BERBAGI
"BERSEMAYAM"--Dua guru mengangkat plang sekolah TK Satu Atap 099 Batang Gadis dari tempatnya "bersemayam" pada, Senin (15-5-2023). (foto: akhir matondang

PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Ini bisa jadi cermin pengelolaan pendidikan di Mandailing Natal (Madina), Sumut.  Jika absensi guru saja tidak ada, bagaimana mengukur tingkat kehadiran mereka. Parahnya lagi, plang sekolah tidak ada.

Itulah sekilas potret TK Satu Atap SD Negeri 099 Proyek Batang Gadis, Kecamatan Panyabungan, Madina. Sekolah ini berlokasi di Desa Sipaga-paga.

Mungkin  para guru menganggap tak perlu absensi, sebab jumlah murid saja cuma: 33 orang. Informasi didapat media ini menyebutkan, kelima guru jarang hadir secara bersamaan. Sepertinya mereka pakai sistem shift, datang ke sekolah secara bergantian agar biaya transportasi berkurang.

Pengelolaan TK Satu Atap ini terkesan amburadul. Sudahlah absensi, plang tidak ada, alat bermain anak-anak banyak tak terpakai sehingga menumpuk di salah satu sudut bangunan sekolah.

Plang sekolah ada di tumpukan “rongsokan” paling bawah. (foto: akhir matondang)

Setelah ditanya, para guru baru sibuk mencari plang merek di tumpukan perlengkapan alat bermain anak-anak yang sudah tidak terpakai. Menurut Wisni, seorang guru yang pernah jadi kepala TK Satu Atap, ini plang itu baru lepas dari tempat biasa digantung sekitar sepekan.

BERITA TERKAIT  Terpapar Gas Beracun PT SMGP, Ini Nama 56 Warga Sibanggor Julu yang Dirawat di Rumah Sakit

Namun, pengakuan Wisni tidak meyakinkan. Sebab, ketika mereka angkat plang itu dari tumpukan “rongsokan” alat-alat bermain murid, kondisinya sudah dibalut debu.

Apalagi seorang warga yang kerap melintas di jalan raya di depan bangunan sekolah menyebutkan plang TK Satu Atap sudah lama tidak ada di tempat biasanya. “Plang TK Sudah lama enggak ada,” katanya.

Seperti yang yang terjadi pada, Senin (15-5-2023). Hingga pukul 10.15, absensi guru belum ada. Wisni menyebutkan mereka belum mengisi absensi disebabkan Nurjannah, kepala sekoah TK Satu Atap, tidak datang.

“Absensi masih di dalam lemari, kuncinya satu dibawa Ibu Rosita, satu lagi dibawa ibu kepala sekolah,” kata Wisni.

BERITA TERKAIT  Kabareskrim Sebut Pemuda asal Madina yang Hilang Kontak Sepertinya Korban TPPO

Awalnya Wisni menyebutkan Rosita sudah datang ke sekolah pada pagi hari, tetapi sedang keluar entah kemana.  Setelah didesak memperlihatkan lembaran absensi, dia tidak bisa menunjukkan bahkan menyebutkan lembaran absensi ada di dalam lemari.

Saat menjadi kepala sekolah di sini, Wisni diduga kerap berbohong jika ada orang menagih utang terhadap Rosita. Bahkan dia pernah menyebutkan suami Rosita sakit-sakitan, padahal setelah dicek ke rumah Rosita di Sipolu-polu, Kecamatan Panyabungan, Madina suami guru ini segar-bugar.

Gak usah kesana, kasihan suaminya sakit-sakitan. Baru masuk rumah sakit,” kata Wisni beberapa waktu lalu.

Selain itu, guru ini juga selalu tertutup memberi tahu alamat Rosita. “Saya tidak pernah bilang suami Ibu Rosita sakit, yang sakit waktu itu Ibu Rosita. Dia pernah berobat sebulan di Medan,” ujarnya. (*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI