
MESKIPUN tidak menyaksikan langsung laga final Turnamen Bola Voli NNB Kayujati Cup 1 Tahun 2022, tapi dari rentetan foto yang saya terima, tampak wajah H.M. Ja’far Sukhairi Nasution begitu sumringah menyaksikan pertandingan tersebut.
Dari gestur wajah dan tubuh, Bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut, itu terlihat sangat gembira berada di tengah-tengah pemain voli serta para penonton yang memadati sekitar lapangan pertandingan. Seperti bernostalgia. Teringat pada masa sekitar 30-an tahun lalu.
Sejak tiba di lapangan bupati sangat rileks serta enjoy. Tidak ada kesan dibuat-buat. Senyum terpencar ikhlas. Ia menyapa panitia yang menyambutnya dengan rasa bangga karena final turnamen ini disaksikan seorang kepala daerah.
Potret singkat itu bisa sekadar menggambarkan, sementara Ja’far Sukhairi melupakan beban tugas kantor yang hampir dapat dipastikan siang maupun malam begitu menguras pikiran dan waktunya.
Tiba di lapangan pun tidak berbaju dinas, meskipun sebenarnya waktu sampai di lokasi masih jam kantor. Ia hanya mengenakan kemeja biru lengan pendek serta memakai topi hitam berlambang garuda. Pokoknya, kesannya: santai.
Dari rentetan foto itu, saya juga menduga disela-sela asik menyaksikan partai final tim Polres Madina VS RKVC Padangsidimpuan, bersama Ketua DPRD Madina Erwin Efendi Lubis, sesekali di benak bupati terlintas kenangan masa-masa dulu ketika ia berada di lapangan voli.
Era ketika seorang Suheri—begitu ia biasa disapa– masih lincah melompat sembari memukul keras bola dari atas bibir net. Masa, ketika dia juga sempat bermain di lapangan voli yang sama, depan kantor Camat Panyabungan–tempat laga final Turnamen Bola Voli NNB Kayujati Cup 1 Tahun 2022.
Sejak masih sekolah dasar (SD), Ja’far Sukhairi memamg hobi main voli. Dulu, di belakang rumahnya di Panyabungan II, Panyabungan, Madina ada beberapa lapangan voli untuk anak-anak seusianya. Netnya dianyam mereka sendiri pakai tali rapia (tali plastik) atau tali nilon, ukuran lapangan pun kecil. Tiang netnya, kayu ditancapkan.
Setelah sekolah di SMP Negeri 2 Panyabungan, bakatnya terus berkembang. Setiap ada pertandingan antar sekolah tingkat SLTP di Panyabungan—saat itu masih Kabupaten Tapanulis Selatan—wajah Ja’far Sukhairi kerap tampil di lapangan voli.
Kami juga kerap bertanding. Saya pemain SMP Negeri 1 Panyabungan, Ja’far Sukhairi ikut tim SMP Negeri 2 Panyabungan.
Dia menjadi salah satu pemain handalan tim voli SMP 2 Panyabungan. Postur tubuhnya sangat mendukung untuk olahraga yang satu ini.
Setelah duduk di SMA Negeri 1 Panyabungan, Ja’far Sukhairi masuk juga di tim sekolah ini. Ketika saya kelas dua, dia masuk kelas satu. Karena pemain voli kelas tiga—antara lain: Mukhlis Batubara (alm), Burhanuddin, Irwan Nasution, dan Sahnun sudah lulus, maka ditambahkanlah dari kelas satu. Kami pun satu tim untuk pertandingan antarsekolah atau turnamen tingkat umum.
Selain saya, saat itu tim SMA Negeri 1 Panyabungan terdapat nama-nama lain, seperti: Majalan, Taufik Zulhendra, Ahmad Bukhori, Nazaruddin. Maaf lainnya, saya lupa karena sudah lama tidak bertemu mereka.
Tak hanya tim voli SMA Negeri 1 Panyabungan, Ja’far Sukhairi juga hampir tiap sore latihan di lapangan Grogol Two, Panyabungan II, Panyabungan–yang berada persis di belakang rumah saya.
Waktu itu ada sejumlah nama pemain junior Grogol Two, di antaranya: Khoiruddin Faslah Siregar, Taufik Zulhendra, Majalan, Marihot, Himsar, Ja’far Sukhairi, dan saya sendiri.
Waktu berjalan. Tamat SLTA, masing-masing berpencar mengejar impian dan angan masing-masing. Bupati merantau ke Bandung, lalu Medan. Mungkin karena kesibukan, belakangan saya dengar dia jarang olahraga voli lagi.
Itulah sekelumit tentang kiprah Ja’far Sukhairi di bidang voli. Siapa sangka, lelaki yang dulu dikenal pemain voli itu kini menjabat bupati Madina.
Ini pula barangkali agenda Ja’far Sukhairi di bidang voli setelah menjabat kepala daerah di kabupaten paling selatan Sumut ini.
Wajar ketika hadir di lapangan bola voli menutup sekaligus menyaksikan pertandingan final Turnamen NNB Kayujati pada, Selasa sore (15/3-2022), Ja’far Sukhairi serasa diberi kesempatan mengenang kembali masa-masa dulu, era ketika ia masih mampu melompat dengan smass-nya tajam.
Ini sekadar nostalgia. Wajar juga ketika menyampaikan sambutan, bupati berharap turnamen ini rutin diadakan setiap tahun agar muncul bibit-bibit atlet yang mampu membanggakan daerah.
Dengan kata lain, bupati Madina saat ini berjiwa olaharaga. Paham dunia olahraga serta mencintai olahraga.
Ini tantangan bagi pecinta olahraga atau pengurus cabang olahraga di daerah ini supaya lebih kreatif dalam melakukan pembinaan, tak hanya voli, termasuk olahraga lainnya…
(akhiruddin matondang)