BERITAHUta.com—Luar biasa. Bagas godang Panyabungan Julu, Kecamatan Panyabungan, Mandailing Natal (Madina) menjadi saksi warga setempat bagian dari masyarakat Madina yang menginginkan perubahan.
“Margonti majolo, na lain majolo,” kata warga setempat penuh semangat saat berlangsung silaturrahmi masyarakat Panyabungan Julu dengan H.M. Sofwat Nasution, calon bupati Madina, Rabu malam (28/10-2020).
“Rado ita margonti majolo?” tanya Ustad Roni di sela-sela tausiah.
“Ra…” jawab kaum ibu.
“Satuju do ita margonti jolo…?”
“Satuju…” kata umak-umak kian semangat.
“Botul do da…?”
“Botul…” sambut ibu-ibu makin menggema.

Jawaban-jawaban kaum ibu itu menjadi potret begitu antusias masyarakat menginginkan perubahan. Apalagi acara ini mendapat sambutan hangat masyarakat Panyabungan Julu.
Bagas godang milik Sutan Parluhutan Nasution yang tergolong luas sesak oleh kaum ibu dan tokoh-tokoh masyarakat. Di ruang tengah, dipadati kelompok nauli bulung.
Sedangkan ruang belakang di isi ibu-ibu yang tidak bisa masuk di ruang depan. Meski berada di “dapur”, tapi mereka tetap mengikuti rangkaian kegiatan dengan baik.
Di depan rumah, kaum bapak dan naposo bulung menggelar tikar bide. Juga ada kaum ibu terpaksa duduk di tangga depan rumah. Sebagian lagi tampak berdiri berkelompok di tempat-tempat nyaman di sekitar pekarangan rumah.
Kegiatan ini bagian dari kampanye terbatas pasangan calon bupati Madina nomor urut tiga: H.M. Sofwat Nasution-Ir. H. Zubeir Lubis (Sofwat-Beir).

Bagas godang Panyabungan Julu tersebut menjadi saksi bisu betapa masyarakat “haus” perubahan kepemimpinan Madina melalui pilkada serentak 2020. Ini terlihat dari semangat masyarakat hadir dan teriakan yel-yel yang kerap terdengar sepanjang pertemuan.
Padahal kegiatan ini tergolong dadakan, hanya direncanakan tidak lebih dari lima jam sebelum acara digelar.
Sutan Parluhutan Nasution, tokoh adat Panyabungan Julu, menyebutkan saat ini Madina membutuhkan pemimpin yang tegas, jujur dan berwawasan luas.
“Saya banyak tahu mengenai sosok Sofwat Nasution. Dia kawan akrab salah seorang adik saya. Jenderal Kopassus ini sangat pas memimpin Madina untuk mengejar ketertinggalan dari kabupaten lainnya,” katanya.

Karena itu, dia mengajak masyarakat, khususnya warga Panyabungan Julu agar ikut mendukung dan memilih pasangan Sofwat-Beir pada 9 Desember 2020. “Rap rim ma hita mandukung ibana,” sebut Sutan Parluhutan Nasution.
“Anggo doa nami, bapak Sofwat Nasution do nangkan tarpili,” kata Nur Elinawati, kaum ibu Panyabungan Julu mengawali sesi tanya jawab.
Ia berharap jika nanti Sofwat-Beir sudah memimpin Madina, pemkab bisa membantu generasi madina yang hendak masuk TNI atau Polri. “Anak saya ingin jadi tentara, semoga setelah bapak jadi bupati bisa dibimbing.”
Sakdiah, juga kaum ibu, menyinggung maraknya peredaran narkoba di Madina. Ia berharap jika Sofwat Nasution jadi bupati, masalah ini secara perlahan bisa diatasi.
Lain halnya Siti Aminah. Ia berharap Sofwat-Beir bisa mencari solusi agar kaum ibu dapat lapangan kerja supaya bisa membantu ekonomi keluarga.
Sofwat Nasution mengatakan hal-hal yang disampaikan kaum ibu tersebut sudah terjawab dari penjabaran visi dan misi pasangan Sofwat-Beir.

“In shaa Allah, nanti kita bimbing lulusan SLTA yang mau masuk TNI, Polri atau sekolah kedinasan. Kita ingin nanti dari Madina banyak yang lulus TNI dan Polri karena fisik dan psikotes mereka sejak awal sudah kita bimbing,” katanya.
Dalam kesempatan ini Sofwat Nasution antara lain: didampingi Dodi Martua, anggota DPRD Madina dari Fraksi Demokrat; guru Musthafawiyah Purba Baru; dan beberapa tim pemenangan.
Wajah ganteng dan murah senyum Sofwat Nasution membuat kaum ibu Panyabungan Julu terpukau. “On ma jita, senyum sajo. Tata sajo, ganteng dope,” ujar seorang ibu tanpa malu-malu.
Lain-halnya seorang ibu yang sempat bincang-bincang dengan Beritahuta.com. “Ami ison ma bulat ma mandukung Sofwat-Beir. Madung sepakat ma ami sude dohot uwak Tecu (Sutan Parluhutan Nasution-red) mamili nomor tolu,” katanya.
“Anggo dong jenderal, wa niba dei na lain. Apalagi namaliman ning kalai jenderal on, anggo dong namalim, ngajalak dai naso ra sumbayang. Pala ngara sumbayang, berarti tu Tuhan pe ngadong biar nia, apalagi tu masyarakat,” kata ibu lainnya yang ikut ngobrol dengan media ini. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang