BATAHAN, BERITAHUta.com— Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut Elpi Yanti Harahap sudah perintahkan tim pengawas proyek di instansi yang dia pimpin memeriksa proyek pembangunan jalan hotmix di Pasar Batahan, Kecamatan Batahan, Madina.
“Besok (Rabu, 7/9-2023), tim pengawas saya perintahkan memeriksa proyek itu secara langsung. Mereka saya minta buat laporan tertulis,” kata Elpi kepada Beritahuta pada, Rabu (6/9/2023) petang.
Ia menyebutkan hal itu ketika dikonfirmasi menanggapi dugaan proyek pembangunan jalan hotmix di Pasar Batahan yang diduga dikerjakan rekanan secara asal-asalan.
Elpi menegaskan, jika ternyata hasil pekerjaan CV Peduli Bangsa—rekanan proyek pembangunan jalan hotmix Pasar Batahan– terdapat cacat mutu atau kurang volume seperti sejumlah warga Pasar Batahan, maka pihak rekanan wajib memperbaiki sesuai kontrak.
“Informasi yang saya dapat dari pengawas, pembangunan jalan hotmix tersebut baru saja selesai dilakukan pengaspalan, belum tahap proses PHO (Provisional Hand Over),” katanya.
Saat ini di Kecamatan Batahan terdapat tiga proyek pengerjaan jalan yang sumber anggarannya berbeda. Yakni: dari Direktorat Jenderal Bina Marga Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional I Sumut, multiyears contract (MYC) Sumut, dan APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) Madina.
Pada APBD 2023 Pemkab Madina membangun jalan hotmix di Pasar Batahan sepanjang 404 meter dengan anggaran sekitar Rp918 juta. Proyek tersebut dikerjakan CV. Peduli Bangsa. Perusahaan ini diduga masuk dalam kelompok PT DNG (Dalihan Natolu Grup) dari Padangsidimpuan.
Sejumlah warga Pasar Batahan mengeluhkan kualitas jalan yang baru selesai dikerjakan pihak rekanan pada, Selasa (5/9/2023) malam. Selain pada sisi kiri dan kanan jalan tidak rapi, permukaan hamparan hotmix tampak kasar.
Hal tersebut diduga lantaran dua hal. Pertama, campuran material hotmix tak sesuai ketentuan. Kedua, suhu hampar hotmix di bawah ketentuan minimal.
Aladin Nasution, warga Pasar Batahan, berharap pihak Pemkab Madina memperhatikan kualitas jalan yang berada persis di depan rumahnya. “Kami sudah menunggu pembangunan jalan hotmix ini sejak puluhan tahun lalu. Eh, begitu dibangun, kondisinya begini,” katanya.
Dengan kondisi cuaca musim penghujan seperti sekarang, kata Aladin, dia memperkirakan jalan tersebut tak bakal bertahan lama. “Sekarang saja material hotmix-nya sudah mulai terkelupas,” ujar lelaki berumur sekitar 62 tahun itu.
Ahmad Zuhri, juga warga Pasar Batahan, malah mengaku sudah mengirim foto dan video kondisi jalan yang baru dibangun itu kepada salah seorang pejabat di Pemkab Madina. “Saya sudah kirim dengan harapan ada perhatian,” katanya.
Berdasarkan pantauan media ini pada, Rabu (6/9/2023), di lokasi pekerjaan proyek jalan Pasar Batahan tidak ditemukan papan proyek. Selain itu, masih terdapat alat berat milik rekanan. Salah satunya, bertuliskan Dalihan Natolu Grup (DNG).
Hampir sepanjang jalan yang baru satu hari selesai dibangun kondisi hamparan hotmix-nya kasar. Paling parah, terdapat di sekitar depan rumah Aladin, tepatnya di tempat parkir alat berat milik rekanan. (*)
Editor: Akhir Matondang