
PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Pernyataan Wakil Bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut Atika Azmi Utammi mengenai prosentasi pekerjaan peningkatan jalan Simpang Tambiski-Sayur Maincat sudah 100 prosen, terbukti keliru. Karena sekecil apapun volume pembuatan marka jalan, belum bisa disebut 100 prosen.
Pasalnya, rekanan baru menyelesaikan pengecatan marka jalan pasca Beritahuta mempertanyakan kebenaran prosentasi yang diutarakan Atika saat meninjau proyek tersebut pada, Kamis (6/10-2022).

“Sekecil apapun prosentase pengecetan marka jalan yang belum tuntas, ini artinya belum 100 prosen. Kecuali memang pekerjaan pengecatan marka hanya bonus dari pemborong,” kata warga belum lama ini.
Berdasarkan pantauan media ini, Senin (10/10-2022), marka jalan yang sebelumnya belum diselesaikan CV Taufik Prima Putra, selaku pemborong proyek ini, tampak sudah dicat.
Marka jalan itu berada di sisi kanan dari arah kantor camat Hutabargot menuju Desa Simanondong, Kecamatan Panyabungan Utara, Madina. Tepatnya, di Desa Mondan, Kecamatan Hutabargot.
Tidak jelas kapan pemborong melakukan pengecatan susulan. Sejumlah warga yang ditanya menyebutkan waktu berbeda, sebagian mengatakan pekerja melakukan pengecatan pada, Jumat (7/10-2022), lainnya, Sabtu (8/10-2022).
“Kalau enggak salah Jumat lalu,” kata warga saat ditemui di warung sekaligus lopo di pertigaan Desa Sayur Maincat, Senin (10/10-2022).
Namun mengenai bahu jalan yang sebagian belum dicor, hingga saat ini belum terjawab. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Madina Rully Andriyanto yang dikonfirmasi melalui WhatsApp pada, Senin malam (10/10-2022), tidak memberikan jawaban. Seperti biasa, jika dikonfirmasi mengenai kinerjanya, pejabat ini selalu bungkam.
Bahu jalan yang belum dicor itu memang terlihat janggal. Yaitu berada di sepanjang sekitar 100 meter pada sisi kiri dan kanan jalan setelah jembatan Sayur Maincat dari arah kantor camat Hutabargot.

Lalu, sepanjag sekitar 300 pada sisi kiri dan kanan jalan sebelum jembatan Sayur Maincat, juga dari arah kantor camat. Terakhir sisi kiri jalan—dari arah kantor camat Hutabargot– di sepanjang Desa Mondan.
Praktis, bahu jalan yang dicor oleh pemborong hanya masing-masing sekitar setengah meter pada sisi kiri dan kanan jalan di pusat Sayur Maincat. Selain itu, terdapat coran di dekat jembatan desa setempat.
Pada, Senin (10/10-2022), tiga pekerja sedang membuat pondasi di dua titik pada jalur Desa Mondan. Salah seorang pekerja yang tak mau disebut namanya mengatakan pemasangan pondasi untuk mengantisipasi pinggir aspal sisi kiri agar tidak longsor ke sungai lantaran bahu jalan tidak dicor.
Dia tidak tahu apakah pekerjaan itu tercatat dalam RAB (rencana anggaran biaya) dalam proyek itu, atau tidak. “Kami sudah kasih tahu supaya pemilik sapi tidak membawa hewan peliharaannya turun ke sungai dari sini. Kalau tidak, lama-lama aspal longsor,” kata lelaki yang mengaku tinggal di Roburan, Panyabungan Selatan, Madina.
Saat meninjau pekerjaan proyek senilai Rp2.947 miliar lebih ini, Kamis (6/10-2022), Atika menyebutkan pembangunan jalan sepanjang 2,5 kilometer yang bersumber dari dana DAK (Dana Alokasi Khusus (DAK) 2022 tersebut telah mencapai 100 prosen.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Madina Rully Andriansyah dan Elpianti Harahap, kepala Bidang Bina Marga Dinas PUPR Madina ketika ditanya sejumlah hal mengenai proyek ini sepakat melakukan gerakan tutup mulut.
Kualitas proyek yang diduga dikerjakan DNG (Dalihan Natolu Group) dari Padangsidimpuan ini terkesan asal-asalan. Selain tadinya salah satu sisi marka jalan belum dicat, kualitas cor bahu jalan banyak yang retak sehingga terkesan dibuat asal-asalan. (*)
Editor: Akhir Matondang