BERITAHUta.com (Tambangan)—Durian Si Tumbaga dari Desa Muaramais Jambur, Kecamatan Tambangan, Mandailing Natal (Madina), Sumut berhasil meraih juara pertama pada Pekan Raya Durian dan Produk Unggulan Tambangan yang diumumkan pada, Minggu petang (13/2-2022).
Juara dua ditetapkan durian Si Pisang dari Desa Rao Lombang, juara tiga durian Si Untong Osa dari Kelurahan Laru Lombang.
Selanjutnya, durian Si Tumbaga yang sudah berumur 40 tahun lebih dari Desa Raorao Dolok meraih juara empat. Juara lima dan enam masing-masing diperoleh durian Silambang (Desa Raorao Dolok), serta durian Si Geduk (Desa Raorao Lombang).
Sedangkan juara favorit adalah durian Bombom dari Desa Penjaringan. Semua desa-desa tersebut berada di Kecamatan Tambangan.
Dewan juri pada Pesta Durian dan Produk Unggulan ini yaitu Indah Tobing dari Badan Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan Daerah Sumut dan Friska E.K. Harahap dari Lembaga Usaha Sertifikasi Pariwisata Kemenparekrap (Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif).
Dalam menetapkan penilian, dewan juru membagi dalam beberapa kategori. Pertama: penampilan luar durian (terdiri: bobot buah, bentuk buah warna kulit, dan lain-lain).
Kedua, penampilan dalam (tekstur daging, serat daging buah, warna daging). Ketiga, Pongge (ketebalan daging, biji, kesempurnaan dalam juring).
Keempat, rasa aroma umami (rasa, aroma, umami). Kelima, keunikan (unik, tidak unik). Dan, keenam: proporsi berat daging buah dua prosen.
Friska Harahap mengatakan, penilaian kualitas durian seperti ini merupakan kali keempat dilaksanakan di Sumut. Pertama diadakan di Binjai dengan peserta dari Binjai, Deliserdang dan Langkat.
Sebelum kegiatan pada Pekan Raya Durian Tambangan ini, acara serupa diadakan di Kota Padangsidimpuan (2021) yang diikuti empat kabupaten. Pada ajang ini, durian Si Tumbanga meraih juara dua sebagai durian varietas lokal tingkat Tabagsel (Tapanuli bagian selatan).
Pada Pekan Raya Durian Tambangan ini dewan juri menilai 98 peserta pemilik durian yang semuanya berasal dari Kecamatan Tambangan, yaitu terdiri 19 desa serta satu kelurahan.
Menurut Friska Harahap, melalui kegiatan seperti ini pemerintah berharap masyarakat tertarik mengembangkan ekonomi kerakyatan yang kreatif dan inovatif, sehingga turut meningkatkan pendapatan keluarga.
Kepada Beritahuta.com usai pembukaan Pekan Raya Durian dan Produk Unggulan Tambangan, Sabtu (12/2-2022), Friska Harahap menyebutkan nilai tertinggi dalam penilaian kualitas durian adalah ketebalan daging buah. Selanjutnya berturut-turut antara lain bentuk durian, keunikan, berat buah, dan rasa.
“Rasa durian macam-macam. Misalnya, bisa saja ada rasa susu, mentega atau petai. Ada rasa dan aroma petai, karena durian tersebut tumbuh berdekatan dengan pohon tersebut,” katanya.
Kedepan, kata Friska Harahap, masyarakat harus memikirkan bagaimana cara meningkatkan nilai jual komoditi durian. Tidak lagi tradisional seperti selama ini. Tujuannya, supaya secara ekonomi ada peningkatan nilai tambah.
Jika dalam setiap musim harga jual durian Tambangan ke para toke sekitar Rp10-20 ribu, misalnya, bagaimana kedepan menjadi sekitar Rp100-200 ribu. Tentu saja, pangsa pasarnya tak lagi lokal, melainkan nasional dan internasional.
“Untuk menuju ke harga tinggi perlu proses, bagaimana petani dengan dukungan pemerintah daerah bisa melakukan rekayasa genetik dari bibit-bibit unggul yang ada sekarang. Harus ada pembibitan dari durian-durian yang kualitasnya bagus, misalnya Si Tumbaga,” katanya.
“Lakukan rekayasa genetik dengan berkoordinasi dengan instansi terkait, seperti Dinas Pertanian. Mereka lebih paham. Jika kita tidak ada upaya-upaya meningkatkan kualitas dan kuantitas, pada saatnya durian Tambangan akan kalah bersaing di pasaran,” kata Ja’far Sukhairi, bupati Madina saat membuka Pekan Raya Durian Tambangan, Sabtu (12/2-2022).
Ia menyebutkan, pemkab dan masyarakat sudah saatnya melirik pangsa pasar dunia. Jika hanya sekadar pasar lokal, penghasilan petani durian di Tambangan tidak bakal meningkat.
“Indonesia baru mampu memenuhi 20-30 prosen pasar internasional. Sebab itu, kita harus mampu bergerak cepat mengembangkan tanaman durian. Ini peluang bagi masyarakat Madina,” kata bupati.
Salah satu cara meningkatkan kualitas durian Tambangan adalah dengan rekayasa genetik. Tujuannya, supaya hasil panen lebih baik dari tumbuhan induknya.
Pekan Raya Durian dan Produk Unggulan Tambangan berakhir pada, Minggu petang (13/2-2020). Ali Musa “Manto” Lubis mengatakan secara keseluruhan kegiatan tersebut berlangsung sukses. Jika ada di sana-sini ketidaksempurnaan, ia berharap masyarakat memaklumi lantaran ini baru event kali pertama dilksanakan.
“Alhamdulillah animo masyarakat diluar perkiraan. Tentu ada evaluasi, dan kita harapkan pada kegiatan ini membawa kebaikan serta berkah bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat, khususnya Tambangan,” katanya.(*)
Editor: Akhir Matondang