.
Jalinsum menuju pantai barat, yaitu arah kecamatan: Batang Natal, Lingga Bayu, Batahan, Natal, dan lainnya juga putus akibat longsor serta banjir di sejumlah titik. Hujan yang masih turun sepanjang malam membuat upaya pembersihan tanah di badan jalan terpaksa ditunda.
Luapan banjir dan longsor kali ini tergolong parah, dan hampir merata di semua kecamatan. Sepanjang malam hingga pagi ini, media medsos ramai membicarakan peristiwa ini.
“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Dengan musibah yang beruntun ini, marilah kita bermuhasabah dan semakin mendekatkan diri kepada-Nya, sembari menseriusi upaya pencegahan banjir pada masa-masa mendatang,” tulis As Imran Khaitamy, anggota DPRD Madina, dalam akun facebooknya. .
Warga yang berada atau dekat lokasi- bencana alam, longsor dan banjir, dipastikan pada Rabu malam tidak bisa tidur disebabkan masih trauma terhadap kejadian di Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Madina.
Untuk mengantisipasi jatuhnya korban jiwa, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Madina telah mengungsikan sebagian penduduk yang terkena banjir ke Gedung Serba Guna (GSG), Parbangunan, Panyabungan.
Masyarakat yang tinggal di bantaran Aek Mata, Panyabungan, Mandaling Natal (Madina) sudah siaga sejak Rabu jelang magrib. Sebagian di antara mereka mengemas barang-barang berharga di dalam rumah untuk mengantispasi jika sewaktu-waktu luapan sungai membahayakan.
Bahkan, masih banyak warga sampai Kamis dinihari belum berani masuk rumah. Suasana semakin mencekam setelah aliran listrik padam sekitar pukul 21.30.
Rasa khawatir warga dipicu banjir dan longsor yang terjadi di Desa Muara Saladi, Kecamatan Ulu Pungkut, Madina, belum lama ini. Dalam peristiwa ini belasan pelajar madrasah tewas dihantam derasanya luapan banjir bandang.
Syaefulloh, warga Banjarsibaguri, Madina menyebutkan, biasanya masyarakat tidak terlalu khawatir jika Aek Mata meluap karena hal ini sudah biasa sejak dulu.
Namun, kejadian di Muara Saladi ternyata masih mengiang di telinga warga, sehinga kewaspadaan makin ditingkatkan. “Malam ini warga sudah dihimbau untuk terus berjaga-jaga sembari memantau ketinggian debit air,” ujar Syaefullah.
Bahkan, sekitar pukul 23.00, terdengar pengumuman melalui pengeras suara Masjid Taqwa, Pasar Panyabungan supaya warga terus berjaga-jaga di sekitar DAS untuk melihat kondisi luapan air.
Banjir bandang di Simpang Gambir, Kecamatan Lingga Bayu, Madina merendam sebagian besar permikiman penduduk. Luapan debit air Aek Batang Natal sampai melewati jembatan arah Manisak.
Perkantoran dan toko-toko di seputaran Pasar Simpang Gambir hampir terendam, termasuk kantor Bank Sumut. “Banjir kali ini tergolong besar. Jarang terjadi seperti ini,” kata Ahmad Yahya, warga setempat. (tim-01)