BERBAGI
Prof. Dr. Ir. H. Zulkarnain Lubis, MS., Ph.D. (foto: ist)

MEDAN—Guru besar Universitas Medan Area (UMA) Prof. Dr. Ir. H. Zulkarnain Lubis, MS., Ph.D., menyebutkan seharusnya program pembangunan Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut selalu berkelanjutan meskipun terjadi pergantian pemimpin, sehingga pemanfaatan suatu anggaran lebih efektif.

“Anggota DPRD Madina perlu membuat suatu aturan agar setiap program pembangunan tetap berkelanjutan,” katanya, belum lama ini, ketika diminta komentar terkait HUT ke-23 Madina pada, 9 Maret 2023.

Dengan demikian, tidak ada kesan bupati terpilih mematahkan program atau hasil kerja kepala daerah sebelumnya. “Kita tidak ingin anggaran yang dikeluarkan tak efektif pemanfaatannya.”

Prof. Zulkarnain mencontohkan pembangunan Taman Raja Batu (TRB), Bukit Muhasabah, program pengembangan pantai barat, dan lainnya.

Dulu, kata dia, Dahlan Hasan Nasution, juga dulu begitu. Masing-masing bupati beda selera. Antara satu dengan lain selalu ganti kebijakan. Program yang dicanangkan tidak berkelanjutan. “Saran saya begitu, buatkan perda pembangunan berkelanjutan.”

Pengalaman menunjukkan, kebanyakan kepala daerah membuat program-program politis. Jika diminta kegiatan non politis, pasti kurang disukai. Misalnya, membangun sumber daya manusia (SDM). Sebab, selain biaya mahal hasilnya tidak cepat terlihat.

Beda dengan pembangunan fisik, langsung tampak. Ada jembatan, jalan dan gedung. Mestinya membangun daerah tidak sekadar tujuan popularitas, tapi membangun secara keseluruhan.

BERITA TERKAIT  Realisasi Anggaran Belanja Madina 2021 Masuk 10 Besar Terbaik di Sumut

“Itu yang sejak dulu belum kita lakukan. Sejak zaman Amru Daulay, saya pernah berdiskusi dengan beliau, SDM perlu dibangun. Itulah sebenarnya faktor utama. Bukan hanya soal dunian pendidikan, tetapi juga SDM aparat.

Potensi sumber daya alam (SDA) Madina besar, itu tak ada yang bisa bantah. Jika keuntungan dimiliki itu hanya raksasa tidur, enggak bangun-bangun, daerah rugi. Bagaiman cara membangunkannya, supaya menjadi suatu keuntungan bagi daerah, tentu melalui program yang pas.

Menurut prof, kita di negeri ini tak hanya Madina,  memang sudah salah kaprah. Anggaran pengelolaan daerah hanya mengharapkan transferan pusat. Makanya, orang berebut melakukan pemekaran. Padahal mestinya, suatu daerah otonom baru lahir karena ada potensi, bukan karena berharap jatah dari pusat.

Mestinya, Madina bisa meningkatkan PAD dengan memanfaatkan potensi. Perlu tingkatkan kerja sama antar sesama OPD dan stakeholder. “Saya pikir jangan terlalu tergantung pusat. Saya kira sejak awal semangat otonomi daerah juga begitu, yaitu bagaimana menggali dan mengembangkan potensi dimiliki.”

Pemimpin di daerah itu, seharusnya memiliki jiwa kewirausahaan, kemandrian. Bukan sekadar menadah, meminta, lalu berkurung atau berkutat di Jakarta meminta kucuran pusat. Tetapi mengembangkan potensi daerah. Artinya perlu ada kreatifitas.

Lalu bagaimana solusi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menurut Zulkarnain, perlu dikembangkan ekonomi masyarakat. Tingkatkan kemandirian, tingkatkan usaha rakyat yang terkait pemanfaatan potensi daerah.

BERITA TERKAIT  Hj. Eli Mahrani Kukuhkan Pengurus Dekranasda Madina Periode 2021-2024

Hal itu berawal dari meningkatkan SDM. Selama ini ingin mengembangkan sesuatu, ikuti pameran atau studi banding, tapi hanya sampai disitu. Tak ada tindak lanjut.

Ada pameran bayuon, anyaman, adangan, tetapi hanya sekadar dipamerkan, setelah itu selesai. Tidak ada keberlanjutan. Terbiasa dengan sporadis. Kata kuncinya adalah harus terencana, terstruktur, sistematis dan terakhiri. Itulah jawaban semuanya.

Bagaimana mengembangkan sektor swasta, berikan kemudahan bagi investor. Jangan belum apa-apa mereka sudah ditekan. Siapa yang mau.

Rangkul putra daerah yang potensial. Ajak investor, supaya muncul pertumbuhan-pertumbuhan ekonomi dan multiplier effect, efek ganda.

“Kita berharap kedepan Madina bisa meningkatkan nilai belanja, menciptakan lapangan kerja. Berdayakan masyarakat. Jangan lagi kita pelihara gutgut, bekbek, bingka-bingka dan penyakit hati lainnya harus dikikis. Pemimpin harus bisa menjadi tauladan,” ujarnya.

Terakhir, Zulkarnain menyampaikan ucapan selama HUT ke-24 Madina. Semoga makin maju dan berkembang, baik-baik, kompak-kompak, dan jauhilah saling bertikai.

“Jauhi buruk sangka. Jangan tajasuss dan ghibah. Ini yang tak baik. Membuat kita terkotak-kotak. Bercerai-berai, habis waktu untuk itu. Jangan sibukkan diri pada persoalan tak baik, perbanyak kebaikan,” sebut sang profesor. (*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI