PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut membentuk tim untuk menginvestigasikan penyebab 58 orang warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM), Madina mengalami keracunan. Tim investigasi ini melibatkan sejumlah pihak terkait.
Bupati Madina H.M. Ja’far Sukhairi Nasution menyebutkan perlu dibentuk tim investigasi guna mengetahui secara pasti penyebab warga Banjar Manggis, Desa Sibanggor Julu terpapar gas beracun.
Saat kejadian para korban mengaku sedang berada di dalam rumah, namun tiba-tiba mereka mencium aroma tak sedap. Mereka antara lain merasa mual, pusing dan bahkan ada yang pingsan.
Beberapa saat sebelum warga mengalami keracunan yang diduga disebabkan H2S (Hydrogen Sulfida), pihak PT SMGP (Sorik Marapi Gheotermal Power) melakukan uji pembukaan sumur (weeltes) di Wellpad AAE-05.
Pihak Perusahaan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) PT SMGP melalui pers Corporate Communication Nina Gultom membantah dan memastikan tidak terjadi kebocoran gas H2S saat uji pembukaan sumur di Weelpad AAE-05.
Keterangan pihak PT SMGP itu membuat bupati Madina memutuskan membetuk tim ivestigasi yang melibatkan sejumlah pihak.
“Hari ini kami bersama Forkopimda telah sepakat membetuk tim investigasi karena pihak perusahaan menyebutkan tidak ada kebocoran,” kata bupati kepada wartawan di aula kantor bupati Madina, Selasa (8/3-2022), usai rapat membahas kasus keracunan yang terjadi di areal PT SMGP.
Investigasi yang dibuat pemkab dan pihak terkait dilakukan sembari menunggu tim dari Direktur Jenderal EBTKE (Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi. “Kita sama-sama ingin tahu, apa sebenarnya yang menyebabkan warga keracunan kalau memang bukan dari H2S,” ujar bupati.
Rapat bersama PT SMGP ini antara lain dihadiri Wakil Bupati Atika Azmi Utammi Nasution, Kapolres AKBP. Reza Chairul Akbar Siddiq, Ketua DPRD Madina Erwin Efendi Lubis dan sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD). Dari pihak perusahaan, tampak Kepala Tekhnik Panas Bumi PT SMGP, Terry Satria Indra.
Ja’far Sukhairi menyebutkan, pihaknya juga akan menurunkan tim ahli atas peristiwa yang menimpa warga. Selain dari pemkab, tim pencari fakta melibatkan DPRD dan aparat penegak hukum.
“Saya berharap Ibu Wakil Bupati ikut dalam tim (investigasi-red) yang melibatkan dewan, Polres Madina, komandan Kodim, kejari, ketua PN. Semua ikut, turun kelapangan melakukan investigasi,” kata Sukhairi.
Selanjutnya, hasil tim investigasi disampaikan secara transparan kepada masyarakat. “Tansparan disampaikan ke publik. Apa faktor penyebab warga keracunan. Mohon bersabar sambil kita menunggu tim dari EBTKE,” katanya.
Reza Chairul Akbar mengatakan, sembari menunggu tim investigasi gabungan berjalan, pihaknya tetap melakukan penyelidikan.
“Hari ini tim bidang laboratorium forensik (Labfor) dari Polda Sumut berama Polres Madina melakukan penyelidikan di TKP (tempat kejadian perkara,” katanya.
Dia menambahkan, pada hari ini (Selasa, 8/3-2022-red), polisi juga direncanakan melakukan pemeriksaan terhadap pihak perusahaan. Mereka diundang untuk klarifikasi. “Termasuk memeriksa saksi-saksi korban,” ujar kapolres. (*)
Editor: Akhir Matondang