BERBAGI
DI RUMAHNYA--Siti Khalijah Lubis bersama anaknya di rumahnya, Banjar Kobun, Panyabungan II, Kecamatan Panyabungan, Madina. (foto: ist)

ASA Siti Kholijah Lubis (39) bisa membayar zakat fitrah keluarganya pada Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah ini tercapai sudah. Bukan itu saja, utang-utang yang menjerat pun telah lunas.

Kini, ibu rumah tangga ini bak memulai lembaran baru. Coba menata kehidupan lebih baik tanpa utang. “Alhamdulillah,” ujar Kholijah, Kamis (20-4-2023).

Bola matanya berlinang. Tak ada tutur kata lain yang terucap, kecuali bernuansa rasa syukur atas perhatian Dewan Pimpinan Pusat Himpunan Marga (DPP Hima) Lubis atas derita dialami.

Sekarang Khalijah mulai bisa bernafas lega. Meskipun masih diterpa ekonomi sulit, paling tidak keinginannya bisa membayar zakat fitrah pada Lebaran 2023 sudah tercapai.

Hima Lubis ingin Khalijah membuka lembaran baru dalam memperbaiki ekonomi keluarga. Bangkit, dus si suami Jefri Tanjung (42) cepat pulih sehingga bisa beraktivitas lagi seperti biasa.

Pada Kamis siang, salah seorang pengurus DPP Hima Lubis mendatangi rumah Kholijah di Banjar Kobun, Panyabungan II, Kecamatan Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut untuk mengetahui kebenaran informasi yang mereka dapatkan soal kesulitan ekonomi keluarga Kholijah.

Namun saat itu Kholijah tidak di rumah. Ia sedang pergi mengamen di Padangsidimpuan. Arifin Lubis, selaku pengurus DPP Hima Lubis, meminta anak sulung Khalijah menghubungi ibunya supaya pulang ke Panyabungan karena ia ingin bertemu secara langsung.

Lalu, pada Kamis malam mereka pun bertemu. Setelah melihat kondisi rumah serta hasil bincang-bincang, Hima Lubis menyimpulkan keluarga Khalijah perlu dibantu.

Arifin pun menginventaris persoalan ekonomi keluarga ini. Diketahui Khalijah punya utang terhadap seorang wanita bernama Lisna Wati sebesar Rp5,5 juta termasuk bunga dan denda. Namun, setelah dinegosiasi, Lisna tak keberatan utang ke dia hanya dibayar pokoknya saja, yakni Rp4 juta.

Utang Khalijah lainnya yaitu kepada seorang tetangga  bernama  Jualiana sebesar Rp700 ribu. Ini juga sudah dibayar Hima Lubis melalui Arifin.

BERITA TERKAIT  Seolah Dapat "Durian Runtuh" di Madina, Siapa di Belakang PT Betesda Mandiri

Menurut informasi, Khalijah masih memiliki utang kepada tiga koperasi keliling masing-masing Rp200 ribu, Rp300 ribu dan Rp500 ribu. “Utang ini terkenda dilunasi karena mereka sudah libur Lebaran. Tetapi sesuai instruksi DPP Hima Lubis, utang itu akan dilunasi secepatnya jika sudah bertemu pihak koperasinya,” kata Arifin.

Dia juga sudah memberikan uang zakat fitrah dan belanja Hari Raya kepada Khalijah sebesar Rp1 juta. Memang, pada Jumat (21-4-2023), Khalijah masih pergi mengamen di Padangsidimpuan mencari uang buat keperluan makan mereka,” tambahnya.

Sebelum diterbelit sulit ekonomi seperti sekarang, sebenarnya Khalijah punya usaha menjual kue. Namun ia kehabisan modal lantaran banyak pengeluaran uang untuk biaya berobat suami.

Menurut rencana, pada Lebaran ini Khalijah berjualan minuman dan jus di Aek Sijorni, Tapsel, Sumut. Kabarnya, di tempat rekreasi itu dia sudah dapat lapak.

Pihak Hima Lubis mengaku senang mendengar informasi Khalijah bakal berjualan selama Hari Raya di Aek Sijorni. Mereka berharap ini sebagai langkah awal agar dia tidak lagi mengamen.

“Pesan DPP Hima Lubis, supaya Kak Khalijah sungguh-sungguh berusaha. Jangan berutang lagi, apalagi kepada rentenir. Insyaa Allah bakal ada rezeki keluarga mereka,” ujar Arifin mengutip pesan pengurus DPP Hima Lubis.

Kisah hidup keluarga Khalijah terungkap setelah ada pemberitaan suatu media online lokal. Dalam berita itu disebutkan, Kholijah terpaksa berjuang dengan segala cara agar bisa menghidupi keluarga lantaran sang suami dilanda sakit-sakitan.

Pekerjaan yang ditempuh adalah mengamen. Meski suara serak dan pas-pasan, ia tetap “tebal muka”  melantunkan lagu-lagu sembari menenteng speaker bluetooth. Tak peduli orang suka atau tidak, dibenaknya hanya ada asa supaya siapa saja yang melihat atau mendengar suaranya merasa iba dan memberinya “recehan”.

BERITA TERKAIT  Pasca Raih Dukungan PKB dan PKS pada Pilkada Madina, Saifullah Incar Demokrat, Nasdem serta Golkar

Ibu tiga anak ini tak mengamen bersama dua anaknya– Tri Eftah Permata (3 tahun) dan Muhammad Rifki Tanjung (8 tahun)– di Panyabungan karena ada sedikit rasa malu. Mereka mengintari cafe dan lopo-lopo di di pusat kota ini.

Lisna Wati menerima pembayaran utang Khalijah sebesar Rp4 juta dari pengurus DPP Hima Lubis pada, Kamis malam (20-4-2023). (foto: ist)

Wajanya dipoles pakai warna mencolok supaya terlihat menyerupai badut. Ia bernyanyi sembari menggendong si balita, sedangkan si bocah laki-laki mengikuti dari belakang sembari menenteng kotak kecil sebagai tempat uang.

“Saya terpaksa begini demi mencari makan. Saya juga ingin ikut membayar zakat fitrah tahun ini. Tahun kemarin saya enggak bayar zakat fitrah karena tidak punya uang,” kata si ibu.

Profesi mengamen baru digeluti beberapa pekan. Di Padangsidimpuan, Khalijah menumpang di rumah seorang kakak di Kelurahan Losung. “Rencananya saya baru pulang ke Panyabungan kalau sudah dapat uang makan dan bayar zakat,” katanya.

Bukan hanya soal biaya makan dan uang zakat fitrah, Khalijah juga harus putar otak agar mendapat uang membayar utang ke tetangga dan koperasi keliling.

Tak itu saja, Khalijah juga harus mendapatkan uang biaya berobat suaminya, Jefri Tanjung (42), yang sekitar sebulan lalu beberapa jari tangannya dioperasi karena sesuatu penyakit.

Jefri awalnya seorang sopir becak, tetapi setelah beberapa jarinya dipotong ia tak bisa kerja lagi. “Saya memutuskan membawa anak-anak mengamen karena tidak ada uang beli beras. Bahkan, saya pernah membawah ketiga anak mencari sesuap nasi pada acara pesta perkawinan di Panyabungan,” ujar Khalijah.

Dia menyebutkan, “Kami pernah enggak makan. Makanya kami harus berani mengamen daripada kembali kelaparan.”

Hima Lubis mengaku senang mendengar Khalijah bakal berjualan di Aek Sijornir selama Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.  Ini sebagai langkah awal agar mereka bisa lepas dari jeratan utang.(*)

Editor: Akhir Matondang

 

BERBAGI