BERBAGI

JIKA ada yang menyebutkan almarhum H. Amru Daulay punya andil besar mendirikan SMA Negeri 2 Plus Panyabungan yang ada di komplek pendidikan Jl. Prof. Dr.Andi Hakim Nasution, Pidoli Lombang, Kec. Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut sungguh tak terbantahkan.

Melalui kerja keras bupati Madina dua periode itulah hingga sekarang SMA Negeri 2 Plus Panyabungan bisa berdiri megah. Bisa menjadi kebanggaan masyarakat di daerah ini, khususnya dalam bidang pendidikan.

Dalam suatu kesempatan, Prof. Ir. H. Zulkarnain Lubis, MS., PhD., seorang mantan kepala SMA Negeri 2 Plus Panyabungan—dulu nama sekolah ini SMA Plus Madina,  pernah menyebutkan sejarah mencatat sekolah tersebut merupakan salah satu karya besar Amru Daulay dalam membangun kabupaten ini.

Amru Daulay jugalah yang kala itu pontang-panting berjuang mendapatkan dana untuk membangun ruang belajar dan perkantoran SMA Plus Madina sebagai cikal balak SMA Negeri 2 Plus Panyabungan.

Berikut ini penuturan Zulkarnain Lubis yang kami kutip dari postingannya di salah satu grup WhatsApp, dengan harapan masyarakat Madina, khususnya para pelajar yang pernah, sedang atau kelak menuntut ilmu di sekolah ini menjadi tahu sejarah berdirinya SMA Negeri 2 Plus Panyabungan.

Zulkarnain Lubis (kanan) bersama Amru Daulay dalam suatu kesempatan. (foto: ist)

Sejarah ini tidak boleh sirna ditelan masa. Dan, tak boleh punah oleh pergantian generasi. Karena itu, dalam kesempatan ini kami kutip penuturan Zulkarnain Lubis sebagai salah seorang yang tahu cerita atau sejarah cikal-bakal lahirnya SMA Negeri 2 Plus Panyabungan.

Ini kutipannya (kami edit tanpa merusak makna dari kalimat postingan tersebut):

Saya merasa dekat dengan Amru Daulay ketika saya menyerahkan kelas unggulan yang kami kelola melalui Badan Musyawarah Cendekiawan Mandailing Natal  (BMCMN) di SMA Negeri 1 Kotanopan.

Itu lantaran saya tak punya waktu dan tak sanggup lagi mendanai kelas unggulan tersebut. Sehingga kami meminta Pemkab Madina mengambil alih dan  menyerahkan kelas unggulan itu ke pemkab.

Kala itu, beliau mau menerima kelas unggulan dan menjadikannya sebagai sekolah plus. Namun ada syaratnya, saya harus bersedia menjadi kepala sekolah, sekaligus meminta saya menjadi staf ahli bupati.

BERITA TERKAIT  Lulus Akpol 2023, Sejak Kecil Lulusan SMAN 3 Panyabungan Ini Sudah Ingin jadi Jenderal

Tentu saja hal itu sesuatu yang berat bagi saya menerimanya. Saya pun menolak secara halus dengan berbagai alasan,  apalagi saat itu saya baru saja selesai menjadi rektor di UMA (Universitas Medan Area).

Saya memang diminta membidani lahirnya sekolah tersebut yang diberi nama SMA Negeri Plus Madina, dan saya lakukan dengan baik. Tetapi saya pikir peran saya tidak sampai mesti menjadi kepala sekolah.

Sampai sehari sebelum peresmian, saya masih belum menerima dan yakin beliau tak akan mempermasalahkan. Toh sudah saya persiapkan semua siswa, guru, dan sarana bersama kepala Dinas Pendidikan Madina pada masa itu.

Namun sepertinya Pak Amru tidak mau tahu dengan alasan yang saya utarakan. Karena ini menyangkut pendidikan, hati saya pun luluh. Apalagi melihat keinginan dan semangat seorang Amru Daulay membangun pendidikan di Madina.

Meskipun saya bersedia dan mengalah, namun masih ada syarat, yaitu, saya boleh bolak-balik Medan-Panyabungan. Ini solusi terbaik, sebab Pak Amru mengancam, kalau saya tak bersedia menjadi kepala sekolah SMA Negeri 2 Plus Panyabungan, beliau membatalkan pendirian sekolah tersebut.

Bisa kita bayangkan jika itu dilakukannya, padahal besoknya sudah bakal diresmikan. Semua acara sudah dipersiapkan, tinggal tunggu waktu dalam hitungan jam.

Akhirnya jadilah sekolah tersebut dan sekarang telah menjadi SMA Negeri 2 Plus Panyabungan, lokasi bangunannya dipindah ke Panyabungan.

Sekadar menambahkan, kami sajikan juka sejarah singkat versi website SMA Negeri 2 Plus Panyabungan. Disebutkan, sekolah ini berasal dari kelas unggulan yang dirintis masyarakat Madina yang tinggal Medan. Mereka tergabung dalam  BMCMN  pimpinan Zulkarnain Lubis, yang saat itu rektor UMA.

Kelas unggulan ini sudah berjalan sejak semester genap tahun pelajaran 2002/2003 dan dilaksanakan di SMA Negeri 1 Kotanopan.

BERITA TERKAIT  Gagal Bubarkan Tawuran Saat Karnaval, Damkar Baru Milik Pemkab Madina Diduga Tak ‘Sehat’

Setelah vakum setahun, pada 2006 Pemkab memutuskan segera mengubah status kelas unggulan tersebut menjadi sekolah berdiri sendiri, yaitu SMA Negeri Plus sekaligus menjadikan seluruh siswa menjadi siswa di SMA Negeri Plus. Pemkab meminta Zulkarnain Lubis menjadi kepala sekolahnya.

Dengan persiapan singkat, mulai November 2006 SMA Negeri Plus Madina sudah diresmikan, yaitu 8 Maret 2006 setelah melalui tahapan pemindahan siswa kelas unggulan dari SMA Negeri 1 Kotanopan.

Proses seleksi guru, persiapan gedung dan pengadaan sarana prasarana seadanya. Untuk sementara SMA Negeri Plus Madina menempati bekas kantor Dinas PU Madina di Kotanopan dan saat itu semua aktivitas pembelajaran dilakukan di sana,  termasuk pondokan (asrama) tempat tinggal siswa.

Jadi dalam waktu singkat telah berdiri sebuah sekolah bernama SMA Negeri Plus Madina yang mempunyai siswa lengkap dari kelas satu sampai kelas tiga. Mereka berasal dari kelas unggulan.

Lulusan pertama pada tahun ajaran 2006/2007, walaupun para siswa kelas tiga ini statusnya masih siswa SMA Negeri 1 Kotanopan, tapi seluruh proses pembelajaran sudah dilakukan SMA Negeri Plus Madina.

Tahun 2009 mulai dibangun gedung tersendiri SMA Negeri Plus Madina untuk menggantikan gedung yang dipakai sebelumnya, yaitu gedung Dinas PU di Kotanopan.

Gedung baru inilah yang saat ini ada di kompleks pendidikan Jl. Prof. Dr.Andi Hakim Nasution, Pidoli Lombang, Panyabungan.

Dengan pindahnya sekolah ini ke Panyabungan, namanya juga berubah dari SMA Negeri Plus Madina menjadi SMA Negeri 2 Plus Panyabungan.

Pada tahun 2018, SMA Negeri 2 Plus Panyabungan resmi dinaungi Yayasan Marbisuk(Maroban Bisuk) binaan Hj. Nawal Lubis, SE., istri Gubsu Edy Rahmayadi.

Itulah sejarahnya, terima kasih Pak Amru. Selamat jalan wahai bapak pembangunan Mandailing Natal.

Jasa dan kebaikanmu selalu dikenang masyarakat Madina. Dan, semoga kepedulianmu terhadap dunia pendidikan menjadi ladang ibadah bagimu…(*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI