PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Sorotan terhadap Atika Azmi Utammi kian tak terbendung. Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut itu diminta tidak asbun alias asal bunyi jika menyampaikan komentar atau pendapat dihadapan publik.
Hal itu disampaikan Pimpinan Daerah Gerakan Pemuda Islam (PD-GPI) Madina menanggapi pernyataan Atika yang sesumbar hendak menutup aktivitas PT SMGP (Sorik Marapi Geothermal Power).
“Jangan asbun-lah,” kata Hapsin Nasution, ketua Bidang Pertambangan, Energi dan Sumber Daya Mineral PD-GPI Madina, Senin malam (12/9-2022).
Dia menyebutkan, Atika telah coba memainkan akrobat politik yang tidak lucu dan berupaya mencari alasan klasik untuk menutupi lemahnya kinerja Tim Investigasi yang dipimpin.
Bahkan, Hapsin menyebutkan, Atika terkesan sedang mencari panggung untuk mengelabui publik atas lemahnya kinerja Tim Investigasi dalam mengurai secara detail fakta lapangan peristiwa keracunan di PT SMGP yang terjadi pada awal Maret 2022 lalu.
“Wakil Bupati jangan hanya sekadar klaim. Kalau memang Atika pernah mengusulkan penutupan PT SMGP, buktikan dengan surat resmi Pemkab Madina untuk rekomendasi penutupan perusahaan koorporasi asing itu,” ujar Hapsin.
Menurutnya, Atika hanya sekadar halu dan modal kecek-kecek doang. Sehingga apa yang disampaikannya ibarat mimpi di siang bolong. “Tak nyata,” sebut mantan ketua Umum DPP IMMAN (Ikatan Mahasiswa Mandailing Natal).
Jika benar Atika pernah mengusulkan penutupan PT SMGP, kata dia, pihaknya bakal mengejar komitmen dan konsistensi atas pernyataan tersebut dengan surat resmi dari Pemkab Madina.
Malah lebih lucu, ujar Hapsin, Atika menyatakan dulu pernah mengusulkan penutupan PT SMGP. “Lah ini ada apa. Kok dulu. Kalau sekarang kenapa diam. Seharusnya pemimpin itu harus konsisten pada pernyataannya. Jangan hanya dulu saja berkoar-koar, tapi sekarang malah membisu. Wajar saja publik meragukan amanah yang diemban beliau sebagai ketua Tim Investigasi’” tambah mandataris ICMI-Muda (Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia) Madina ini.
Karena itu, pihaknya mendukung wakil bupati segera membuktikan statementnya dengan merekomendasikan penutupan PT SMGP ke pihak Kementrian ESDM dan pihak terkait.
Menurut Hapsin, statement ngawur dan tidak bijak dari Atika sangat riskan menimbulkan persepsi negatif publik. Sehingga wajar saja publik menduga-menduga adanya konspirasi dan “kongkalikong” antara eksekutif dengan managemen PT SMGP. “Apalagi dengan isu yang mencuat dengan besi tua,” katanya.
Ketua Kopma (Korps Mahasiswa) GPI Alfarisi Daulay mendesak wakil bupati Madina segera mempublikasikan hasil kinerja dan temuan Tim Investigasi Pemkab Madina karena sampai detik ini masih terlihat mengambang.
“Masyarakat menunggu hasil Tim Investigasi. Jangan kaburkan substansi dari makna hasil investigasi dengan poin rekomendasi,” katanya.
Masyarakat awam saja, lanjutnya, tahu makna investigasi adalah serangkaian kinerja penyelidikan yang bermuara pada hasil temuan, fakta di lapangan ihwal penyebab kejadian serta langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan.
Lalu, ada rekomendasi untuk perbaikan. “Jangan-jangan Bu Atika tidak mengerti beda hasil investigasi dengan rekomendasi. Ini sangat urgen agar masyarakat paham ihwal keluarnya surat balasan PT SMGP yang dikecam elemen masyarakat Madina.
Menurut Alfarisi, pada awalnya masyarakat mengapresiasi terbentuknya Tim Investigasi, namun melihat kinerja yang tidak maksimal, akhirnya publik meragukan kredibilitas tim tersebut.
Terkait rekomendasi yang disampaikan Atika, GPI melihat sampai hari ini tidak ada jaminan perusahaan bakal konsekuen mengimplemensikannya di lapangan. (*)
Editot: Akhir Matondang