BERITAHUta,com—Pengajian “Rabu” Pesantren Musthafawiyah Purba Baru menggelar Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw. Kali ini, empat guru senior pesantren itu memberikan tausiah secara bergantian.
Diawali siraman rohani dari Ustad Usnan Amir. Ia menyebutkan ada tiga golongan manusia yang salat-nya tidak diangkat dari bumi karena tidak diterima Allah Swt.
Yaitu, pemimpin atau imam yang rakyatnya benci terhadap perbuatannya; seorang istri yang ketika suaminya sedang marah ia tidur.
“Inda bana i. Ulang baen-baen i. Jangan tidur sebelum persolan kemarahan suami selesai. Lalu ketiga, dua saudara yang saling bermusuhan.” kata Ustad Usnan dihadapan ribuan jemaah pengajuan “Rabu”, baru-baru ini.
“Tolu do. Pala sada siala, dua malua, tolu mangolu. Jadi adong tolu golongan naso itarimo ni Allah swt sumbayangna,” kata Ustad Usnan.
Hadir dalam kesempatan ini antara lain Mudir Musthafawiyah Purba Baru H. Mustafa Bakri Nasution, pasangan calon bupati dan wakil bupati Madina H.M. Sofwat Nasution-Ir. Zubeir Lubis (Sofwat-Beir), dan para guru-guru Musthafawiyah.
Ustad Muhammad Nurdin Nasution mengatakan salah satu tauladan yang diwariskan nabi adalah hidup harus selalu berhati lapang. “Sulit ekonomi, lapangkan hati. Siapa yang senantiasa lapang hatinya, dia mendapat berkah,” katanya.
Muhammad, lanjut ustad, adalah rahmatan lil’alamin. Rahmat bagi sekalian alam. “Muhammad solusi dalam setiap kesulitan. Makanya setiap ada masalah, kembalilah pada Al-Quran dan hadis.”
Selanjutnya giliran Ustad Bahauddin, Lc. menyebutkan, banyak orang mengaku umat Muhammad, tetapi ciri-ciri sebagai umat Muhammad tidak ada pada dirinya. “Semoga kita bukan bagian dari kelompok ini,” katanya.
Terakhir, Ustad “Gaul” Fachri. Ia menyebutkan ada tiga perbuatan dalam rangka mendapat kebahagiaan dunia dan akhirat. Yaitu, dekatkan pada Allah Swt.; banyak membaca salawat, serta berbakti pada orang tua.
Jemaah yang menghadiri maulid kali ini sangat terhibur dengan penampilan keempat pemberi tausiah karena mereka memberi siraman rohani diselingi guyon-guyon segar.
Selain itu, jemaah dihibur para santri Musthafawiyah dengan kesenian religi. Usai acara, dilanjutkan makan bersama. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang