BERBAGI
BERI ARAHAN—Kasmir memberi pengarahan kepada petugas pengangkut sampah di TPS “Tania”, Kayujati, Panyabungan, Madina, belum lama ini. foto: akhir matondang

MASALAH sampah di Mandailing Natal (Madina), Sumut sejak lama selalu jadi sorotan masyarakat. Dinas Lingkungan Hidup Madina, selaku pihak yang diberi tugas menyelesaikan persoalan  ini bukan tidak bisa bekerja. Bukan juga lantaran mereka tak mampu.

Tetapi dihadapkan pada berbagai persoalan mendasar yang sebenarnya menjadi penentu keberhasilan  dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) instansi tersebut.

“Ini bukan mengeluh. Tapi bicara kondisi nyata yang kami alami,” kata Kasmir, S.Pd., MM., kepala Dinas Lingkungan Hidup Madina kepada Beritahuta, belum lama ini.

Ia mencontohkan kekurangan armada truk pengangkut sampah. Sejak H.M. Ja’far Sukhairi dan Atika Azmi Utammi Nasution menjabat bupati dan wakil bupati Madina, persoalan ini sedikit teratasi.

“Pak Bupati dan Ibu Wakil Bupati mengajak Dinas Lingkungan Hidup duduk bersama dengan berbagai satker di lingkungan pemkab. Mudah-mudahan pertemuan itu menghasilkan solusi jangka pendek,” katanya didampingi Abdul Kholik Nasution, kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup Madina.

Solusi yang dimaksud adalah, untuk sementara, bupati meminjam empat truk dari satker lain. Yaitu, milik Dinas Perindustrian dan Perdagangan satu unit, Dinas PUPR (2 unit), dan Dinas Perumahan dan Permukiman (1 unit). “Terus terang ini sangat membantu kami dalam bekerja,” ujar Kasmir.

Dia menyampaikan terima kasih kepada bupati dan wakil bupati yang telah memberi  solusi dalan mengatasi kendala mereka  selama ini. “Alhamdulillah, dengan armada pinjaman ini sudah sangat membantu. Meskipun sebenanya truk Dinas Perindustrian dan Perdagangan hanya bisa dipakai satu trip tiap hari,” katanya.

Sebab, pada siang hari truk milik instansi itu punya kewajiban juga mengangkut sampah di poken-poken atau pasar pekan yang ada di Madina. “Satu trip pun sehari sudah sangat membantu, paling tidak pada pagi hari bisa mengangkut dari satu TPS yang volumenya tinggi,” ucap Kasmir.

Persoalan mendasar dirasakan Dinas Lingkungan Hidup Madina selama ini adalah kekurangan armada truk untuk mengangkut sampah rumah tangga masyarakat dari TPS (tempat penampungan sementara).

Dengan jumlah truk dimiliki Dinas Lingkungan Hidup Madina saat ini, jelas sangat kurang. Apalagi sebagian di antaranya masih dalam perbaikan.

Untuk mengangkut sampah dari Panyabungan ke TPA (tempat pembuangan akhir) di Dusun Tarutung, Desa Batang Gadis, Kecamatan Panyabungan Barat, Madina diperlukan waktu setidaknya empat jam. Ini termasuk muat, perjalanan pulang pergi, dan bongkar.

Jadi, kata Kasmir, jika armada truk kurang, mau tidak mau sampah di TPS terhambat diangkut. “Alhamdulillah kendala itu sudah teratasi, meskipun sebenarnya ini sifatnya sementara. Kalau satker terkait memerlukan  truk mereka, tentu saja kita tidak bisa berbuat banyak. Namanya pinjam,” jelasnya.

Ketika disinggung kenapa selama ini tidak dianggarkan pengadaan truk pengangkut sampah, ia menyebutkan hal ini disebabkan keterbatasan anggaran dimiliki pemkab.

Tahun 2020, misalnya, awalnya sudah disetujui eksekutif dan legislatif, namun dihapus akibat ada refocusing dan realokasi anggaran di semua dinas/instansi, tak tekecuali Dinas Lingkungan Hidup Madina.

Kasmir berharap kedepan berbagai persoalan yang menyelimuti dinas yang dipimpin bisa teratasi. Sekarang, kesiapan petugas di lapangan sudah tak ada masalah. Usai salat subuh, petugas penyapu sudah melakukan aktivitasnya sesuai titik yang ditentukan.

“Pukul 06.00, pusat kota Panyabungan sudah bersih. Sampah sudah berada di TPS-TPS. Jika sampah berlama-lama di TPS, inilah yang merusak pemandangan dan tentu saja bisa menimbulkan penyakit,” kata Kasmir.

Dia menyambut baik adanya usulan berbagai pihak yang berharap dibuat TPS di lahan kosong yang ada di Panyabungan. Sehingga tidak lagi berada di pinggir jalan protokol. “Kami sebenarnya berharap peran pihak kelurahan untuk menyiapkan TPS di tempat khusus, namun masih ada berbagai kendala. Terutama sulitnya mendapat lahan yang bisa dipakai,” sebut Kasmir. (*)

Editor: Akhir Matondang

 

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here