BERITAHUta.com—Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut ,berduka. Dua remaja korban tenggelam di Desa Sibanggor Jae adalah santri di sekolah itu, yaitu Irsanul Mahya (15) dan Muhammad Musawi (15). Kedua korban ditemukan dalam keadaan meninggal.
Mahya dan Musawi tenggelam pada Sabtu pagi (29/9), sekitar pukul 09.30, di kolam penampungan air milik PT.SMGP di Desa Sibanggor Jae, Kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM) Madina. Setelah dilakukan pencarian oleh polisi, Satpol PP, dan warga, sekitar pukul 14.35 Mahya ditemukan dalam keadaan tak bernyawa di dasar kolam sedalam 10-an meter.
Saat ditemukan, ia mengenakan kaos hitam dan celana jins. Kedua tangan seperti menggigil di depan dada. Sementara kaki, agak bertekuk.
Begitu berhasil dievakuasi, korban langsung dilarikan ke rumah sakit. Jenazah Mahya tiba di RSUAD Panyabungan pukul 15.25. Turut mendampingi di dalam ambulans Puskesmas Kayu Laut itu antara lain, Irwan Saleh, sang ayah, dan neneknya.
Nenek tampak sangat terpukul atas musibah dihadapi cucunya. Ia manangis histeris begitu petugas medis rumah sakit membuka kantong jenazah berwarna kuning. Sementara Irwan Saleh, yang juga pegawai di lingkungan Pemkab Madina, itu berusaha tenang meskipun dari raut wajahnya ia berusaha menahan tangis.
Hanya berselang 15 menit, korban kedua: jenazah Musawi tiba di rumah sakit. Sejumlah keluarga juga turut mendampingi dan mereka tak kuasa begitu melihat korban dikeluarkan dari dalam plastik.
“Baru di sini kami melihat keadaan mereka. Tadi begitu ditemukan di kolam, langsung dimasukan ke dalam kantong jenazah, “ kata Abdul Mahar, keluarga sekaligus guru Pesantren Purba Baru.
Begitu kedua jenazah di visum dan dibersihkan pihak rumah sakit, langsung dibawa ke rumah kedua orang tua mereka di Desa Sibanggor Jae, Kecamatan Puncak Sorik Marapi, Madina untuk dimakamkan.
Hingga berita ini ditulis, belum tahu pasti penyebab kedua korban tenggelam di kolam milik PT. SMGP, perusahaan yang sedang mengerjakan pengeboran panas bumi. Berbagai dugaan bermunculan.
Tidak ada saksi mata yang melihat awal mula kedua santri kelas tiga di Pesantren Purba Baru, itu masuk ke dalam kolam. Begitu warga berdatangan ke tempat kejadian, mereka melihat sendal dan peci putih (lobe-red) milik Mahya.
Berbagai dugaan bermunculan. Antara lain, pada saat mereka bermain di tepi kolam, tiba-tiba Musawi tergelincir. Melihat sahabat karibnya “terjun” ke air, Mahya berusaha menolong. Setelah membuka sendal dan peci yang sedang dipakai, lalu ia melompat ke kolam.
Pada saat itulah, petugas keamanan perusahaan yang sedang melintas melihat kedua remaja sudah berada di dalam kolam. Petugas tersebut sempat memberikan pertolongan pakai tali, tapi gagal karena licin.
Lalu, ia berlari ke arah kampung berjarak sekitar 1 km untuk memberi tahu warga. “Ini hanya dugaan saja, gak ada yang tahu pasti bagaimana awal kejadiannya. Bahkan, sebelumnya sempat tidak ada yang tahu siapa kedua lelaki yang tenggelam di kolam. Warga baru tahu yang tenggelam itu Mahya dan Musawi beberapa jam setelah warga ramai di sekitar kolam,” kata seorang ibu setengah tua yang ikut mengantar ke rumah sakit. (tim-01)