BERBAGI
Kondisi jembatan "gotik" di Pulo Padang, Lingga Bayu, Madina ini sudah rusak, bahkan dikhawatirkan bisa ambruk, namun kelanjutan pembangunan jembatan baru belum ada tanda-tanda bakal dimulai lagi.

BERITAHUta.com—Sudah hampir empat bulan pembangunan jembatan di  Pulo Padang, Kecamatan Lingga Bayu, Kabupaten Mandailing Natal, Sumut terhenti. Masyarakat berharap, pembangunan jembatan ke arah Kecamatan Sinunukan dan Batahan itu bisa segera dilanjutkan sebelum jembatan “gotik” yang ada saat ini ambruk.

Saat ini kondisi  jembatan Pulo Padang sungguh menyedihkan. Padahal pihak Dinas Bina Marga dan Konstruksi  Pemprov  Sumut  sudah membangun pondasi beton di dua sisi pada tahun anggaran 2017-2018.

Pembangunan itu dimaksudkan sebagai pengganti jembatan usia 30-an tahun yang saat ini sudah “goyang itik” (gotik) pada saat dilalui kendaraan muatan 10 ton ke atas.

Menurut Masrin Lubis, pemilik warung di dekat  jembatan, pekerja pembangunan pondasi kedua sisi jembatan terhenti sejak sebelum puasa Ramadan lalu. Dari pegawai Dinas PU (Pekerjaan Umum) Madina ia dapat informasi saat ini besi baja untuk keperluan jembatan sepanjang 72 meter itu sedang dirakit di pabrik.

BERITA TERKAIT  Idul Fitri 1442 H di Madina, Aktivitas Normal Seolah Corona Sudah Tak Ada

“Kondisi jembatan ini sudah mengkhawatirkan. Saya saja yang setiap saat disini ngeri melihatnya, apalagi orang yang belum pernah lihat, makin lama goyangannya makin  kuat” kata Masrin.

Selama ini perawatan jembatan itu tidak pernah dari pemerintah, tapi dari PT.Guriti, yang bergerak bidang  PKS (perusahaan kelapa sawit). Semua kayu dan besi yang menempel di atas jembatan merupakan sumbangan berupa CSR dari perusahaan tersebut.

Dua pekan sekali, kata Masrin, petugas dari PT. Guriti datang untuk memperbaiki lantai jembatan yang dipasang kayu spanel tebal sekitar 10-12 cm. “Bahkan terkadang mereka pantau dua hari sekali. “Yang saya tahu cuma dari perusahaan itu, yang lain saya tidak tahu kepeduliannya terhadap jembatan ini,” katanya.

BERITA TERKAIT  Jafar Sukhairi Bertemu Gus Muhaimin di Bandara Kualanamu

Jembatan yang diambang ambuk itu dibangun sekitar 30 tahun lalu. Sebelumnya warga menyeberang sungai itu pakai jembatan gantung (rambin-red), sementara kendaraan roda empat atau lebih pakai getek.

Keberadaan jembatan itu sangat penting dalam mendukung aktivitas warga, terutama masyarakat Kecamatan Batahan dan Sinunukan. “Kami berharap agar jembatan Pulo Padang ini cepat dilanjutkan pembangunannya. Jangan sampai menunggu jembatan lama ambruk,” kata Masrin. (tim-01)

 

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here