BERITAHUta.com—Dukungan terhadap Khoirunnisah terus mengalir. Senin sore (7/6-2021), Mudir Pesantren Musthafawiyah Purba Baru H. Mustafa Bakri Nasution menyerahkan bantuan senilai Rp11 juta demi kelancaran pendidikan hafidz Qur’an itu di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir.
Dana bantuan senilai Rp11 juta untuk Khairunnisah, yang biasa disapa Nisah, berasal dari Mustafa Bakri, Adek AU, Asrul AU, dan Syamsir Nasution (anggota DPRD Madina dari Partai Hanura).
Mustafa Baktri menyerahkan langsung bantuan kepada Nisah, disaksikan Ummi Rangkuti, ibu santri Darul Ikhlash Dalan Lidang, Panyabungan, Madina tersebut.
Turut hadir pada penyerahan yang berlangsug di rumah Anisah, Kelurahan Panyabungan III, Kecamatan Panyabungan, Madina antara lain Asrul AU, Syamsir Nasution, dan Ustad Fahri.
Mata Mustafa Bakri dan rombongan tampak berlinang ketika menyaksikan Nisah dan ibunya menangis begitu mendengar jumlah bantuan yang bakal diserahkan.
“Meskipun tidak banyak, ini merupakan bentuk dukungan dan perhatian atas prestasi Nisah. Semoga bisa menjadi motivasi dan penyemangat dalam menimba ilmu di Al-Azhar. Jumlahnya, Rp11 juta,” sebut Ustad Fahri.
Belum selesai kalimat Ustad Fahri, yang terkenal dengan sebutan Ustad Gaul, Nisah dan ibunya tak kuasa menahan air mata. “Terima kasih Ya Allah, terima kasih kepada ayah mudir, terima kasih kepada ayah-ayah semua,” ujar Nisah terbata-bata sembari menutup bagian matanya dengan kedua telapak tangan.
“Au ngamalo au mandok hobar tarimokasibe, baen godangna roa nami manarimo bantuan on. Tuhan doma mambalasna, tarsaimaia natardok au,” sebut Ummi sembari menyeka kedua matanya.
Mustafa Bakri menyebutkan, ia bangga mendengar prestasi Anisah yang hafidz 30 jus. “Ini suatu bukti jika ada kemauan, in syaa Allah pasti ada jalan. Tentu saja dibarengi usaha dan doa,” katanya.
Mudir Musthafawiyah dan Asrul sempat memberi kata-kata penyemangat bagi santri Darul Ikhlash Dalan Lidang yang ditinggal sang ayah ketika ia belum sekolah SD. “Tidak semua hafidz Qur’an bisa seperti Nisah. Ini harus disyukuri, apalagi begitu besar dukungan berbagai pihak agar keinginan melanjutkan pendidikan di Al-Azhar tidak terhalang dana,” sebut Asrul.
Menurut Ustad Fahri, Nisah adalah aset daerah yang harus dibina agar dapat memotivasi generasi muda belajar Al-Qur’an.
Tidak itu saja, kelak setelah anak bungsu dari lima bersaudara dari pasangan Amastua Nasution (alm) dan Ummi Rangkuti, itu lulus dari Al-Azhar diharapkan bisa mengabdikan diri di Madina. “Nisah adalah aset daerah yang kelak diharapkan mau membagikan ilmunya terhadap generasi muda supaya makin banyak lahir tahfidz-tahfidz Qur’an, dari daerah kita” katanya. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang