BERITAHUta.com—Aksi tutup jalan di Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut sedang menjadi trend. Kali ini, jalan menuju kawasan pendidikan STAIN (Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri) Madina ditutup oleh seseorang.
Belum jelas siapa yang menutup jalan pakai timbunan tanah merah itu. Namun, diduga dilakukan sang pemilik lahan yang berlokasi sekitar dua kilometer dari jalinsum (jalan lintas Sumatera) prapatan “titi kuning”, Dalan Lidang, Panyabungan, Madina.
Hingga Kamis siang (2/7-2020), sekitar pukul 11.10, jalur tersebut masih ditutup. Masyarakat dan pelajar yang hendak menuju kawasan pendidikan itu terpaksa memberhentikan laju kendaraannya karena melihat tumpukan tanah merah di badan jalan.
Menurut warga, timbunan tanah di itu tampak sejak Rabu malam (1/6-2020). “Kami tidak tahu kapan truk menurunkan tanah di lokasi jalan yang ditutup, tapi pas pukul 23.30 sudah ada tumpukan tanah,” kata penduduk setempat yang tidak mau disebut namanya,
Akibat ditutupnya jalan tersebut, jalur menuju sejumlah tempat pendidikan di kawasan itu jadi terhalang, seperti menuju STAIN Madina, SMA Negeri 3 Panyabungan, SMA Plus, SMP Negeri 6 Panyabungan SD Teladan, SLB (sekolah luar biasa).
Warga merasa heran dengan aksi tutup jalan yang diduga dilakukan pemilik lahan. Apalagi saat ini di sisi kanan jalan sudah dibuat tembok sebagai penghalang karena lokasi jalan tersebut persis berada di bibir daerah aliran sungai (DAS) Aek Batang Gadis.
Awalnya jalan menuju STAIN itu memang berupa kebun. Namun pada saat banjir bandang di Aek Batang Gadis sekitar akhir tahun 2018 lalu, sebagian dari sisi kanan dari arah “titi kuning” dihantam air sehingga jalan menuju kawasan pendidikan terputus.
Pada saat itu agar kegiatan pendidikan di sana tidak terhalang, lahan kebun yang sebagian sudah dihantam air, dipakai sementara untuk badan jalan sepanjang sekitar 50 meter.
Aksi tutup jalan di lokasi ini merupakan kali ketiga. Sebelumnya, pemilik lahan juga sudah dua kali menutup jalan tersebut pakai tanah. Konon, hal ini dilakukan pemilik karena belum tuntas soal pembayaran ganti rugi.
Dengan ditutupnya jalan tersebut pakai timbunan tanah, otomatis jalur menuju kawasan pendidikan itu dari arah “titi kuning” terputus.
Memang ada jalur alternatif melalui Desa Hutabaringin, Kecamatan Panyabungan Barat, Madina. Namun kondisinya agak kurang baik. Selain itu, jika mereka yang mau menuju kawasan STAIN dari arah “titi kuning” lewat Hutabaringin menjadi lebih jauh.
Sebab harus terlebih dahulu memutar lewat Dusun Sabajior,Desa Hutabaringin. Dari “titi kuning” menuju STAIN melalui jalan yang ditutup saat ini hanya sekitar 2,5 km. Sedangkan jika dari “titi kuning” melalui Dusun Sabajior, sepanjang sekitar empat kilometer.
Kepala SMA Negeri 3 Panyabungan Lesna Tarida Pulungan membenarkan jalan menuju kawasan pendidikan STAIN ditutup pakai timbunan tanah. “Mudah-mudahan hal ini tidak berlarut-larut karena bisa mengganggu aktivitas pendidikan yang ada di sana,” katanya.
Aksi tutup jalan di Madina saat ini sedang musim. Dalam sebulan terakhir, ini kali keempat warga menutup jalan. Sebelumnya warga Desa Hutapuli, Kecamatan Siabu menutup jalinsum sebagai bentuk protes pembagian dana BLT (bantuan langsung tunai).
Hal serupa dilakukan warga Desa Huta Dame dan Desa Mompang Julu (Kecamatan Panyabungan Utara). Mereka unjuk rasa mengenai pembagian BLT dengan cara menunutup jalinsum Padang Sidimpuan-Panyabungan. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang