BERITAHUta.com—Kalangan pesantren diharapkan menjadi penggerak menghapus secara perlahan stigma Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut sebagai daerah penghasil ganja.
“Tanggung jawab kita semua menghapus stigma itu. Diharapkan para ulama, ustad dan kalangan pesantren mau berada di garda terdepan,” kata H. Fahrizal Efendi Nasution, SH., anggota DPRD Sumut.
Ia menyebutkan hal itu pada pembukaan Sosialisasi Perda Provinsi Sumut Nomor 1 Tahun 2019 tentang Fasilitasi Pencegahan Penyalahgunaan Narkotika, di Pondok Pesantren Roihanul Jannah, Pasar Maga, Kecamatan Lembah Sorik Marapi (LSM), Madina pada, Sabtu petang (10/7-2021).
Dihadapan para santriwan dan santriwati, Fahrizal yang didampingi Kepala “Aliyah” Roihanul Jannah Ustad Burmawi, mengatakan dalam kaitan menghapus stigma tersebut perlu dukungan semua pihak, terutama eksekutif dan legislatif.
“Malu kita sebenarnya, di satu sisi Madina kabupaten santri, di sisi lain, daerah ini juga dikenal sebagai salah satu penghasil ganja. Sangat bertolak belakang,” katanya.
Menurut wakil rakyat dari Partai Hanura tersebut, semua pihak harus sepakat menggaungkan tak ada kompromi bagi narkoba atau NAPZA (narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya) di Madina.
Hal itu bisa dimulai dari diri sendiri, keluarga, tetangga, lingkungan dan masyarakat. “Faktor lingkungan sangat berperan bagi peningkatan pemakai narkoba. Jangan sampai pesantren juga dimasuki barang haram ini. Jangan sampai,” tegas Fahrizal.
Justru pesantrenlah, lanjutnya, yang diharapkan sebagai benteng pertahanan peredaran narkoba di Madina. Bahkan mereka mampu menjadi penggerak melawan peredaran serta budaya tanaman ganja.
Menurut Fahrizal, BNN diharapkan mampu melahirkan program yang melibatkan OKP (organisasi kepemudaan), dan berbagai elemen masyarakat seperti ulama, tokoh masyarakat, dan lainnya yang punya pengaruh di lingkungan masyarakat.
Sebelum kegiatan di Roihanul Jannah, siangnya, Fahrizal yang didampingi antara lain Pimpinan Cabang Nahdatul Ulama (PC NU) Madina,GP Ansor, Patayat NU, IPNU dan IPPNU, juga melakukan kegiatan serupa di Pesantren Pesantren Ma’had Izzur Risalah, Desa Sipaga-paga, Panyabungan, Madina.
Ketika di Ma’had Izzur Risalah, Fahrizal didampingi tim sosialisasi perda menyebutkan, narkoba adalah musuh bersama. “Perlu ada upaya nyata bidang ekonomi agar warga yang tadinya menggantungkan ekonomi dari tanaman ganja, tidak lagi melakukan budidaya tanaman itu. Perlu ada solusi bagi penopang ekonomi rumah tangga mereka,” katanya. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang