BERITAHUta.com—Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi melantik H.M. Ja’far Sukhairi Nasution dan Atika Azmi Utammi sebagai bupati dan wakil bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut di Aula Tengku Rizal Nurdin, Medan, Kamis (22/7-2021).
Secara bersamaan, Gubernur Edy Rahmayadi juga melantik Edimin-Ahmad Padly Tanjung sebagai bupati dan wakil bupati Labuhanbatu Selatan (Labusel).
Ketika menyampaikan sambutan, Edy Rahmayadi mengingatkan Pilkada serentak 2020 sudah berakhir sehingga tidak ada lagi pengkotak-kotakan masyarakat.
“Hentikan itu semua, kontestasi sudah selesai. Pilkada sudah selesai. Peluk semua, tidak ada itu orang si A orang si B. Yang ada adalah orang kalian berdua,” ujarnya penuh semangat.
Sepulang dari pelantikan, pesan gubernur, mereka yang baru dilantik jangan bereuforia dengan pesta. “Tapi sujud syukurlah. Anda berkesempatan melaksanakan amanah ini. Yakinkan bahwa sumpah sampai ke hati anda, agar tugas bisa dilaksanakan dengan baik.”
Pada kesempatan itu, Edy Rahmayadi mengingatkan pasangan bupati dan wakil bupati yang baru dilantik untuk selalu menjaga keharmonisan dalam memimpin daerahnya hingga akhir periodesasi. “Akrab-lah, akur-lah. Kalau tak akur, Tuhan tidak memberkati,” katanya.
Berkaca dari sejumlah pasangan kepala daerah, kata Edy Rahmayadi, paling lama tiga bulan pasca-pelantikan, umumnya sudah terjadi konflik antara kepala daerah dengan wakilnya. Tentunya hal tersebut bakal berimbas pada keberlangsungan pembangunan di wilayah masing-masing.
“Saya bilang 95 persen. Penyebabnya ego. Yang satu ego sebagai pemimpin, yang satu lagi tak terima yang dipimpin. Kalau terus begitu, tak akan pernah selesai,” ujar mantan Pangdam Bukit Barisan ini.
Gubernur mengatakan kalau hal itu diikuti, tak akan pernah selesai, karena nafsu selalu ada dalam masing-masing perorangan. Tapi kalau diikuti dengan benar-benar tugas menyejahterakan rakyat, pasti beres semua.
Karena itu, mantan ketua Umum PSSI, itu kembali menekankan agar setiap kepala daerah memahami sumpah yang diucapkan saat pelantikan. Yakni benar-benar menjalankan tugas pokok dan fungsinya untuk menyejahterahkan masyarakat di daerah masing-masing.
“Ingat sumpah yang telah diucapkan. Sehingga benar-benar bekerja untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat,” katanya.
Padahal, kata Edy Rahmayadi, bupati dan wakil bupati adalah satu kotak, sama halnya dengan gubernur dan wakil gubernur. Bupati dan wakil, juga diibaratkannya sebagai suami istri, yang harus tetap kompak. “Sampai sekarang, ini yang saya alami, saya lihat. Sulit sekali mengatur hal ini,” katanya. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang