BERITAHUta.com—Kepala Dinas Lingkungan Hidup Mandailing Natal (Madina) Kasmir S.Pd., MM., meminta kesadaran masyarakat Panyabungan dan sekitarnya untuk turut membantu mewujudkan ibu kota kabupaten ini bebas sampah.
“Tanpa dukungan serta kesadaran masyarakat, harapan kita menjadikan Panyabungan bebas sampah pasti sangat sulit. Petugas kebersihan dan masyarakat harus bersinergi,” katanya kepada Beritahuta pada Rabu pagi, (28/7-2021).
Sejak pukul 06.00, Kasmir bersama para petugas kebersihan dan kru armada pengangkut sampah sudah berkumpul di Lapangan “Torjam”, Pidoli, Panyabungan. Sebelum para petugas kebersihan memulai kerja rutinitasnya, kadis tampak memberi pengarahan sekitar 15 menit. Ia didampingi Abdul Kholik Nasution, kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Madina.
Menurut Kasmir, berbagai upaya sudah mereka lakukan agar Panyabungan bebas sampah. Ia mencontohkan, berkali-kali memasang himbauan agar warga membuang sampah di TPS (tempat penampungan sementara) pada waktu yang ditentukan, tetapi bukan hanya himbauan kurang diperhatikan, malah plang atau spanduk himbauannya hilang.
“Inilah dilema yang terjadi selama ini, tingkat kesadaran masyarakat masih kurang. Semestinya, jika kita ingin melihat Panyabungan bersih dari tumpukan sampah, harus saling dukung,” katanya.
Ia mencontohkan, Dinas Lingkungan Hidup Madina sudah berkali-kali mengimbau agar waga menaruh sampah di TPS yang ditentukan mulai pukul 19.00 sampai pukul 07.00. Ada tenggang waktu sekitar 12 jam. Pada kenyataannya setelah petugas armada mengangkut semua sampah di TPS menuju TPA (tempat pembuangan akhir) pada sekitar pukul 07.30, satu per satu warga masih datang mengantar sampah rumah tangganya di TPS tersebut.
Dengan terbatasnya jumlah armada dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Madina, hal tersebut tentu saja menjadi persoalan. Alhasil, pada siang hari di saat—sebenarnya—kota harus tampak bersih, justru sampah di TPS secara perlahan menggunung.
Ia mencohkan di TPS Pasar Jonjong dan simpang Jl. ABRI, Panyabungan. Setelah kru armada mengangkut sampah menuju TPA, hanya berselang sekitar sejam, TPS itu kembali dipenuhi sampah.
“Sekarang kita cari solusi jangka pendek, setelah sampah diangkut, beberapa petugas tetap berada di TPS menunggu hingga siang, sehingga tidak ada sampai susulan berserakan dan secepatnya diangkut lagi oleh armada penyisir. Tapi, masak begini terus.Intinya, perlu dukungan masyarakat,” kata Kasmir usai memberi arahan terhadap petugas di TPS “Tania”, Kayujati, Panyabungan.
Kasmir menyampaikan ucapan terima kasih kepada bupati yang telah membantu mengatasi persoalan utama selama ini, yaitu kekurangan armada pengangkut. “Alhamdulillah, Pak Bupati meminjam empat unit truk miliki Dinas Perdagangan dan Dinas PUPR. Ini sangat membantu kami. Sehingga pada siang hari sudah ada armada tambahan untuk menyisir sampah susulan di TPS-TPS,” sebutnya.
Sebab, kata dia, waktu yang dibutuhkan satu unit armada dari sejak muat, perjalanan menuju TPA, bongkar dan bisa memuat sampah lagi di TPS, setidaknya tiga sampai empat jam.
“Tanpa armada yang cukup, tentu sampah bakal lama menumpuk di TPS. Intinya kesadaran wargalah yang utama. Warga kami himbau untuk buang sampah di TPS pada malam hari sampai pagi,” ujar Kasmir. (*)
Peliput: Tim/Editor: Akhir Matondang