PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Ratusan warga Pidoli Lombang, Kecamatan Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut, Kamis dini hari (11-5-2023), mengamuk. Mereka menghakimi enam orang yang diduga sedang fly akibat menggunakan narkoba jenis sabu.
Tiga di antara enam orang itu adalah wanita. Polisi langsung menggelandang keenam orang tersebut ke Mapolres Madina untuk mengantisipasi amuk warga. Hingga berita ini ditulis, identitas mereka belum diketahui.
Warga menyebutkan dua wanita berasal dari Kelurahan Sipolu-polu, Kecamatan Panyabungan. Seorang lagi, tinggal di Desa Runding, Panyabungan Barat.
Polres Madina menurunkan pasukan Dalmas (Pengendalian Massa) dengan membawa alat pelindung untuk mengantisipasi terjadinya kerusuhan. Sebab, tampaknya warga Pidoli Lombang sudah sangat resah terhadap ulah para pengedar dan pengguna narkoba di daerah mereka.
Sekitar pukul 03.00 Kapolres Madina AKBP H.M. Reza Chairul tiba di lokasi untuk meredam amarah warga yang didominasi para naposo bulung. Suasana di Pidoli Lombang baru benar-benar kondusif pada saat menjelang azan subuh.
Amuk warga di desa ini berawal ketika pada, Rabu (10-5-2023) jelang tengah malam, mereka mengetahui ada enam orang di salah satu sopo (gubuk) di tepi Aek Pohon sedang melakukan kegiatan tertentu. Gerak-gerik mereka mencurigakan.
Sekelompok pemuda yang selama ini sudah begitu resah terhadap peredaran narkoba di Pidoli Lombang lantas melakukan pengintaian. Setelah memperhatikan dari jauh, mereka menduga keeanam orang yang sedang di gubuk tersebut sedang pesta narkoba.
Karena sudah kesal, informasi tersebut pun cepat menyebar. Apalagi warga sempat membunyikan sirene di masjid setempat agar masyarakat berkumpul. Tak lama kemudian, warga sudah berkerumun.
Entah siapa yang mengomando, sekitar pukul 00.30 ratusan pemuda bergerak menuju gubuk di tepi Aek Pohon. Tiba di gubuk, mereka mengamankan ketiga pasang orang yang diduga bukan pasang suami istri tersebut.
Sebagian di antara pemuda tak kuasa menahan amarah. Para terduga pun sempat menjadi bulan-bulanan bogem. Tak lama kemudian, beberapa tokoh masyarakat menghalangi warga agar tidak main hakim. Mereka pun sepakat keenam orang dibawa ke balai desa setempat.
Informasi yang didapat media ini menyebutkan saat digelendang ke balai desa dari gubuk, keenam orang dalam keadaan setengah telanjang.
Namun tidak jelas apakah pakaian mereka lepas saat diamuk massa, atau ketika mereka diduga fly di gubuk sudah dalam keadaan setengah bugil. “Saya tidak tahu awalnya, yang jelas saat tiba di balai desa mereka nyaris telanjang. Na ijinjing warga doma uida alai. Untunglah polisi cepat datang, kalau tidak saya kira bisa…,” kata warga ini tidak melanjutkan kalimatnya.
Warga menyebutkan peredaran narkoba di sekitar Pidoli Lombang sudah sangat mengkhawatirkan. “Masyarakat sudah resah. Kalaupun ada yang ditangkap, pasti tak lama kemudian dilepas lagi. Inilah yang membuat resah warga,” kata seorang tokoh pemuda setempat. (*)
Editor: Akhir Matondang