JIKA tak ada aral melintang, Rabu besok (26/8-2020), bakal calon (balon) bupati Mandailing Natal (Madina), Sumut Birgjend TNI (Purn) H.M. Sofwat Nasution bakal tiba di Kabupaten Madina.
Kabar yang beredar menyebutkan kedatangan Sofwat Nasution di tanah kelahiran bakal disambut sejumlah ulama dan tokoh-tokoh masyarakat di depan SPBU Sipolu-polu, Panyabungan. Ia akan disambut dengan kesenian marawis.
Dari tempat itu, balon bupati yang pada Pilkada Madina 2020 berpasangan dengan Ir. H. Zubeir Lubis selanjutnya diarak menuju kediaman Pimpinan Pesantren Musthafawiyah Purba Baru H. Mustafa Bakri Nasution—sekitar 500 meter dari SPBU. Di tempat itu, ada syukuran atas berkah dalam perjalanan Sofwat-Beir menuju Madina-1.
Kedatangan Sofwat Nasution ke Madina kali ini terasa lain, sebab ia datang dengan hasil membawa kepastian pasangan H.M. Sofwat Nasution dan Ir. H. Zubeir Lubis (Sofwat-Beir) dipastikan “berlayar” pada Pilkada Madina yang digelar 9 Desember 2020.
Sebelumnya dalam dua tahun ini, jenderal yang satu angkatan di Akmil (1985) dengan Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, Pangdam Bukit Barisan Mayjen TNI Irwansyah dan Komandan Paspampres Mayjend TNI Maruli Simanjutak, ini sudah kerap melakukan sosialisasi di tengah masyarakat dalam rangka pencalonannya sebagai bupati Madina. Belakangan ia bolak-balik Jakarta-Madina.
Namun sejak awal 2020, Sofwat Nasution tidak bisa datang ke Madina akibat wabah covid-19. Ia lebih banyak menjalin komunikasi politik di Jakarta, dan sesekali ke Medan melakukan tahapan proses di partai politik (parpol) mencari pendukung pasangan Sofwat-Beir agar bisa ikut Pilkada.
Sofwat Nasution tidak ingin gencar melakukan sosialisasi, sementara lupa mencari dukungan parpol. Sebagai contoh, saat ini terjadi di Kota Bandar Lampung. Balon bupati Rickyo Menoza S.ZP., yang dalam dua tahun kebelakang gencar melakukan sosialisasi, balihonya pun dimana-mana ternyata sampai H-10 jelang pendaftaran di KPU, anak sulung mantan gubernur Lampung dua periode Syahrudin ZP., belum dapat dukungan parpol.
Harapan satu-satunya dari Rickyo tinggal berharap Gerindra. Jika tidak, pupus sudah harapan mantan bupati Lampung Selatan tersebut ikut maju pada Pilkada nanti.
Inilah yang tidak diinginkan Sofwat Nasution. Karena itu, alumni SMA Negeri 1 Panyabungan ini memilih konsentrasi mencari dukungan parpol, sementara Zubeir Lubis bersama H. Mustafa Bakri gencar melakukan sosialisasi di tengah masyarakat.
Usaha Sofwat-Beir dapat “perahu” parpol membuahkan hasil. Terakhir, Gerindra sebagai partai pemenang pemilu legislatif 2019 di Madina secara resmi telah memberikan dukungan kepada duet yang mengusung slogan: cerdas, relegius dan sejahtara.
Saat ini empat partai politik sudah memberikan rekomendasi dukungan kepada Sofwat-Beir dengan total 16 kursi DPRD Madina, yaitu PAN (3 kursi), Demokrat (5), Berkarya (1), dan Gerindra (7).
Sesuai ketentuan balon bupati dan wakil bupati yang bakal maju di pilkada mininal didukung 20 prosen dari jumlah kursi DPRD Madina, yaitu delapan kursi.
Perjuangan Sofwat Nasution dapat 16 kursi dewan bukanlah pekerjaan mudah. Segala macam cara dilakukan oleh pihak-pihak tertentu menjegal sang jenderal agar tak bisa maju pada Pilkada Madina. Sofwat-Beir dinilai pasangan yang banyak didukung masyarakat.
Oleh sebab itu, Sofwat Nasution tak mau lengah. Ia banyak dapat informasi bahwa tim balon bupati-wakil bupati lain yang juga hendak maju Pilkada Madina terus bergerilya menggoyang melalui orang-orang tertentu di pusat. Mereka berharap dukungan yang sudah final terhadap Sofwat-Beir bisa pindah ke mereka.
Bahkan dalam tiga pekan lalu, masih saja ada balon bupati bersama timnya menemui pimpinan partai di Jakarta hendak “merayu” salah satu parpol yang sudah nyata-nyata mengarahkan bidikan ke Sofwat-Beir.
Hubungan silaturrahmi Sofwat Nasution dengan sejumlah petinggi parpol menjadi kunci keberhasilan Sofwat-Beir meraih 16 kursi dewan.
Begitu gencar keinginan balon bupati-wakil bupati yang hendak maju Pilkada Madina mendapatkan Partai Gerindra, tapi toh gagal juga.
Jawaban yang selalu mereka dengar dari orang-orang tertentu di DPP Gerindra bahwa untuk Madina tidak mungkin goyah dengan cara apa pun. Itu “barang” 08 (sebutan untuk Prabowo Subianto).
Demikian juga dengan Demokrat. Yan Amarullah, Andi Arief dan sejumlah petinggi partai begitu baik silaturrahminya selama ini dengan Sofwat Nasution. Bahkan ia begitu dekat dengan almarhum Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo, adik Ani Yudhoyono. Sebelum Pramono mengembuskan nafas terakhir, keduanya sering berdiskusi soal Pilkada 2020.
Secara umum kunci sukses Sofwat Nasution meraih partai pendukung adalah hubungan baik yang terjalin sejak lama dengan mereka yang sekarang punya posisi strategis di parpol.
Ketika menyerahkan surat keputuan rekomendasi dukungan Partai Berkarya kepada Sofwat Nasution dan Zubeir Lubis, Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra (HMP) menyebutkan, “Ini rekomendasi tanpa mahar. Saya titip amanah untuk masyarakat Mandailing Natal,” kata putra bungsu mantan Presiden RI Soeharto.
Dalam suatu kesempatan baru-baru ini, Mayjend TNI (Purn) M. Syafei Nasution yang merupakan mertua Kapolres Madina AKBP Horas Tuas Silalahi berkunjung ke Madina. Ia agak lama di Madina disebabkan tidak bisa pulang ke Jakarta akibat lockdown covid-19.
Selama di Madina Syafei acap berkeling dari kampung ke kampung melihat kondisi kabupaten ini, termasuk beberapa kali ke kampung asalnya, Pakantan. Kemana pun berkunjung, ia banyak melihat foto Sofwat Nasution. Dalam benaknya muncul rasa penasaran ingin mengenal balon bupati ini.
Syafei yang dari kesatuan Kostrad pun menghubungi beberapa kawan menanyakan perihal sosok Sofwat Nasution. Setiap orang yang ditanya di Jakarta, ia selalu dapat cerita positif mengenai figur Sofwat Nasution. Bahkan selalu memberi pujian terhadap lelaki yang dilahirkan di sebuah rumah tak jauh dari Masjid Raya Panyabungan.
Rasa penasaran Syafei pun kian memuncak. Ia tak sabar ingin mengenal dan silaturrahmi dengan Sofwat Nasution. Lewat seseorang rekan sesama militer, Sofwat Nasution dan Syafei pun bisa bertemu.
Pertemuan silaturrahmi kedua jenderal begitu akrab. Bak abang dan adik. Dalam satu obroloan Syafei menyebutkan, “Saya salut pada adek, seorang jenderal bintang satu mau jadi calon bupati Madina,” kata Syafei.
Mendengar ucapan itu, Sofwat Nasution hanya menjawab singkat, ”Saya hendak mengabdi ke tanah kelahiran saya bang.”
“Bagus dek, saya salut,” sambut Syafei. Lantas ia bercerita mengenai keprihatinannya pada pembangunan Madina. “Sekali lagi dek, saya bangga pada niat tulusmu. Bangunlah kampung kita. Saya sudah dengar harapan-harapan masyarakat Madina padamu. Saya dan keluarga bagian dari orang yang ikut mendoakan dan mendukung kesuksesanmu,” ujarnya.
Sekarang Sofwat Nasution sudah datang (lagi) ke Madina. Pekan lalu, barang-barang dari rumahnya di Jakarta sudah tiba di Madina lewat darat. Ia kini datang. Seolah hendak menuju medan perang, ia sudah siap “bertempur” menaklukkan lawan.
Sebagai prajurit yang ditempa di baret merah: Kopassus, Sofwat Nasution melangkah seolah ketika hendak berperang. Ia sudah siap segala-galanya. Datang dengan mengusung moto “berani, benar dan berhasil.”
Madina yang kita lihat saat ini membutuhkan pemimpin yang mampu melakukan perubahan lebih baik. Perbaikan ekonomi masyarakat harus jadi perhatian khusus, apalagi adanya dampak sosial covid-19 di tengah harga komoditi karet yang tak jua membaik.
Banyak persoalan pemerintahan dan pembangunan Madina yang harus dibenahi. Jika tidak, daerah paling selatan ujung Sumatera ini kian tertinggal dari kabupaten lain.
Sang jenderal kini sudah mantap menetap di Madina. Ia ingin mencurahkan segala daya dan kemampuan dengan merangkul semua lapisan masyarakat agar niat mengabdikan sisa umur kepada tanah kelahirannya menjadi kenyataan.
Selamat datang dan selamat berjuang jenderal. Lebih baik pulang nama daripada kalah dalam medan perang….
(Akhiruddin Matondang)