BERBAGI
Panitia seminar, Al Hasan Nasution memberikan cendra mata kepada Askolani Nasution. Sebelumnya, hatobangan Ikanas Sumut H. Pandapotan Nasution, SH., juga menyerahkan kenang-kenangan kepada Ichwan Azhari.

BERITAHUta.com—Tidak bisa dipungkiri ada upaya hilangkan jejak Jenderal Besar Dr. Abdul Haris Nasution dari perjalanan sejarah perjuangan bangsa. Kebanyakan masyarakat mengenal sang pahlawan nasional ini hanya dari peristiwa G30S/PKI.

Padahal AH. Nasution terlibat langsung dalam beberapa peristiwa  besar sejarah perjuangan bangsa melawan penjajah. Antara lain, pemberotakan PKI di Madiun (1948), perjanjian Renville (1948), dan peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) pada tahun 1946.

“Ketika terjadi peristiwa BLA, saat itu Pak Nas menjabat sebagai pangdam di sana. Jelas beliau terlibat langsung dalam mengatur strategi melawan penjajah,” kata Dr. Phil. Ichwan Azhari, Ms.,  sejarawan Unimed Medan pada seminar nasional bertema: Nilai-Nilai Perjuangan Abdul Haris Nasution, yang digelar di Gedung Serba Guna (GSG), Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal, Sumut, Kamis (13/12).

Kegiatan yang diselenggarakan Ikanas (Ikatan Keluarga Nasution) Sumut itu dalam rangka “Memperingati Satu Abad Jenderal Besar Dr. Abdul Haris Nasution”. Selain seminar, juga diadakan Maulid Nabi Muhammad SAW., dan pemberian santunan terhadap anak yatim.

Menurut Ichwan, lewat kegiatan seperti seminar ini, generasi muda perlu diberitahu peran AH. Nasution secara utuh dalam perjuangan bangsa. “Para pelajar juga biasanya lebih ingat Ade Irma Suryani daripada bapaknya. Padahal pada peristiwa G30S/PKI, Pak Nas jadi target utama karena dia ahli strategi. Disegani, dan ditakuti penjajah,” katanya.

BERITA TERKAIT  Empati untuk Korban Banjir Muara Saladi Datang dari Berbagai Penjuru Negeri

Sebenarnya, kata dia,  “Jika kita mengunjungi museum AH. Nasution di Jakarta, di sana tampak jelas derap langkah sejarah perjuangan Pak Nas.  Museum itu adalah bekas rumah pribadi. Sangat megah dan bagus, tetapi sayang, pengunjungnya agak sepi.”

Untuk merangsang pelajar mengetahui kiprah AH. Nasution, kata Ichwan, perlu sering diadakan lomba menulis artikel tentang peran sang jenderal besar dalam perjuangan bangsa.

“Kita tidak perlu buka buku, semua ada di gadget. Pada tahun 1970-an, strategi Pak Nas-lah yang dipakai Vietnam ketika perang melawan Perancis,” ujar sejarawan itu.

Dibanding Pemprov Sumut, pihak Pemprov Sumatera Barat lebih peduli terhadap tokoh-tokoh pejuang daerahnya. Di sana ada Museum Muhammad Hatta, dan lain sebagainya.

Karena itu, Ichwan berharap rumah tinggal keluarga AH. Nasution di Hutapungkut, Kecamatan Kotanopan, Madina perlu dipugar dan dijadikan museum kecil. “Jika kita tidak berbuat dari sekarang, tidak menutup kemungkinan pada masa mendatang generasi muda tidak paham kiprah Pak Nas dalam sejarah perjuangan bangsa,” katanya.

Askolani Nasution, sejarawan dan pemerhati budaya Mandailing, mengatakan ada banyak sisi dalam figur AH. Nasution, salah satunya sisi kebudayaan. “Terutama simpul-simpul berkaitan dengan riwayat pertumbuhan pemikiran, sikap dan perjuangannya,” katanya. (Baca juga: Jenderal Abdul Haris Nasution Dibentuk oleh “Aroma” Kampung Hutapungkut)

BERITA TERKAIT  PWI Terbaik di antara 26 Penyelenggara Uji Kompetensi Wartawan Lain

Karena itu, jelasnya, Pak Nas (panggilan akrab AH. Nasution) menjadi satu karakter utuh dalam persepsi publik sekarang. “Tentu kita kaitkan dengan masa kecil beliau sebelum merantau,” sebutnya.

Sementara itu, Ketua Pepabri Sumut Imran Siregar mengatakan banyak nilai-nilai kepribadian AH.Haris Nasution yang perlu ditauladani, antara lain: tidak pendendam, tidak ambisius, legowo, memiliki semangat juang dan memiliki pandangan hidup kedepan.

“Saya setuju jika bukti sejarah tentang AH. Nasution di Hutapungkut dipugar, termasuk tempatnya bersekolah sebelum merantau,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Bupati Madina Drs. Dahlan Hasan Nasution mengajak para generasi muda mencontoh perjuangan AH. Nasution, dalam kehidupan bernegara, bermasyarakat dan keagamaan.

“Tentu dalam konteks kekinian. Ini tak lain sebagai upaya membentuk generasi yang handal dan memiliki semangat untuk maju agar kita bisa memberi andil dalam mengisi kemerdekaan,” katanya.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Ikanas Sumut Amarullah Nasution,SE.,MBA., menyebutkan kegiatan ini sebagai upaya mengenang  dan menghargai perjuangan AH. Nasution dalam sejarah lahirnya NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). (tim-01)

 

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here