BERBAGI
PROTES PRESIDEN--Buntut postingan Presiden Joko Widodo melalui akun facebooknya, sejumlah warga Mandailing melakukan protes dengan membentangkan spanduk panjang bertuliskan, "Tuan Presiden, Mandailing Bukan Batak," di sekitar Istana Presiden dan lapangan Monas, Jakarta, pada Selasa (19/3).

BERITAHUta.com— Pernyataan Presiden RI Joko Widodo melalui akun resmi facebook– nya yang menyebutkan “Batak Mandailing” berbuntut.  Sejumlah warga Mandailing yang ada di Jakarta menyampaikan protes, termasuk melakukan aksi pemasangan spanduk di sekitar Istana Presiden dan lapangan monas, pada Selasa (19/3).

Foto beberapa anak muda yang sedang membentang spanduk panjang bertuliskan, “Tuan Presiden, Mandailing Bukan Batak,”  itu sekarang sedang ramai dibicarakan di media sosial yang dihuni kalangan orang Mandailing.

Berbagai komentar pengguna WhatsApp, FB dan lainnya muncul. Mereka umumnya menyatakan kecewa atas pernyataan Jokowi. “Semoga kejadian ini meningkatkan rasa kekerabatan dan kekompakan kita orang Mandailing dimana pun berada,” kata Arsyad Lubis melalui grup WhatsApp Mandailing Godang.

“Kami ingin menegaskan kepada dunia berdasarkan sejarah Mandailing adalah suku yang mandiri dan tidak ada sangkut-pautnya dengan batak. Kami protes keras pernyataan presiden melalui halaman facebook-nya. Tidak pernah ada istilah “Batak Mandailing”, yang benar adalah Mandailing,  tanpa embel-embel suku apa pun,”  ujar Khoirur Rijal Nasution, koordinator aksi.

BERITA TERKAIT  FPI Madina Himbau Umat Muslim Salat Gaib untuk Almarhum Ustad Arifin Ilham

Mewakili teman-temannya, putra Hutabargot, Madina,  yang juga alumni Universitas Bung Karno Jakarta ini,  meminta presiden hati-hati dalam pengelolaan akun resmi pemerintah. Apalagi menyangkut keberadaan suku-suku yang ada di Sumut dengan label batak.

Sebab hal ini berpotensi menyulut keresahan dan amarah publik dan terkesan tidak menghargai  eksistensi kemajemukan suku-suku yang ada di Sumut. “Ini bagian dari awal aksi kami sampai Pak Presiden mengoreksi  postingannya,” katanya.

Ungkapan protes tersebut berawal dari pernyataan Jokowi melalaui akun resmi facebook-nya diposting pada Minggu (17/3-2019), pukul 09.17, saat ia melakukan kunjungan kerja di beberapa tempat di Sumut.

Berikut postingan Jokowi melalui fb tersebut,  “Saya dan ibu negara menghadiri pagelaran budaya lintas etnis Provinsi Sumatera Utara di Stadion Teladan, Kota Medan, Sabtu kemarin. Kami mengenakan pakaian adat Melayu.

BERITA TERKAIT  Jenderal Abdul Haris Nasution Dibentuk oleh “Aroma” Kampung Hutapungkut

Sumatera Utara ini miniaturnya Indonesia. Di dalamnya ada berbagai suku, dari Batak Karo, Batak Mandailing, Batak Pakpak, Batak Simalungun, Batak Toba, Melayu, Nias, hingga etnis India dan Tionghoa. Agamanya pun berbeda-beda: Islam, Katolik, Hindu,Budha, dan Konghucu.

Meski begitu majemuk, dalam sejarahnya tak ada perpecahan mau pun pertikaian di Sumatra karena perbedaan itu,

Horas, majuah-juah. Juah-juah. Ya ahowu.”

Selain redaksional di atas, Jokowi juga menyertakan sebuah foto sedang di atas panggung mengenakan pakaian adat melayu sembari menyalami sejumlah massa.

Sementara itu, berdasarkan informasi yang didapat Beritahuta.com, aksi protes ini akan meluas jika presiden tidak cepat mengoreksi pernyataannya. Sejumlah masyarakat Mandailing di sejumlah daerah sedang menggalang dana untuk membuat spanduk protes. Bahkan, perantau Mandailing yang di luar negeri juga tidak mau ketinggalan. (*)

Peliput: tim

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI

2 KOMENTAR

  1. Mohon maaf sama saudara2 Mandailing, kalau memang bukan Batak buang itu margamu , bukan batak masih pakai Harahap , Lubis, Nasution dan lainnya, berarti batak jangan munafiklah buang margamu, Bangso Batak yg punya marga Batak dan dalihan natolu, antara lain Dongan tubu, hula2 dan boru.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here