BERITAHUta.com—Rezeki Khorunnisah, hafidz Qur’an yang lulus beasiswa uang kuliah di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, terus berdatangan. Terakhir, seorang dokter di Jakarta siap membiayai bulanan Nisah, begitu ia bisa disapa, selama kuliah di kampus tersebut.
Dokter itu bernama Nuke Seni Tambunan. Bukan hanya menyatakan siap mengirim biaya bulanan Nisah selama menuntut ilmu di Al-Azhar sebesar Rp1,5 juta per bulan, sang dokter berhati mulia ini juga memberi bantuan untuk kebutuhan awal di Mesir sejumlah Rp10 juta. Ia juga memberi ibu Nisah, Ummi Rangkuti, uang senilai Rp1 juta.
Total dana Rp11 juta tersebut langsung ditransfer ke rekening Nisah, usai dr. Nuke bincang-bincang melalui video call dengan santri Darul Ikhlash, Dalan Lidang, Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut, itu pada, Rabu sore (9/6-2021), sekitar pukul 16.00.
Pada saat bicara melalui video call tersebut, bahkan dr. Nuke sempat menawarkan Nisah dijadikan anak angkat, karena secara kebetulan dia tidak punya anak perempuan.
“Bu dokter tanya, apakah saya mau dijadikan anak angkat,” kata Nisah kepada Beritahuta.com, media yang kali pertama memberitakan mengenai sosok anak bungsu dari lima bersaudara buah cinta Amastua Nasution (alm) dan Ummi Rangkuti (53).
Komunikasi Nisah dengan dr. Nuke dijembatani dr. Emmy Evawani, warga Lintas Timur, Kayujati, Panyabungan, Madina. Nuke dan Emmy teman satu kuliah di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.
Informasi yang didapat media ini menyebutkan, awalnya dr. Nuke membaca pemberitaan mengenai Nisah yang terancam tidak bisa daftar ulang di Al-Azhar disebabkan kondisi keuangan yang tak mendukung.
Lalu, dr. Nuke menghubungi dr. Emmy melalui telpon. “Betul, keluarganya memang tak mampu, dan Nisah hafidz Qur’an 30 juz,” demikian kira-kira jawaban sang dokter yang tinggal dan membuka praktek tak jauh dari Hotel Mariring, Kayujati Panyabungan.
Sesuai permintaan dr. Nuke, dr. Emmy ditemani kakak iparnya pun mendatangi rumah Nisah yang berada di depan GOR Mutiara, Kelurahan Panyabungan III, Panyabungan, Madina. Lewat handphone milik dr. Emmy-lah, Nisah bisa berbicara melakukan video call dengan dr. Nuke.
“Alhamdulillah, ini benar-benar salah satu bukti kebesaran Allah Swt. Apa yang yang terjadi sekarang seperti mimpi, benar-benar tidak kami duga. Hanya Allah Swt. yang bisa membalasnya,” sebut Nisah.
Dukungan masyarakat atas prestasi Nisah memang diluar perkiraan. Ini mungkin antara lain karena masyarakat melihat santri hafidz 30 juz yang ditinggal ayahnya saat masih belum sekolah, memiliki banyak prestasi bidang baca Al-Qur’an. dan patut dibantu agar ia tetap bisa menuntut ilmu.
Di antara sertifikat Nisa adalah dari Huffazh Center Indonesia (HCI) yang ditanda tangani Dr. Sakhira Zandi, M.Si. (direktur) dan Prof. Dr. H. Said Agil Husin Al-Munawar, MA. (pentahqiq).
Dalam sertifikat disebutkan Nisah memenuhi semua persyaratan dan berhasil mempertahankan hafalan Al-Qur’an 30 juz dihadapan dewan penguji dalam Munaqasyah Tahfizh al-Qur’an pada 28 September 2019.
Dari empat mata uji, nilai yang didapat Nisah, yaitu: kekuatan/ketepatan/kelancaran hafalan: 95,17; tajwid dan fashahah: 97,00; keindahan bacaan (tartil): 99,00; dan adab hafizh: 95,00. Nilai rata-ratanya adalah 96,00. (*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang