HATI Amnasari Siregar, kepala Sekolah Dasar Negeri (SDN) 030 Lumban Dolok, Kecamatan Siabu, Mandailing Natal (Madina), Sumut sedang berbunga-bunga. Itu lantaran, belum lama ini, sekolah yang dipimpinnya mendapat bantuan dari Komjen. Pol. (Purn.) Drs. H. Saud Usman Nasution, S.H., M.H., M.M.
Bantuan tak terduga itu lumayan besar, Rp32 juta. Tentu saja uang tersebut bukan untuk dihamburkan, melainkan untuk membeli alat-alat kesenian nasyid berikut seragamnya dan menambah perlengkapan drum-band SDN 030 Lumban Dolok.
Rezeki didapat sekolah itu tentu saja menimbulkan tanda tanya bagi sejumlah kepala sekolah, guru, dan wali murid SD di seputaran Siabu. Mereka tidak iri, juga bukan tidak senang. Hanya saja agak penasaran kenapa sang jenderal cuma memberi bantuan terhadap SDN 030 Lumban Dolok.
Apalagi alumni Akpol (1981) yang sebelum pensiun menjabat kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), itu bukanlah alumni SDN 030 Lumban Dolok.
“Tidak pernah minta. Tetapi kami ditawari keperluan apa yang dibutuhkan untuk menunjang aktivitas di sekolah. Inilah yang namanya rezeki,” kata Amnasari sembari mengumbar senyum kepada Beritahuta pada, Kamis (2/11/2023).
Lalu, dia bercerita ihwal bantuan yang didapat dari Saud Usman. Bulan lalu, SDN 030 Lumban Dolok mengadakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad Saw di Masjid Al-Muttaqin yang berada di desa setempat.
Pada kesempatan itu, murid-murid sekolah menampilkan berbagai kesenian islami. Penampilan mereka memang ciamik. Itulah mungkin yang membuat jenderal senang dan tergugah memberikan bantuan agar anak-anak makin giat belajar, termasuk bidang seni dan budaya.
Secara kebetulan mantan kepala Polda Sumsel (Sumatera Selatan), itu datang ke masjid karena sedang pulang kampung. Saud Usman adalah putra asli Lumban Dolok. Ia pun duduk mengikuti rangkaian kegiatan di Masjid Al-Muttaqin.
Meskipun tidak direncanakan, Amnasari berinisiatif merubah susunan acara dengan memberikan kesempatan kepada Saud Usman menyampaikan sambutan. Gayung bersambut, sang purnawirawan jenderal bintang tiga tak mengelak.
Di sela-sela memberi sambutan, dia menanyakan kepada kepala SDN 030 Lumban Dolok apa saja keperluan mendesak untuk mendukung aktivitas anak didik sekolah tersebut. “Kalau ada yang perlu dibantu, tolong dibuatkan proposalnya ya bu,” demikian kira-kira ucap alumni SMA Negeri 2 Padang Sidempuan.
Besok harinya, salah saorang pihak keluarga Saud Usman mendatangi SDN 030 Lumban Dolok mengambil proposal tersebut. “Kebetulan hari itu juga langsung kami siapkan. Itulah cerita awalnya. Insyaallah bantuan alat-alat kesenian yang diberikan Pak Jenderal kami pergunakan sebaik-baiknya,” kata Amnasari.
Informasi yang didapat media ini menyebutkan, bukan hanya membantu alat kesenian senilai Rp32 juta, tetapi sejak moment maulid tersebut Saud Usman juga memberikan honor terhadap empat ustad masjid. Syaratnya, mereka secara bergantian memberikan tausiah di Masjid Al-Muttaqin setiap habis salat subuh.
Soal tausiah ini juga sesuai permintaan Amnasari kepada Saud Usman. Sebab, usai anak-anak SD salat subuh di masjid setiap hari Minggu, mereka tidak bisa mengisi lembaran aktivitas siraman rohani lantaran tidak ada kegiatan itu di masjid Lumban Dolok.
“Alhamdulillah, sekarang tausiah di masjid itu dilakukan saban hari setelah salat subuh. Mudah-mudahan berkelanjutan” harap Amnasari.
Seperti diketahui, bantuan Saud Usman kepada SDN 030 Lumban Dolok diserahkan secara langsung kepada Amnasari selaku pihak sekolah pada, Minggu (29/10/2023).
Turut menyaksikan prosesi penyerahan bantuan yang berlangsung di halaman sekolah antara lain camat Siabu, korwil IV Siabu, kepala Desa Lumban Dolok, para tokoh-tokoh masyarakat desa itu, guru-guru dan murid.
Usai menyerahkan bantuan uang Rp32 juta, Saud Usman memberikan motivasi terhadap para pelajar. Ia menyebutkan, saat masih duduk di bangku SD ia sudah diajarkan kerja keras dan mandiri.
“Ketika kelas empat SD, setiap hari Sabtu pagi saya harus mendorong gerobak sayuran umak yang hendak dagang di pasar,” ujarnya memulai cerita masa lalu.
Bahkan, lanjutnya, setiap Rabu, pagi dan sore, dia juga mencari tambahan uang jajan menjadi kuli mendorong gerobak barang dagangan warga yang hendak dagang di Pasar Sinonoan.
Jenderal mengatakan keadaan kala itu tak seenak masa sekarang. Misalnya, ia baru merasakan pakai sepatu ke sekolah setelah kelas dua SMP. Padahal, saat itu ayahnya, H. Ali Usman Nasution, menjabat kepala SDN 028 Lumban Dolok. Gaji seorang guru pada era itu sangatlah tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Karena tidak sanggup beli sepatu, saya selalu pakai sendal ke sekolah. Baru memasuki kelas dua, mulai pakai sepatu,” sebutnya.
Menurut Saud Usman, kemiskinan bukanlah menjadi penghalang bagi seseorang untuk bercita-cita tinggi. Kuncinya tetap belajar dan berdoa kepada Tuhan Yangmaha Esa.
Kegiatan di halaman SDN 030 Lumban Dolok dimulai pukul 06.45, usai para pelajar dan guru-guru melaksanakan salat berjamaah dan mendengarkan tausiah di masjid.
Setelah penyerahan bantuan, pihak sekolah menyuguhkan sarapan berupa sate padang, goreng pisang, berikut kotan yang ditaburi kelapa parut .
Kotan merupakan salah satu kuliner khas Mandailing. Terbuat dari nasi ketan atau danon sipulut dicampur kelapa parut. Pada masa dulu, hampir semua lopo Mandailing menyajikan makanan ini pada pagi hari sebagai menu sarapan. Makin nikmat jika dicampur goreng pisang: sitabar atau sililit.
Kotan juga nikmat jika disantap bareng durian. Sayang, Pak Jenderal belum bisa disuguhi tarutung durian lantaran di Lumban Dolok baru musim buah ini sekitar Januari-Februari 2024 nanti…(*)
Akhir Matondang