BERBAGI
Saat Ngabalin ditabalkan marga Nasution.

BERITAHUta.com—Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mempertanyakan mudahnya proses pemberian marga Nasution terhadap Ali Mochtar Ngabalin, tenaga Ahli Utama Deputi IV Kepala Staf Presiden (KSP).

“Kok bisa pula Ali Ngabalin itu dapat marga Nasution, dari mana jalannya, saya dulu sampai ampun juga untuk dapat gelar Nasution, eh, dia malah sebentar saja, kurang asem juga,” ujar Edy Rahmayadi sembari berkelakar disambut tawa para wartawan.

Saat jadi narasumber pada acara silaturahmi  dengan  para wartawan yang berlangsung,  Selasa (25/9/2019), di  Aula Bina Graha, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan, gubernur menyebutkan wajar  mempertanyakan bagaimana Ngabalin bisa mendapatakan marga tersebut, lantaran dahulu ia cukup bersusah payah meraihnya.

Pernyataan tersebut membuat para awak media  tertawa karena gubernur membuat guyonan agar suasana tidak tegang.  Lantas, Edy melanjutkan cerita ia susah payah mendapatkan marga Nasution.

Bahkan ia berkelakar membandingkan lebih mudah meraih gelar Pangkostrad. “Saya sampai pukul  3 pagi ikuti acara, apalagi ada Gordang Sambilan, sampai gak tahan juga saya. Lebih mudah dapat gelar Pangkostrad satu jam selesai, ini sampai berjam-jam lamanya, eh malah Ali Ngabalin itu sebentar mendapatkannya, gawat juga ini,” katanya.

Selasa ini Edy dan Musa Rajekshah, wakil  gubernur, mengadakan silaturahmi dengan para wartawan guna mendekatkan diri agar dapat membantu tugas selama memimpin provinsi ini.

Seratusan wartawan hadir dalam ruangan dua kali lapangan futsal tersebut. Tidak hanya kalangan pers, tampak pula sejumlah kepala dinas satker di lingkungan pemprov.

Selama menjadi narasumber, Edy banyak berkelakar yang membuat para undangan tertawa. Tidak hanya memberikan canda, dia juga turut menyinggung beberapa kepala dinas yang tidak menjalankan tugas dengan baik.

“Saya minta para wartawan mau membantu saya, karena para wartawan adalah mata dan telinganya gubernur. Untuk kepala dinas yang tidak melakukan kerja dengan baik apa perlu kita selesaikan,” katanya.

Hampir tiga jam menghabiskan waktu, Edy harus berangkat ke Jakarta  untuk rapat internal  PSSI mengenai peristiwa yang menimpaku pesepakbolaan Indonesia.

Dijadwalkan, ada beberapa rapat yang harus dihadirinya selama di tanah Betawi. Tidak hanya itu, Edy juga menghadiri acara ILC  sebagai narasumber terkait kasus meninggalnya suporter Persija. (tim/dbs)

 

BERBAGI

2 KOMENTAR

  1. Setiap artikel berita yang dimuat ada saja saya temukan penulisan yang tidak tepat.
    Mohon editor nya di perbaiki.
    Sebelum berita di naikkan
    Semoga ini jadi kritik yang membangun bang akhiruddin matondang

    • Tks masukan adinda Mukty Reyzali Pulungan. Kami berusaha tidak ada kesalahan satu huruf pun, makanya (mungkin) kami satu-satunya media di Madina yang ada korektor. Tentu saja perbaikan terus kami lakukan, karena kami berusaha jadi media terbaik di Madina. Setelah itu kami berusaha meenjangkau liputan kabupaten/kota lain. Insyallah kami berusaha beda, baik penulisan, peliputan, desain, dan tetap kritis yang selalu berpihak terhadap kepentingan masyarakat. Kami tidak berapiliasi dengan ormas, okp, parpol, atau pihak manapun. Kami independen.

      Saran dan kritik membangun tetap kami harapkan dari pembaca.

      Saat ini kami masih dalam tahap awal, dan belum dilaunching.

      Sekali lagi kami haturkan terima kasih atas masukannya, salam

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here