BERITAHUta.com (Medan)– Mandailing Natal (Madina), Sumatera Utara masuk kategori kabupaten mengkhawatirkan di provinsi ini dalam penanganan masalah stunting (gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis). Angka stunting di kabupaten mencapai 47,7 persen.
Masalah stunting itu dilaporkan Muhammad Irzal, kepala Perwakilan BKKBN Sumut kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi di rumah dinas gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Medan, Senin (7/2/2022).
Muhammad Irzal mengatakan saat ini BKKBN ditugaskan oleh presiden berdasarkan Kepres No. 72/2021 tentang Koordinator Pengentasan Stunting. Dia mengatakan untuk keseluruhan, stunting di Sumut berada di angka 25 persen dan masih di bawah angka nasional.
“Namun, ada 12 kabupaten/kota di Sumut angka stuntingnya di atas 38 persen. Dan yang mengkhawatirkan itu di Mandailing Natal, angka stuntingnya 47,7 persen,” ujar Irzal kepada gubernur.
Kedepan, menurur Muhammad Irzal, beberapa program kegiatan dibutuhkan untuk memberikan edukasi dan pendampingan kepada keluarga hamil, calon pengantin, dan ibu yang sedang menyusui terkait percepatan pengentasan stunting tersebut.
Sedangkan keikutsertaan masyarakat dalam program keluarga berencana cukup memuaskan. Namun, masih ada pernikahan dini yang dilakukan remaja yang menikah di umur 15 sampai 19 tahun di beberapa daerah.
Menanggapi hal itu, Edy Rahmayadi meminta persoalan stunting ditangani secara serius dan segera dicarikan solusinya. ”Angka ini cukup tinggi dan harus dicarikan solusinya segera untuk menurunkan jumlah stunting ini,” kata Edy Rahmayadi.
Dia juga meminta kepada kepala Perwakilan BKKBN Sumut untuk membahas permasalahan stunting lebih fokus lagi dengan pemerintah provinsi (Pemprov). “Stunting harus menjadi perhatian yang serius untuk segera diselesaikan,” tegasnya.(dbs)
Editor: Akhir Matondang