
BERITAHUta.com—Sejak Amru Daulay tidak lagi bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut lagi, nyaris tidak ada pembangunan jalan di Desa Angin Barat, Kecamatan Tambangan, Madina.
“Kami rindukan pemimpin seperti Pak Amru Daulay. Jalan ini dibangun waktu beliau bupati. Sampai sekarang belum pernah lagi ada perbaikan jalan di sini,” kata warga ketika tim Sofwat-Beir berjalan kaki menelusuri perkampungan Desa Angin Barat, Selasa malam (29/9-2020).

Malam itu H.M. Sofwat Nasution dan Ir. H. Zubeir Lubis (Sofwat-Beir) bersama rombongan sengaja berjalan kaki dari Masjid Jam’i Angin Barat menuju rumah milik Budi Aswin, tempat kaum ibu setempat melakukan pengajian rutin.
Kondisi jalan memang sudah rusak. Seorang tokoh masyarakat yang ikut berjalan beriringan dengan pasangan calon bupati dan calon wakil bupati Madina itu pun menyampailkan unek-unek terhadap Sofwat-Beir.
“Kalau bapak nanti jadi bupati dan wakil bupati, tolonglah jalan kami ini pak diperhatikan,” ujarnya.
“In shaa Allah pak akan kami perhatikan. Tidak mungkin saya lupa, karena ibu saya asal muasalnya dari Angin Barat,” jawab Sofwat Nasution.

Sang jenderal melanjutkan, berdasarkan informasi yang didapat banyak desa yang sama sesekali tidak tersentuh anggaran pembangunan jalan pasca Pak Amru Daulay tidak bupati lagi, “Salah satunya di sini seperti kata bapak.”
Kunjungan Sofwat-Beir di Angin Barat didahului salat magrib berjamaah di Masjid Jam’i. Turut mendampingi pasangan calon bupat dan wakil bupati nomor urut tiga ini antara lain Mudir Musthafawiyah Purba Baru H. Mustafa Bakri Nasution, sejumlah guru pesantren itu, serta sejumlah relawan.
Usai salah magrib, dilanjutkan acara silaturrahmi Sofwat-Beir bersama tokoh-tokoh dan masyarakat Angin Barat yang berlangsung di rumah salah seorang warga.
Tokoh masyarakat setempat, Nasuruddin Lubis, tampaknya sudah sangat geram dengan nasib dialami Angin Barat. “Saya rangking tujuh tertua di desa ini. Pahit getir sudah dirasakan. Saya sudah alami beberapa masa, termasuk saat MUSO dan Gestapu,” sebutnya.
Menurut Nasaruddin Lubis, pembangunan jalan di desa itu terakhir semasa bupati Amru Daulay. “Sangat menyedihkan. Tolong nanti kalau Pak Sofwat dan Pak Beir memimpin Madina, perhatikanlah kami,” katanya.
Di depan tokoh-tokoh dan masyarakat yang memadati rumah tempat silaturrahmi, Nasruddin meminta masyarakat tidak munafik dalam menyikapi politik Pilkada Madina yang bakal digelar 9 Desember 2020.
“Kalau hari ini kita janji dukung Sofwat-Beir, ya kita jangan ingkar.Demi Tuhan, saya ikut mengharamkan warga sini memilih selain Sofwat-Beir di Pilkada 9 Desember 2020. Kami ingin pemimpin seperti Amru Daulay,” ujarnya.

“Tapi yakinlah, disini in shaa Allah menang. Nasution dohot Lubis do sude i son, pas ma on tu marga ni Sofwat-Beir,” kata Nasruddin.
Pada kesempatan itu Sofwat Nasution terlebih dahulu memperkenalkan diri. Ia juga menjelaskan mengenai visi dan misi, termasuk menerangkan bahwa pasangan Sofwat-Beir didukung ulama-ulama yang ada di Madina.
“Kami ingin terjalin sinergi antara umaro dan ulama. Bagaimana kita menciptakan generasi Madina relegius. Bisa memegang teguh nilai-nilai agama yang kita percayai,” katanya.
Sofwat Nasution mengaku memahami kekecewaan masyarakat. “Inilah salah satu alasan kenapa saya mau ikut pemilihan bupati dan wakil bupati Madina, karena ada keinginan membenahi tanah kelahiran saya,” jelasnya.
Kalau mau jujur, kata dia, semestinya setelah pensiun dari militer cukup istirahat di rumah. “Saya ada keinginan bersama komponen masyarakat membangun kabupaten ini, berbuat untuk tanah kelahiran karena selama berdinas di militer saya tidak pernah tugas di Madina,” katanya. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang