BERITAHUta.com—Pucuk rotan yang biasa disebut pusuk ni otang (pakkat) menjadi salah satu makanan khas bulan puasa yang diburu masyarakat Panyabungan, Mandailing Natal, Sumut pada hari pertama Ramadan, Senin (6/5).
Banyak di antara warga tidak jadi belanja pusuk ni otang gegara tidak sabar menunggu akibat antrean pembeli sangat panjang. Seorang lelaki yang hendak beli pucuk rotan sebanyak 10 batang pada seorang pedagang di Pasar Lama, Panyabungan, akhirnya kecewa karena si penjual seolah tak memperdulikannya.
“Ah, keta e. Ipardulion ia suada ita (Ah, ayo pergi. Kita enggak diperdulikan,” kata lelaki berkaos putih itu kepada anaknya. Padahal si penjual bingung, sebab semua yang mau belanja minta didahulukan.
Sebenarnya lelaki itu mungkin bukan tak sabar menunggu, tetapi disebabkan azan magrib sebentar lagi berkumandang. “Bisa saja, rumah dia jauh,” komentar Saimah (34), pembeli lainnya yang sedang antre.
Di Pasar Lama Panyabungan ada dua pedagang pusuk ni otang. Dagangan mereka laris-manis. Jika hendak beli mesti sabar, disebabkan harus antre.
Mereka mulai buka dagangan sekitar pukul 15.00. Setiap pedagang membawa stok sekitar 300 batang. Harga yang ditawarkan bervariasi, tergantung besarnya batang pusuk ni otang tersebut, mulai dari tiga batang Rp10.000,-, ada juga Rp5.000,-/batang atau Rp7.500,-/batang.
Hal serupa juga terjadi di Pasar Baru, Panyabungan. Banyak warga berburu menu lalapan khas bulan puasa ini karena diyakini makanan tersebut bisa menambah nafsu makan. Apalagi pada saat melahapnya sembari dicocol pakai lasiak bawang (cabe giling diberi irisan bawang merah dan kecap asin-red).
Sebenarnya dalam beberapa tahun terakhir ini setiap Kamis sudah ada jualan pusuk ni otang di Pasar Baru, tepatnya di pintu masuk pasar—tak jauh dari tempat dagang buah. Karena sejak dulu makanan ini identik sebagai menu bulan puasa, sebagian masyarakat Madina merasa kurang pas berbuka puasa jika tidak ada pakkat.
Selain pusuk ni otang, makanan khas yang menjadi incaran masyarakat pada hari pertama puasa adalah toge Panyabungan dan onde-onde. Baik di Pasar Baru atau Pasar Lama, pada jelang pukul 18.00, stok toge milik para dagangan sudah habis terjual. “Alhamdulillah, habis,” kata seorang pedagang di Pasar Lama. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang