BERBAGI
MASUK MADINA--Salah satu kendaraan pemudik dari Pulau Jawa memasuki wilayah Madina pada, Selasa siang (26/4-2022). (foto: akhir matondang)

PEMUDIK dari Pulau Jawa menuju daerah Mandailing Natal (Madina), Sumut pada Lebaran 2022 dipastikan bakal ramai. Buktinya, dalam beberapa hari terakhir banyak kendaraan bernomor polisi Jakarta dan sekitarnya sudah masuk kabupaten ini.

Informasi didapat media ini, masih banyak perantau Madina sedang dan akan melakukan perjalanan mudik pasca H-7 Idul Fitri 1443 H.

Sebagian di antara mereka sempat terjebak antrean saat hendak masuk kapal di Pelabuhan Merak. Itu hal biasa, bahkan diperkirakan makin dekat hari-H, antrean makin panjang.

Jangan lupa, selain di Merak, masih ada sejumlah titik jalan lintas timur (Jalintim) rawan terjadi macet. Antara lain disebabkan tingginya volume kendaraan arus mudik.

Sebut saja, jalintim Palembang (Sumsel)-Tempino (Jambi). Jalur ini sekarang menjadi primadona setelah tol Bakauheni-Palembang beroperasi sekitar tiga tahun terakhir. Karena pengendara bisa masuk tol sejak Pelabuhan Bakauheni hingga Kota Palembang, sepanjang sekitar 330 km.

Sebenarnya kemacetan sudah mulai terasa ketika keluar tol dan melintas di jalan lingkar Kota Palembang. Dari gerbang tol Palembang menuju by pass Palembang, belum tentu bisa dilalui dua jam perjalanan.

Jika melalui jalintim, setelah Tempino, jalur menuju Madina melalui: Bajubang, Muara Bulian, Sungai Bengkal, Muara Tembesi, Tebo dan Jalinteng (jalan lintas tengah): Muara Bungo.

Dari Muara Bungo lalu menuju Sungai Rumbai, Darmasraya, Pulau Punjung, Solok, Padang Panjang, Bukit Tinggi, Lubuk Sikaping dan Muarasipongi (Madina).

Sementara jalur lama yang menjadi primadona sebelum ada tol Bakauheni-Palembang adalah Jalinteng: Bakauheni, Bandarlampung, Kotabumi, Bukit Kemuning, Blambangan Umpu, Martapura, Baturaja, Tanjung Enim, Muara Enim, Lahat, Tebingg Tinggi, Lubuk Linggau, Sarolangun, Bangko dan Muara Bungo.

Jalur tersebut sekarang termasuk sepi, karena kendaraan barang juga enggan lewat sini antara lain karena banyak jurang, tanjakan, tikungan tajam dan dianggap kurang “bersahabat”.

Mobil pemudik melintas di wilayah Kecamatan Kotanopan, Madina pada Selasa siang (26/4-2022). (foto: akhir matondang)

Namun dalam di saat-saat puncak arus pulang kampung (pulkam) seperti sekarang, pemudik menuju Madina dan sekitarnya harus pandai mencari jalur aman, cepat dan efisien.

Sekadar gambaran, pada hari-hari biasa saja, jalur Palembang-Tempino selalu padat. Tiada hari tanpa macet, baik siang atau malam.

BERITA TERKAIT  Ada Upaya Hilangkan Kiprah AH. Nasution dalam Sejarah Perjuangan Bangsa

Itulah gambaran Jalintim ini. Selain kondisi jalan sempit dan agak rusak, jalur ini banyak dilalui kendaraan barang ukuran besar. Mereka kerap iring-iringan sehingga sulit dilalui kendaraan pribadi.

Hal itu diperburuk lagi banyak warga menggunakan jalan sepanjang sekitar 280 km ini untuk aktivitas sehari-hari. Pokoknya, pada hari-hari biasa saja jalur ini sangat padat, apalagi saat arus mudik seperti sekarang.

Lalu bagaimana solusinya jika ingin menghindar dari jalur Palembang-Tempino, yang selama ini menjadi jalur langganan kami setiap hendak menuju Lampung, atau sebaliknya: Lampung-Madina.

Berikut sekadar berbagi pengalaman kami, siapa tahu bisa menjadi alternatif pilihan anda jika ingin perjalanan mudik terhindar dari macet. Selain aman, lancar, juga lebih irit, baik BBM (bahan bakar minyak), juga biaya tol.

Banyak bis antar kota antar provinsi (AKAP) sekarang memilih jalur melalui Prabumulih-gerbang tol Kayu Agung untuk menuju Pulau Jawa, seperti ALS, NPM, Famili Raya Ceria, Medan Jaya, Transport, ANS dan lainnya.

Mereka tidak lagi melewati: Baturaja, Martapura, Blambangan Umpu, Bukit Kemuning dan Kotabumi. Melainkan memilih masuk tol dari Kayu Agung menuju Pelabuhan Bakauheni.

Saya baru saja melintasi jalur ini pada, Jumat (22/4-2022), dalam perjalanan Madina-Bandarlampung (Lampung).

Lalu, pada H-7, Senin (25/4-2022),  jalur ini kembali kami lalui saat hendak menuju Madina. Hasilnya, aman, lancar, dan efisien.

Jalur tersebut adalah melalui Kota Prabumulih, Sumsel. Jika dari arah Pelabuhan Bakahuheni, maka anda keluar tol di gerbang: Kayu Agung atau Kramasan.

Jika keluar di gerbang Kayu Agung, harus melanjutkan perjalanan jalan biasa arah Palembang menuju simpang jalur Kota Prabumulih sekitar 30 km—tak jauh dari terminal Indralaya. Simpang arah Kota Prabumulih ada di Indralaya.

Sedangkan jika keluar di gerbang Kramasan, anda harus balik arah menuju Lampung lewat jalan biasa sepanjang sekitar 25 km supaya tiba di simpang menuju Kota Prabumulih.

BERITA TERKAIT  FPI Madina Himbau Umat Muslim Salat Gaib untuk Almarhum Ustad Arifin Ilham

Simpangnya, sangat mudah dilihat. Ada patung di sudut simpang tiga. Ada juga sejumlah petunjuk jalan. Atau bisa ditanya kepada warga sekitar.

Jika anda sudah masuk jalur arah Kota Prabumulih, tinggal lurus saja ikuti jalan utama. Sepanjang jalan menuju Kota Prabumulih, juga banyak petunjuk jalan.

Jangan kaget, setelah keluar dari Indralaya menuju Kota Prabumulih, anda melewati  Kecamatan Gelumbang, Kabupaten Muara Enim. Pas di Kota Prabumulih ada bundaran, ambil jalur belok kiri (kalau lurus arah pusat kota), setelah itu ikuti jalan utama.

Setelah melawati Kota Prabumulih, kembali melintas di wilayah Kabupaten Muara Enim, sampai akhirnya masuk Kota Muara Enim. Selama perjalanan Prabumulih-Muara Enim, melewati kecamatan: Prabumulih Timur, Prabumilih Barat, Rambang Niru, Belimbing, dan Megang.

Desa yang dilalui antara lain: Tebat Agung, Belimbing Jaya, Tanjung Terang, dan Peninggiran.

Jalur Indralaya-Muara Enim ini sepanjang sekitar 180 km. Jalan mulus, dan lebar. Pada H-7, kami melitas di jalur Kota Prabumulih-Muara Enim sekitar pukul 01.00, dan tiba di Muara Enim—kecepatan sedang dan sempat istirahat makan sahur—sekitar pukul 04.00.

Sebelumnya pada, Jumat (22/4-2022), kami melewati jalur ini pada siang hari. Kalau siang, tentu di jalan agak ramai karena ada aktivitas warga. Ada pasar juga mesti dilewati.

Soal keamanan, menurut saya tidak mengkhawatirkan karena selalu ada kendaraan melintas, termasuk bis AKAP. Tidak ada kemacetan sama sekali, meskipun melintas sekitar enam rel kereta api (KA).

Setelah di Muara Enim, perjalanan dilanjutkan di jalur tengah yang selama ini sudah kita kenal, yaitu: Muara Enim, Lahat, Tebing Tinggi, Lubuk Linggau, Sarolangun, Bangko, dan Muara Bungo.

Sama dengan jalur Indralaya-Prabumulih-Muara Enim, jalur Muara Enim-Muara Bungo juga bukan hanya lebar, tetapi mulus. Nyaris tak ada yang rusak, bahkan sebagian di antaranya lebih bagus dibanding jalan tol.

Jika tak ingin macet di Palembang-Tempino, jalur ini bisa jadi alternatif.

Selamat berkumpul dengan keluarga, ingat keselamatan perjalanan tetap diutamakan…

(akhiruddin matondang)

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here