BERITAHUta.com—Warga Desa Malintang Jae, Kecamatan Bukit Malintang, Mandailing Natal (Madina), Sumut mengaku sebagai bagian dari masyarakat Madina namanguas perubahan.
“Tanpa perubahan kita tidak akan maju,” kata Sawaluddin, tokoh masyarakat Malintang Jae, saat acara silaturrahmi calon bupati Madina H.M. Sofwat Nasution dengan warga setempat, Minggu malam (11/10-2020).
Kampanye tatap muka di salah satu rumah di Malintang Jae itu sangat ramai. Kaum lelaki terpaksa berhimpitan di ruang depan rumah, hal serupa tampak di ruang belakang yang diisi kaum ibu.
Sementara warga yang tidak bisa ke dalam rumah, terpaksa duduk-duduk di teras dan halaman di sekitar tempat acara. Bahkan, sebagian duduk di gang rabat beton, persis di depan rumah.
Mengutip sebuah firman, Sawaluddin, menyebutkan “Allah Tidak akan berubah nasib suatu kaum atau bangsa, jika mereka sendiri tidak berniat merubahnya.”
Ia mencontohkan, selama ini hasil pertanian masyarakat tidak meningkat. Mereka ingin instansi terkait di Madina mencari masalah serta solusinya. Selama ini para petani seolah berjalan sendiri, sehingga hasilnya pun begitu-begitu saja.
“Harani i mada so nanguasan ami adong parubahan. Semoga nian Pak Sofwat Nasution manjadi bupati Madina. Porlu parubahan sannari,” ujar Sawaluddin.
Darwin Nasution, tokoh masyarakat yang juga mantan kepala Desa Malintang Jae 12 tahun, mengharapkan dukungan semua masyarakat agar memilih pasangan calon bupati H.M. Sofwat Nasution dan Ir. H. Zubeir Lubis (Sofwat-Beir) di Pilkada Madina 9 Desember 2020.
“Siap do ita?”
“Siap…jawab masyarakat yang di dalam rumah maupun luar rumah kompak.
“Tapi jangan ada dusta di antara kita,” timpal Darwin disambut tawa masyarakat.
“Ita do sannari, ita juo do sangandigan. Lalu manian naget marubah on,” ujarnya.
Aswan Nasution, mengharapkan jika Sofwat Nasution terpilih jadi bupati Madina ada solusi meningkatkan perekonomian para petani karet karena harga komoditi tersebut masih terus terpuruk.
“Kami berharap kedepan ada solusi dari pemerintah daerah mengenai nasib petani karet. Anggo sannari on dabo sego do paretongan pak,” katanya.
Menanggapi harga karet yang belum beranjak, Sofwat Nasution menyebutkan jika diberi amanah memimpin kabupaten ini, ia akan mengkaji hal ini secara mendalam dengan melibatkan pihak-pihak berkompeten.
“Ini masalah nasional. Tapi daerah tidak bisa tinggal diam, karena ini menyangkut kesejahteraan masyarakat. Kita buat kajian, melibatkan banyak pihak, termasuk para petani karet itu sendiri,” katanya.
Ia memberi ilustrasi, apakah karet ditebang dengan mengganti tanaman lain yang lebih menguntungkan atau dicari tanaman tumpang sari yang dapat tumbuh dengan baik.
”Solusi lain, misalnya, kita cari investor yang mau membangun pabrik karet di Madina. Sehingga diharapkan harga karet ditingkat petani meningkat. Ini antara lain solusi, tentu bisa jadi ada alternatif lain. Yang pasti, harus ada solusi agar daya beli masyarakat meningkat kembali,” ujar Sofwat Nasution disambut aplaus masyarakat.
Sofwat Nasution mengharapkan dukungan masyarakat agar perubahan yang diimpikan menjadi kenyatan. “Tolu i kali tolu dosdohot samblan, ulang lupa mamili nomor tolu ima tanggal sambilan,” katanya. Mendengar pantun itu, masyarakat langsung tepuk tangan.(*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang