BERBAGI
Muhammad Rezky Nasution bersama ibunya, Siti Aminah Lubis. (foto: akhir matondang)

MASIH ingat Muhammad Rezky Nasution, sang lulusan terbaik Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut tahun 2023. Ia kini sedang dilanda gelisah.

Gelisah lantaran kesempatan dapat melanjutkan studi di Universitas Al-Akhgaff, Yaman tahun ini, tinggal 10 hari lagi. Dalam rentang waktu tersebut, ia mesti mendapatkan biaya transport menuju perguruan tinggi yang berada di Kota Mukalla, Propinsi Hadhramaut.  Jika tidak, ia dianggap mengundurkan diri. Saat ini, bayang-bayang dari mana dana ‘wajib’ didapat belum ada gambaran.

Rezky lulus tes di Al-Akhgaff Univercity Yaman jurusan Syari’ah Islamiyah dan Hukum. Persoalannya, saat ini di universitas ini tidak tersedia program beasiswa penuh, termasuk dari pemerintah Indonesia.

Itulah sebabnya, Rezky menyampaikan keluh-kesah kepada semua pihak. Siapa tahu ada di antara kita hendak berbagai rezeki. Itulah solusi terakhir agar ia bisa melanjutkan pendidikan di sana. “Kami berlatar keluarga tak mampu,” katanya saat ditemui di rumahnya, Jumat (18/8/2023) malam.

Dia menambahkan, “Indape dong udak. Memang adong tabunganku na u pakumpul-kumpul pala i undang au pengajian. Dungi sian hadiah lomba baca kitab kuning. Tai rencanangku get biaya hidupku i sodun dei udak.”

Untaian kalimat itu kira-kira berarti  saat ini ongkos dan keperluan lain jelang keberangkatan belum ada. Memang ada sedikit tabungan didapat jika ia diundang tausiah dan hadiah setiap menang lomba baca kitab kuning. Tetapi uang itu disiapkan—kalau jadi berangkat– sebagai biaya hidup selama kuliah di Yaman.  “Sebab yang gratis cuma biaya kuliah,” katanya.

Salah satu piagam yang didapat Muhammad Rezky Nasution. (foto: ist)

Dari sang ibu dan famili, ia hanya mengharap doa dan dukungan moral.  Siti Aminah Lubis (52)—ibu Rezky, bukanlah siapa-siapa. Ia hanya seorang janda yang sehari-hari bekerja sebagai tukang cuci piring dan juru masak di salah satu tempat penginapan di Dalan Lidang, Panyabungan, Madina.

Inda dong baya dayangku anggo soal epeng,” kata ibu yang sejak ketiga anaknya masih kecil sudah ditinggal suami.

Berdasarkan pengumuman pihak Al-Akhgaff Univercity, biaya administrasi dan keberangkatan dikenakan sekitar Rp60 juta atau setara dengan 4000 Dolar US. Dana itu untuk keperluan: biaya keberangkatan, visa, terjemah ijazah dan legalisir di Kemenkeh, Kemenlu dan Dubes Yaman (tidak berlaku bagi Ribat Alawiyah),  pajak izin tinggal (Iqomah) dan medical untuk tahun pertama.

BERITA TERKAIT  Wakil Bupati Madina Lihat Potensi Obyek Wisata di Wilayah Natal

Selanjutnya, jaminan tiket kepulangan dalam bentuk pinjaman/Qordh untuk universitas sebesar 500 Dolar US, serta infaq untuk universitas Fakultas Syari’ah Walqonun (jurusan: Syar’ah dan hukum, syari’ah, dan hadist dan ilmu hadist) 10 semester.

Rezky adalah santri berprestasi dari keluarga tak mampu. Beberapa bulan lalu, ia bersama ibunya diberangkat umrah oleh Wakil Gubernur Sumut Musa Rajekshah sebagai apresiasi terhadap prestasi anak kedua dari tiga bersaudara ini. Sekaligus empati tehadap kegigihan Siti Aminah mengurus serta menyekolahkan anak-anaknya.

Rezky dan keluarganya bukanlah siapa-siapa. Berlatar belakang ekonomi serba kekurangan. Ibunya, kerja sebagai juru masak dan cuci piring. Sebulan, digaji Rp950 ribu. Hitungan manusia, penghasilan itu sangatlah tidak cukup. Apalagi setiap jelang subuh ia sudah berangkat kerja. Pulangnya, kala senja sudah memerah di ufuk barat.

Jika kita runut kebutuhan hidup keluarga mereka, sungguh seperti ada keajaiban. Kontrakan rumah di Banjar Tinggi, Kelurahan Panyabungan III, Panyabungan Rp300 ribu per bulan; ongkos angkot kerja pilang-pergi Rp8 ribu—sebulan hanya dua hari libur; ongkos Rezky ke Musthafawiyah Rp20 ribu per hari; ongkos Salman ke MAN 1 Madina Rp20 ribu per hari; dan gulai/sayur di rumah Rp20 ribu per hari. Itu belum termasuk beli beras.

Itulah sebabnya saat wisuda kelulusan Musthafawiyah 2023, Ijeck sempat terharu atas prestasi Rezky. “Saya sempat bertanya kepada Rezky apa kerja omaknya. Tadi saya tanya juga langsung ke omaknya. Kata omaknya, memasak…, menyuci…”

Dengan keterbatasan secara ekonomi, lanjut Ijeck, masih semangat menyekolahkan anak sampai tamat. Dan alhamdulillah, tamatnya pun bukan sekadar tamat, tapi yang terbaik pada angkatan ini.

Rezky lulusan terbaik Musthafawiyah Purba Baru (2023) dengan nilai 2.443. Dari perolehan angka tersebut, ia memiliki nilai rata-rata 90,49 dari 27 mata pelajaran.

BERITA TERKAIT  Penahan Erosi di Jembatan Aek Pohon Belum Selesai, Mobil Bermuatan Masih Lewat Kota

Seperti kata Ijeck, Siti Aminah tak pernah lelah bersandar kepada Allah Swt. Jika bukan kuasa-Nya, mana mungkinlah dia bisa menyekolahkan dan memenuhi kebutuhan hidup keluarga mereka. Tidak kenal lelah. Terkadang dia lalai pada kesehatannya. Berjuang sendiri menghidupi dan mengurus tiga anak—Fatimah (lulusan SLTA), Muhammad Rezky, dan Salman Alfarizi (MAN 1 Madina).

Buat Proposal

Sebenarnya Rezky sudah membuat proposal untuk meminta bantuan ke berbagai pihak agar bisa melanjutkan pendidikan di Al-Ahkgaff, namun hasilnya belum ada.

Dari beberapa orang yang didatangi, sebagian memang memberi janji. Tetapi mengingat batas waktu pelunasan tinggal hitungan hari, membuat ia cemas. Apalagi belum ada kepastian, baik jumlah atau jadi tidaknya mereka membantu.

Rezky adalah santri yang kerap meraih prestasi. Misalnya, ia juara pertama membaca  Kitab Kuning (Fathul Mu’in) tingkat Madina tahun (2021); juara pertama membaca Kitab Kuning (Fathul Mu’in) tingkat Sumut (2021); juara ketiga Membaca Kitab Kuning  (Ibnu ‘Aqil) tingkat nasional  (2023); juara pertama hafal 500 hadits tingkat Madina (2023); serta juara pertama umum kelas VII Pesantren Musthafawiyah Purba Baru (2023)

Rezky, saudara-saudaranya, tetangga, rekan-rekannya sesama Musthafawiyah, alumni dan Siti Aminah terus berdoa ada keajaiban dalam 10 hari kedepan. Sehingga cita-citanya menjadi mubaliq  menjadi kenyataan.

Karena itulah, siapa tahu ada di antara kita berniat berbagi, bersodaqah, infaq, atau empati terhadap kegundahan menaungi Rezky, bisa ditransfer melalui Bank Muamalat Indonesia nomor rekening: 2330014665 atas nama Muhammad Rezky Nasution.

Bisa juga mendatangi langsung rumah kontrakan ibunya di belakang sekolah GUPPI, Banjar Tinggi, Kelurahan Panyabungan III, Panyabungan, Madina, telpon/WA: 0821-6262-2317.

Redaksi Beritahuta juga tak keberatan memfasilitasi niat baik saudara-saudara dimanapun berada melalui telpon/WA: 0813-7929-7444.

Jika berkenan, mohon link berita ini di-share. Itu juga sudah bagian dari ibadah. (*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI