BERBAGI
Tiga petugas menurunkan baliho yang isinya mendapat kecaman keras dari masyarakat, Jumat (27/12), sekitar pukul 9.45. Munculnya baliho ini menambah catatan berbagai blunder yang dilakukan Bupati Madina Dahlan Hasan Nasution.

BERITAHUta.com—Kritik masyarakat melalui media sosial atas tulisan baliho “Stop Percaya Mitos Banyak Anak Banyak Rezeki Itu Tipu” masih terus belanjut. Bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut H. Dalan Hasan Nasution dihujat habis-habisan.

Ungkapan kemarahan masyarakat itu kian menjadi-jadi disebabkan belakangan Dahlan Hasan sering melakukan blunder dalam bersikap. Misalnya, pernah membuat surat pengunduran diri sebagai bupati kepada Darmin Nasution, yang saat itu menjabat Menko Perekonomian.

Para nitizen menyampaikan segala macam sumpah serapah dan kata-kata “kasar” terhadap Dahlan Hasan. “Saya rasa sudah haram memilih dia …, tulis Rahmad Adham di grup watshapp (wa) Mandailing Godang.

Bara, dari grup wa yang sama, menyebutkan, “Sudah tidak layak dilanjutkan.” Pemilik akun facebook (fb) Abu Zarkasy Dalimunthe menyebutkan, “Na’udzubillah...syariat Islam dibilang tipu2. Semoga Allah tidak menurunkan laknatnya ke daerah ini.”

Tim Kuasa Hukum GNPF Ade Lesmana dalam surat terbuka yang beredar di medsos mempertanyakan maksud baliho tersebut. “Apakah bapak menganggap hadist rasulullah mitos dan tipu. Mohon klarifikasi,” katanya.

“Bupatinya konyol,” tulis pemilik akun fb Naufal Adhil Musthafa Harahap. “Idope langa bupati Madina? Nda na jadi mengundurkan diri??”, tulis pemilik akun fb Bayo Suti Nasution.

Inilah baliho yang saat ini menjadi pembicaraan di tengah masyarakat.

Menurut pemilik akun Madina Milenial, tidak mungkin pihak BKKBN selaku yang memasang baliho tidak terlebih dahulu meminta persetujuan Dahlan Hasan karena menyangkut nama bupati.

BERITA TERKAIT  Ditulis “Batak Mandailing” dalam SPO 2020, Masyarakat Mandailing Protes

Madina Milineal, selaku orang pertama yang memposting gambar baliho itu di fb, menyebutkan, “Tai amantai namaloan doon bersilat lidah adong naron alasan nia. “Imada, Ro jdi maila iba mangida bupati i…” jawab Bayo Suti Nasution.

Ahmad Budiman dalam statusnya di fb menulis, banyak di dalam Al-Quran yang menerangkan tentang rezeki, Hajj, misalnya: 58 dan Al-Jumah: 11, yang artinya: Dan sesungguhnya Allah adalah sebaik-baiknya pemberi rezeki.

Di dalam QS: Huud:5 disebutkan, dan tidak ada satu pun makhluk yang berjalan di muka bumi ini melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya. Selain itu, “Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu, kamilah (Allah) yang memberi rezeki kepada mereka dan juga kepada kamu (QS: Al-Isra 31).

Masih menurut Ahmad Budiman, siapa yang tidak mengindahkan firman Allah maka dia sesungguhnya makar terhadap Tuhannya.

Akun fb Inka Wirausaha Muda menyebutkan begitu berbahayanya ketika tidak memiliki communication skill yang baik, apalagi di lingkaran birokrasi.”

Dalam surat No.800/4310/gkD/2019 tanggal 27 Desember 2019, bupati Madina telah memberi teguran pertama terhadap kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB).

BERITA TERKAIT  Dewan Pers Perketat Pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan pada 2019

Surat teguran itu menyebutkan, dalam setiap kegiatan besar dan juga peringatan hari-hari besar para unit kerja atau panitia pelaksana sebelum menaikkan spanduk tetap meminta persetujuan bupati, baru spanduk dicetak dan dipasang di berbagai tempat yang tentu kalimat demi kalimat disesuaikan kaidah agama, adat budaya dan kearifan lokal.

“Sehubungan dengan kejadian tersebut, dan berhubung saudara tanpa meminta persetujuan kami mencetak maupun menaikkan baliho, kepada saudara diberikan surat teguran pertama dan baliho tersebut diminta agar dibuka serta saudara membuat permohonan maaf kepada seluruh lapisan masyarakat di mass media,” tulisan bupati dalam surat teguran itu.

Baliho bergambar Dahlan Hasan dan istrinya, Ika Desika dipasang di di dekat jembatan Pidoli, Panyabungan, Madina. Pada Jumat (27/12), sekitar pukul 9.45, tampak diturunkan tiga petugas.

Kepala Dinas PPKB Madina Natal Adanan Harahap menyebutkan pemasangan baliho dimaksudkan untuk mengedukasi masyarakat untuk ikut program keluarga berencana (KB).

“Semata-mata mengedukasi masyarakat untuk penyampaian pesan-pesan KB yang bertujuan pengendalian penduduk tanpa ada unsur kesengajaan menyinggung agama dan adat,” katanya.

Ia melanjutkan, “Jika baliho menjadi polemik di masyarakat, kami atas nama Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal menyampaikan permohonan maaf,” lanjutnya. (*)

Peliput: Tim

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here