BERBAGI
Tak SESUAI HARAPAN--Atraksi para "pandehe" jadi tontonan menarik bagi warga yang menyaksikan pembukaan lubuk larangan irigasi jalan lintas timur Panyabungan III, Panyabungan, Madina. Sayang, banyak peserta kecewa karena ikan di irigasi tak banyak.

BERITAHUta.com—Ratusan pandehe ikut adu keberuntungan pada acara lubuk larangan DAS irigasi Kelurahan Panyabungan III, Kecamatan Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, pada Minggu pagi (16/6).

Kegiatan buka lubuk larangan dimulai pukul 10.00. Namun, sejak pukul 08.00 para pandehe (menangkap ikan pakai tangan-red) sudah mulai berdatangan dari berbagai desa. Mereka sangat tertarik ikut acara ini karena diperkirakan ikan di irigasi tersebut cukup banyak.

“Kalau pas dikasih makan, kelihatan ikannya banyak dan besar-besar,” kata Riana Fitri (36), pemilik warung di sekitar DAS (Daerah Aliran Sungai) irigasi lintas timur, Panyabungan III.

Hal serupa dikatakan Monang (32). Ia menyebutkan tingginya animo para pandehe disebabkan ikan di lubuk larangan tersebut sering tampak dari tepi irigasi. “Ikannya sering dilihat warga,” katanya.

Sekitar 500 pandehe dari berbagai usia seolah tak sabar masuk irigasi. Hampir satu jam mereka menunggu di pinggir DAS sepanjang jalan lintas timur dari Aek Mata sampai Aek Tolang menanti aba-aba dari pihak panitia tanda dimulai acara.

Setiap peserta diwajibkan membayar Rp50 ribu agar bisa ikut berburu ikan di lubuk larangan sepanjang sekitar 500 meter itu. Begitu pukul 10.00, para pandehe serentak melompat ke irigasi. Mereka adu kepandaian serta keberuntungan di dalam air DAS irigasi.

Ada di antara pandehe,  begitu melompat ke dasar irigasi, langsung dapat ikan dan melempar tangkapannya ke “pendamping” yang memegang tempat ikan di darat.

Tapi banyak juga hingga usai acara tidak dapat ikan sama sekali. “Um manjontik pat niba ngadong (sekadar menyentuh kaki saya tidak ada-red),” teriak Halim Korea.

Teriakan seperti itu sering terdengar. Ada satu dua peserta yang berhasil dapat ikan besar, misalnya, Bayo. Ia berhasil menangkap ikan mas warna merah seberat sekitar 1,5 kg. Kontan saja, ketika Bayo membawa ikan itu ke karung yang dipegang “pendamping”, penonton sempat memberi aplaus.

Ia juga sempat berjalan-jalan menenteng ikan tangkapannya itu, sehingga menjadi perhatian warga. Sejumlah penduduk setempat berniat membeli ikan tersebut, tapi tidak dijual Bayo.

Ada juga di antara pandehe yang berhasil mengumpulkan ikan mas dan nila sampai seberat 2-3 kg. Namun secara umum para peserta kecewa disebabkan ikan lubuk larangan itu tidak sesuai harapan. “Baen na tagi-tagi doma da,” kata seorang pandehe.

Meskipun begitu, menurut para pandehe, dibanding lubuk larangan Banjar Sehat, Panyabungan II, Panyabungan, Madina, yang dibuka beberapa hari lalu, ikan di lubuk larangan irigasi Panyabungan III lebih banyak.

Kegiatan lubuk larangan irigasi lintas timur Panyabungan III setidaknya bisa menjadi hiburan bagi masyarakat. Sejak pagi, warga sekitar sudah ramai di sepanjang tepi irigasi. Mereka ingin melihat kepandaian para pandehe menangkap ikan.

Paling tidak keberadaan irigasi bisa memberi manfaat tambahan bagi kepentingan masyarakat. Selain ajang hiburan, panitia bisa dapat dana dari peserta untuk kepentingan sosial kemasyarakatan.

“Setelah dijadikan lubuk larangan, warga sekitar pun jarang membuang sampai di irigasi. Alhamdulillah tidak ada lagi benda-benda berbahaya, seperti besi, seng atau kaca,” ujar warga kepada Beritahuta.com.  (*)

Peliput: Tim

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here