BERBAGI
TAK BISA DIPAKAI--Bangunan Pasar Baru Panyabungan, Madina diperkirakan tak bisa dipakai pedagang menjelang Idul Futri 2023 lantaran pembangunan lanskapnya belum selesai. Foto diambil pada, Rabu (16/11-2022). foto: akhir matondang

PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Para pedagang Pasar Baru Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut masih harus bersabar supaya bisa menempati bangunan baru. Diperkirakan, proyek senilai Rp72,3 miliar lebih itu paling cepat bisa dipakai pada pertengahan 2023.

Berdasarkan perkiraan tersebut, jelang Idul Fitri yang jatuh sekitar tanggal 21 April 2023, para pedagang belum bisa berjualan di bangunan baru berlokasi di Kelurahan Sipolu-polu, Panyabungan.

Pupus sudah harapan. Ini disebabkan pengerjaan lanskap berupa: pagar, taman, paving blok, jenset, pos jaga dan gapura ditaksir memerlukan waktu lebih lima bulan. Belum lagi masih harus ada proses hibah dari Kementerian Perdagangan RI kepada Pemkab Madina.

Bukan tanpa alasan jika diperkirakan bangunan Pasar Baru tak bisa digunakan jelang Idul Fitri 2023. Sebab pembuatan lanskap saja baru bisa dimulai jika lahan di sekitar bangunan itu sudah diratakan.

“Begitu ketentuannya. Lanskap baru bisa dikerjakan jika lokasi di sekeliling gedung sudah terlebih dahulu dilakukan pematangan,” kata Kepala Dinas Perdagangan Madina Parlin Lubis didampingi Mangatas Tua Nasution, sekretaris di dinas tersebut kepada wartawan pada, Selasa (15/11-2022).

BERITA TERKAIT  Resmikan Bagas Godang di Ulupungkut, Gubernur Sumut Dijadwalkan Kunker 2 Hari di Madina

Hingga Rabu (16/11-2022), pengerjaan pematangan lahan di sekitar gedung belum dimulai meskipun sebenarnya Pemkab Madina sudah menganggarkannya melalui APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) tahun 2022.

Pengerjaan perataan lahan di sekitar bangunan gedung Pasar Baru merupakan tanggung jawab Dinas PUPR (Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) Madina.

Menurut Parlin Lubis, meskipun dana pembuatan lanskap bersumber dari APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara), namun sesuai ketentuan pematangan lahan adalah urusan daerah. “Pembangunan lanskap tak akan dimulai jika belum dilakukan penimbunan,” jelasnya.

Diharapkan sebelum tutup tahun 2022, Dinas PUPR Madina sudah bisa menyelesaikan proses perataan lahan, sehingga awal tahun 2023 pekerajaan lanskap bisa dimulai.

Informasi yang didapat Parlin Lubis dari LPSE (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) Pemkab Madina, sudah ada rekanan sebagai pemenang tender pekerjaan pematangan lahan tersebut, namun saat ini masih dalam tahap proses administrasi.

BERITA TERKAIT  Wakil Bupati Madina Melayat H.M.  Arifin Lubis, Ayah Mantan Kadis Pendidikan Sumut

Jika rekanan bisa menyelesaikan perataan tanah sampai akhir tahun ini, paling cepat pembangunan lanskap dimulai Pebruari 2023. “Kami perkirakan pengerjaan lanskap, paling cepat enam bulan. Dengan demikian,  gedung Pasar Baru ditaksir bisa dipakai pertengahan tahun. Itu pun kalau regulasi pemanfaatan Pasar Baru sudah dipersiapkan sejak sekarang,” ujar Parlin Lubis.

Dengan kondisi seperti sekarang, kata dia, pihaknya dihadapkan pada dilema lantaran setiap bulan harus membayar rekening listrik bangunan itu sekitar Rp20-30 juta.

Informasinya, daya listrik bangunan Pasar Baru Panyabungan paling tinggi di Madina, yaitu 555 KVA. Untuk biaya penyambungan jaringan PLN-nya saja sekitar Rp450 juta. “Kalau kita tidak bayar, bisa diputus. Sementara biaya pasang ulang begitu mahal,” tambah Mangatas Tua. (*)

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here