MEDAN, BERITAHUta.com—Budayawan Mandailing Bakhsan Parinduri menyesalkan Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut tidak pernah mengikuti Culture Fest of Nort Sumatra. Terakhir, kegiatan ini diadakan di Medan pada, 6-7 Mei 2024.
“Culture Fest of Nort Sumatra diadakan tiap tahun, tapi saya perhatikan daerah kita, Madina, tidak pernah ikut. Kenapa acara seperti ini pemkab tidak tertarik,” kata Bakhsan Parinduri kepada Beritahuta.com melalui sambungan telpon, Kamis (9/5/2025) pagi.
Padahal, lanjutnya, Madina memiliki aneka kekayaan budaya yang pantas ditampilkan, tak hanya di tingkat regional, bahkan internasional. Salah satunya, gordang sambilan. “Jika kita buka youtube, Mandailing diakui sebagai asal-muasal gordang sambilan.”
Bakhsan Parinduri, yang juga seniman dan sastwaran, ini melihat Pemkab Madina kurang tertarik mengikuti even budaya di tingkat Sumut. Padahal banyak generasi muda dari kabupaten ini dapat mengembangkan bakat seni di daerah lain.
Beberapa daerah yang tampak punya komitmen mengembangkan potensi budaya mereka antara lain Karo, Pakpak, dan Simalungun. “Kampung kita, Mandailing Natal tidak pernah ikut,” ujar budayawan asal Kotanonpan, Madina ini.
Pada kegiatan Culture Fest of Nort Sumatra 2024 yang berlangsung, 6-7 Mei 2024, lalu kolaborasi kesenian tradisional asal Mandailing, yakni: gordang sambilan, gondang dan tor-tor meraih juara I.
Culture Fest of North Sumatra 2024 diselenggarakan Dinas Kebudayaan, Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sumut di halaman UPT Musium Negeri Sumut, Medan.
Grup yang berhasil meraih juara I ini adalah Raptama Entertainment, suatu sanggar seni budaya Mandailing yang berdomisili di Medan. Sanggar ini merupakan binaan Bakhsan Parinduri (Jasinaloan).
Menurut Bakhsan Parinduri, anggota sanggar Raptama Entertainment umumnya para mahasiswa Etnomusikologi Universitas Sumatera Utara (USU) dan FBS UNIMED. Mereka berasal dari berbagai suku dan etnik yang ada di provinsi ini.
Para pemain Raptama Entertainment berlatih secara rutun, terutama pada hari libur. “Sanggar ini sudah ada sejak tahun 2000. Lumayan, jika sedang dapat job, para pegiat mendapat uang saku,” kata budayawan yang juga penulis kamus Bahasa Indonesia-Mandailing.
Selain festival tari dan musik, even ini juga menggelar sejumlah kegiatan seni budaya. Di antaranya, Pameran Warisan Budaya Tak Benda (WBTB), Pameran Karya Seni, Fashion Show Wastra Sumut, Nobar Pemutaran Film, Pementasan Teater, Musik Band, atraksi kesenian lainnya. Termasuk juga kuliner.
Festival Budaya Sumatra Utara 2024, selain bertujuan positif dalam upaya pelestarian nilai-nilai seni budaya, juga merupakan sarana sangat penting untuk memperkenalkan sekaligus memajukan sektor budaya, pariwisata dan ekonomi kreatif di Sumut.(*)
Editor: Akhir Matondang