BERITAHUta.com (Panyabungan)–Bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut H. M. Ja’far Sukhairi Nasution dikukuhkan sebagai ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Madina periode 2021-2026. Ia dibantu 17 wakil ketua, termasuk Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution.
Kegiatan pengukukan pengurus MUI Madina periode 2021-2026 ini berlangsung di Masjid Agung Nur Ala Nur, Aek Godang, Desa Parbangunan, Kecamatan Panyabungan, Madina pada, Rabu (2/3-2022).
Pengukuhan pengurus MUI Madina berdasarkan Surat Keputusan Dewan Pimpinan MUI Sumut Nomor: Kep-109/DP-P II/XII/2021.
Dalam SK tersebut, Jafar Sukhairi dikukuhkan sebagai ketua Dewan Pertimbangan MUI Madina. Ia dibantu 17 wakil ketua, termasuk Atika Azmi Utammi. Sedangkan posisi Sekretaris Dewan Pertimbangan ditempati H. Zulyaden Nasution.
Muhammad Nasir dikukuhkan sebagai ketua Umum Dewan Pimpinan MUI Madina. Ia dibantu dua wakil ketua umum masing-masing H. Muhammad Nurdin dan H.M. Yusuf serta 12 ketua. Sedangkan jabatan sekretaris umum dijabat H. Ahmad Zainal Khobir dan dr. H. Syafi’i Siregar (bendahara umum).
Pengukuhan pengurus MUI Madina juga dihadiri Ketua Umum DP MUI Sumut H. Martua Simanjuntak, Kepala Kantor Kemenag Madina H. Ahmad Qosbi, Pimpinan Ponpes Musthafawiyah Purba Baru H. Mustafa Bakri Nasution, dan Wakapolres Madina Kompol Agus Maryana.
Bupati mengatakan MUI merupakan wadah atau majelis yang menghimpun para ulama dan cendekiawan muslim Indonesia untuk menyatukan gerak dan langkah umat Islam dalam mewujudkan cita-cita bersama.
Di antaranya merajut kebersamaan atas dasar ukhuwah islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah insaniyah dalam ikhtiar menjaga kerukunan NKRI serta terwujudnya umat Islam yang berkualitas dan berkarakter Islam rahmatan lil alamin.
MUI berdiri 7 Rajab 1395 H atau 26 Juli 1975 di Jakarta sebagai hasil pertemuan dan musyawarah para ulama dan cendekiawan muslim yang datang dari berbagai penjuru tanah air. Hingga saat ini lembaga ini sudah berusia 47 tahun lebih.
“Dalam usia tersebut, era demi era telah dilalui oleh MUI. Mulai era Orde Baru, era reformasi, dan sampai saat ini kita sudah memasuki era globalisasi dan milenial. Ini tentu memiliki tantangan berbeda dari zaman ke zaman,” katanya.
Pada era globalisasi dan milenial saat ini, kata Ja’far Sukhairi, masyarakat dihadapkan pada tantangan yang kompleks serta kemajuan teknologi canggih yang dapat menggoyahkan batas etika dan moral.
Selain itu, banyak pendewaan hawa nafsu yang dapat melunturkan aspek religiusitas masyarakat serta meremehkan peran agama dalam kehidupan umat beragama.
Untuk itu, kehadiran MUI dibutuhkan sebagai organisasi kepemimpinan umat Islam yang bersifat kolektif guna meningkatkan silaturahim dengan terciptanya persatuan, kesatuan, dan kebersamaan umat Islam.
“Mari kita saling bergandengan tangan antara ulama dan umara untuk melakukan hal-hal yang baik demi terwujudnya kehidupan beragama dan bermasyarakat yang diridhoi Allah SWT,” kata bupati.
Kita sebagai umat Islam, kata dia, juga diharapkan bisa mewujudkan ukhuwah islamiyah dan kerukunan antar-umat beragama dalam memantapkan persatuan dan kesatuan masyarakat Madina yang kita cintai. (*)
Editor: Akhir Matondang