BERITAHUta.com–Demo pemblokiran jalinsum Desa Mompang Julu, Kecamatan Panyabungan Utara, Kabupaten Mandialing Natal (Madina), Sumut masih berlanjut. Hingga malam ini, sekitar pukul 21.30, suasana di lokasi masih mencekam.
Jelang magrib, Senin (29/6-2020), warga yang unjuk rasa membakar dua mobil. Satu di antaranya mobil dinas Wakapolres Madina AKBP Elizama Zalukhu. .
Sedangkan satu mobil lainnya yang ludes dilalap api jenis sedan berwarna putih. Belum diketahui secara pasti pemiliknya.
Sumber di lapangan menyebutkan mobil tersebut milik salah seorang anggota TNI yang ikut bertugas di lokasi unjuk rasa, sumber lain menyebutkan mobil anggota Sat-intel Polres Madina.
Beberapa saat sebelum api melalap kedua mobil itu, warga sempat membakar dua sepeda motor. Sama seperti kedua mobil nahas itu, kedua motor tersebut juga dibakar di tengah jalinsum (jalan lintas Sumatera) Mompang Julu.
Unjuk rasa pemblokiran jalinsum itu mulai dilakukan sejak pukul 10.30. Ratusan warga Desa Mompang Julu memprotes penyaluran dana bantuan langsung tunai (BLT). Mereka menuntut kepala desa setempat mengundurkan diri.
Akibat aksi penutupan jalan di Desa Mompang Julu, sejak pagi jaliunsum Madina-Padangsidimpuan lumpuh. Polisi dan anggota TNI berusaha melakukan mediasi dengan sejumlah tokoh masyarakat, namun tidak berhasil.
Jelang sore aksi warga makin tak terkendali. Tidak jelas siapa yang memulai, terlihat warga dan aparat saling lempar pakai batu di jalinsum. Aksi itu pun dibalas aparat kepolisian sembari berlindung di balik mobil water cannon.
Semburan air dari mobil water cannon tidak membuat warga yang unjuk rasa mundur. Justru mobil water cannon yang secara perlahan mundur karena terus-terusan dilempari warga pakai batu.
Di dalam video yang beredar di media sosial, tampak seorang polisi dibawa mobil pikap milik Polres Madina untuk mendapat perawatan akibat terkena lemparan batu. Infomasi yang didapat media ini, sedikitnya lima anggota polisi mengalami luka-luka akibat terkena lembapar batu pendemo. Tidak ada korban jiwa dalam aksi anarkis ini.
Hingga Senin malam, pukul 21.30, suasana di jalinsum Mompang Julu masih mencekam. Warga tetap bersikeras menutup jalan sampai kades mengundurkan diri, sementara aparat kepolisian dan TNI berjaga-jaga.
Sumber Beritahuta.com menyebutkan, Polres Madina sudah meminta bantuan brimob untuk membuka jalinsum. “Kabarnya menunggu brimob,” kata sumber yang tidak mau disebut namanya.
Protes BLT
Aksi unjuk rasa warga menutup jalinsum Madina ini merupakan kali ketiga dalam sebulan terakhir. Sebelumnya terjadi di Desa Hutapuli (Kecamatan Siabu) Desa Huta Dame (Kecamatan Panyabungan Utara). Pemicu aksi sama, yaitu tidak puas atas pembagian BLT.
Aksi warga Mompang Julu berawal dari ketidakpuasan atas jumlah pembagian dana BLT. Konon, warga hanya menerima Rp200 ribu dari seharusnya Rp600 ribu. Tak hanya itu, penyaluran BLT itu juga dinilai tidak tepat sasaran.
“Pembagian BLT merupakan keputusan musyawarah, bukan keputusan sepihak kepala desa. Berdasarkan musyawarah BLT dana desa harusnya Rp600 ribu, bukan Rp200 ribu. Kami mendesak agar kades mengundurkan diri atau dicopot dari jabatannya,” teriak warga.
Warga bersikeras tetap menutup jalinsum sampai kades mundur dari jabatannya. “Tidak ada kompromi, kami minta kades mundur,” teriak warga lainnya sembari menentang spanduk dan poster-poster bertuliskan protes terhadap kades.
Upaya Sekda Madina Gozali Pulungan bernegosiasi dengan tokoh-tokoh masyarakat gagal. Bahkan, warga yang demo menyebutkan mereka sudah tidak percaya terhadap janji-janji yang dilontarkan Pemkab Madina.(*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang