BERBAGI
BERI BANTUAN--Ketua DPRD Madina Erwin Efendi Lubis saat mengunjungi rumah kontrakan Ika, peminta-minta yang baru melahirkan anak kembar, di Desa Malintang Julu, Kecamatan Bukit Malintang, Madina. Saat itu, ketua dewan memberikan bantuan Rp2,5 juta. (foto: akhir matondang)

BUKITMALINTANG, BERITAHUta.com—Ketua DPRD Mandailing Natal (Madina), Sumut Erwin Efendi Lubis, Sabtu (4-3-2023), sekitar pukul 15.00,  mendatangi rumah Ika Angraini (30) di Desa Malintang Julu, Kecamatan Bukit Malintang.  Tujuannya, untuk melihat langsung kondisi ibu tiga anak tersebut.

Pada kesempatan itu, Erwin Efendi Lubis memberikan bantuan Rp2,5 juta kepada Ika untuk meringankan kesulitan dialami ibu muda yang sempat menjadi peminta-minta di Pasar Lama, Panyabungan, Madina.

Sebelum memberikan bantuan, ketua dewan sempat bincang-bincang sekitar 15 menit dengan Ika. Erwin Efendi Lubis duduk di rumah petak kontrakan sangat sederhana itu. Ia duduk didekat jendela depan.

Rumah itu berukuran sekitar 2,5 X 6 meter. Tampak hanya ada karpet plastik, itu pun sudah lusuh. Karpet itu ditutup kain usang. Bisa jadi tujuannya supaya tidak dingin saat mereka tidur atau duduk di lantai semen rumah. Tidak terlihat sama sekali ada kasur di dalam rumah.

Kepada Erwin Efendi Lubis Ika menyebutkan suaminya meninggal saat kerja bangunan. “Saya memang meminta-minta untuk menutupi kebutuhan saya. Beli susu, bubur bayi, pempers, beli beras.”

Saat memberikan Rp2,5 juta, ketua DPC Gerindra Madina itu berkali-kali meminta supaya Ika tidak lagi meminta-minta karena kondisi kesehatannya harus baik supaya bisa mengurus anak kembar laki-laki yang baru berumur satu bulan 14 hari.

Menurut Erwin, uang yang diberikan bisa dimanfaatkan untuk membayar kontrakan selama masih di Madina, beli susu, beras satu bulan. Lauk-pauk, dan kebutuhan sehari-hari.

Selain itu untuk ongkos ke Medan jika mau pulang dan biaya hidup beberapa pekan di Medan. “Tolong berobat. Periksakan lagi bekas jahitan bekas operasi. Kalau masih basah, itu bisa jadi infeksi. Permintaan saya, jangan minta-minta lagi,” ujar Erwin Efendi Lubis.

Kalau mau pulang ke Medan besok, kata dia, juga enggak masalah. “Kalau mau disini, kan sudah ada uangnya. Kalau mau pulang juga sudah ada ongkosnya. Fokus dulu jaga bayi ini, kasihan anak-anak ibu,” kata ketua dewan.

BERITA TERKAIT  Satu Lagi Warga Madina Korban Gempa Cianjur, Rumah Ayah 5 Anak Ini Nyaris Rata dengan Tanah
foto: akhir matondang

Menurut Ika, seharusnya ia masih rutin kontrol bekas operasi sesar. Namun  tak bisa lantaran tidak ada biaya. Sekali periksa Rp180-an ribu. Jangankan Rp180-an ribu, ongkos ke Panyabungan saja tidak ada. Bahkan, semua pakaian dan keperluan bayi kembar juga didapat dari sumbangan warga sekitar.

Informasi yang didapat media ini menyebutkan sepekan setelah melahirkan di RS Permata Madina pakai BPJS, ia sudah keluar rumah untuk meminta-minta di  sekitar Pasar Malintang. “Kadang dia dapat Rp10 ribu, paling banyak Rp20 ribu,” kata tetangga Ika.

Terakhir Ika bertemu media ini saat meminta-minta di Pasar Lama, Panyabungan, Sabtu (4-3-2023), sekitar pukul 09.30. saat itu, ia menggendong dua bayi kembarnya, dan menuntun Al-Fath Aurafan Kurniawan (4).

Ika menyebutkan terpaksa meminta-minta ke Pasar Lama dalam sepekan terakhir karena tidak punya uang membeli susu anaknya karena suaminya sudah meninggal akibat tertimpa semen saat kerja bangunan.

Tidak Betul Suami Meninggal

Selain ketua DPRD Madina, ada beberapa dermawan  sudah memberikan bantuan kepada Ika. Antara lain, hamba Allah yang tak mau disebut namanya masing-masing Rp2,4 juta serta Rp150 ribu. Uang itu ditransfer ke rekening Beritahuta, dan sudah diserahkan kepada Ika.

Ketua DPD Golkar Madina Aswin Parinduri juga menelepon media ini ingin memberikan bantuan kepada Ika bersama anak-anaknya setelah ia pulang dari Jakarta.

Melihat kondisi kehidupan Ika dan ketiga anaknya memang memprihatinkan. Si ibu dan kedua bayi  kurang asupan gizi sehingga perkembangan bayi terlihat kurang normal. Apalagi, si ibu masih harus memikirkan biaya hidup mereka, untuk makan saja terkadang tidak ada.

BERITA TERKAIT  Dinobatkan sebagai Tokoh Pembangunan Madina, Ja’far Sukhairi Terima Anugerah Waspada Award

Setiap hari Ika kerja mencuci pakaian mereka dan mengangkat air di ember sekitar 50 meter dari bak pengambilan air umum. Sementara luka bekas operasi belum sembuh total.

Sayang, Ika diduga tak jujur. Meskipun kepada media ini ia tetap menyebutkan suaminya, Akhiruddin Rangkuti (40), sudah meninggal, namun informasi dari warga setempat mengatakan Akhiruddin alias Udin, masih hidup.

“Suaminya masih hidup, tapi jarang pulang. Ika dan anak-anaknya seperti ditelantarkan Udin,” kata warga.

Ratna Rangkuti, bouk sepupuh Ika dari pihak Udin mengatakan sedih melihat kondisi Ika yang ditinggal suaminya. “Dua pekan sebelum melahirkan Ika datang kesini dari Medan disuruh suaminya. Mereka bertemu, sekali lalu enggak datang lagi,” katanya.

Setahu saya, kata Ratna, yang meninggal itu suami pertama Ika, bukan Udin. “Memang Udin enggak pulang-pulang. Entah dimana saya juga tidak tahu,” katanya.

Ratna mengatakan, sewaktu di rumah sakit Udin sempat datang sekali, namun setelah itu dia tak pernah datang lagi. “Meninggal belum. Tetapi  kalau ditelantarkan betul. Ika memang layak dibantu. Kondisi ekonominya sangat memprihatinkan,” kata Ratna.

Tetangga Ika menyebutkan, warga yang pulang dari kebun selalu memberikan sayuran hasil ladang mereka kepada Ika karena prihatin melihat nasib Ika. Sejak tinggal di kontrakan itu sekitar tiga pekan terakhir, Udin pernah datang sekali pada malam hari bersama kawannya. Hanya sebentar, setelah itu ia pergi lagi. “Kami tak paham wajahnya,” ujarnya.

Tetangga Ika lainnya menyebutkan, “Saat datang waktu itu, Udin membawa telor ayam luar satu papan, setelah itu pergi lagi. Pokoknya jarang datang, bisa 10 hari sekali,” kata seorang ibu.  (*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI