BERBAGI
H.M. Ja'far Sukhairi Nasution (foto: ist)

PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Pemkab Mandailing Natal (Madina), Sumut bakal menggelar festival drumband dalam rangka memeriahkan HUT ke-77 Kemerdekaan RI. Lomba ini bagian dari kegiatan karnaval dan memeriahkan pesta rakyat 17-an.

Festival drumband diikuti tingkat pelajar SD, SLTP dan SLTA. Menurut rencana, kegiatan lomba di pusatkan di Jalan Williem Iskandar—depan Bank Sumut—Panyabungan. Soal waktunya, masih menunggu hasil rapat teknis panitia.

Bupati Madina H.M. Ja’far Sukhairi Nasution menyebutkan festival drumband ini sebagai bagian hiburan masyarakat dalam rangka memeriahkan HUT Kemerdekaan RI.

In shaa Allah hari ini surat edaran terkait  kegiatan ini sedang disiapkan. Ini bagian dari hiburan rakyat. Pemkab menyiapkan hadiah terhadap para pemenang,” katanya kepada Beritahuta pada, Senin (1/8-2022).

Media ini belum dapat penjelasan mengenai teknis pelaksanaan festival drumband tingkat SD (sekola dasar), SLTP (sekolah lanjutan tingkat pertama) dan SLTA (sekolah lanjutan tingkat atas) ini dari pihak terkait. Namun ada informasi, lomba bakal digelar pada, 15 Agustus 2022.

BERITA TERKAIT  Fahrizal Efendi Nasution Beri Motivasi Santri Pesantren Darul Ikhlash, Dalan Lidang

Sebelumnya, saat memberi sambutan pada acara Tabligh Akbar di Masjid Agung Nur Ala Nur Panyabungan, belum lama ini,  bupati menyebutkan tahun ini pemkab masih membatasi berbagai kegiatan 17-an, termasuk: karnaval dan defile. Bisanya acara ini diadakan pada, 16-17 Agustus.

Menurutnya, karnaval dan defile ditiadakan disebabkan kegiatan itu dapat menimbulkan kemacetan sehingga mengganggu arus lalu lintas Kota Panyabungan.

Tak itu saja, karnaval dan defile membuat sebagian warga tidak melaksanakan salat zuhur dan azhar lantaran mereka menyaksikan acara tersebut.

Karena itu, Pemkab Madina memfokuskan kegiatan HUT ke-77 Kemerdekaan RI di sekitar Masjid Agung Nur Ala Nur Panyabungan.

BERITA TERKAIT  Soal Kontribusi ke Pemkab Madina, PT SMGP Hendaknya Tak Kaku Menafsirkan UU

Kebijakan Ja’far Sukhairi ini mulai merebak ke sejumlah sekolah dan masyarakat. Siapa pun ditanya, nyaris kurang sependapat dengan alasan seperti diutarakan bupati.

Namun dengan adanya festival drumband ini, setidaknya bisa menjadi “obat” bagi para pelajar dan guru yang sudah sejak beberapa pekan terakhir berlatih drumband di sekolahnya masing-masing, sampai-sampai ada yang mendatangkan pelatih di bidang ini

“Meskipun sebenarnya waktu persiapannya sangat terbatas, tak apalah. Festival ini sekadar mengobati rasa kecewa anak-anak. Memang karnaval dan festival beda. Kalau festival, harus banyak berlatih atraksi, sedangkan karnaval fokus hanya memainkan alat musik sembari berjalan,” kata seorang guru. (*)

Editor: Akhir Matondang

 

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here