PANYABUNGAN, BERITAHUta.com–Miris, dan sedih. Ungkap itu sangat pas untuk melukiskan kondisi SMA Negeri 1 Panyabungan, Mandailing Natal (Madina), Sumut. Dalam beberapa tahun terakhir, prestasi akademik sekolah ini nyaris terkubur.
Sudah sangat jarang terdengar euforia atau “bisik-bisik” di tengah masyarakat ada lulusan SMAN 1 Panyabungan diterima di perguruan tinggi negeri (PTN), terutama melalui SBMPTN (Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tingggi Negeri) atau SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri).
Sekadar gambaran, contoh terbaru adalah pengumuman hasil SNMPTN 2022: hanya dua siswa sekolah yang berada di Kelurahan Kayujati, Panyabungan, Madina ini masuk PTN. Jumlah ini jauh di bawah performa SMA Negeri 3 (Smantig) Panyabungan, yang meloloskan 34 siswa.
Kepala SMAN 1 Panyabungan M. Nuh Nasution menyebutkan memang pada jalur SNMPTN rezekinya hanya dua siswa, tapi lewat jalur lain masih sedang proses, seperti SPAN, PTKIN dan lainnya. “Mudah-mudahan bertambah banyak yang lulus,” katanya kepada Beritahuta, Sabtu (2/4-2022).
Dia tidak setuju jika disebutkan prestasi sekolah yang dipimpin merosot. Minimnya jumlah siswa masuk PTN lewat SNMPTN 2022, sebutnya, disebabkan kuota tahun ini secara umum dikurangi pemerintah.
Pada tahun lalu, lanjut M. Nuh, ada sekitar 10 sampai 20 lulusan SMAN 1 Panyabungan masuk di berbagai PTN, seperti UIN, IAIN, STAIN dan Polteknik.
Ketika ditanya jumlah lulusan SMAN 1 Panyabungan yang masuk PTN—berbagai jalur penerimaan—dalam tiga tahun terakhir (2019, 2020, dan 2022), dia mengklaim mencapai 30-45 prosen.
“Namun banyak yang tidak melapor. Ada juga siswa tidak langsung mendaftar pada beberapa tahun kemudian setelah ia lulus,” katanya.
Media ini masih harus meminta bukti pengakuan tersebut kepada M. Nuh setelah ia pulang menjalankan ibadah umrah. Sebab kalau saja jumlah siswa kelas tiga 250 orang, maka 35 prosennya dari angka disebutkan adalah sekitar 87 orang.
Jika hasil pengumuman SNMPTN 2022 ini dijadikan sekadar menggambarkan kualitas pendidikan tingkat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Atas) di Madina, maka prestasi SMAN 1 Panyabungan setara dengan SMA Negeri 1 Linggabayu.
Sebab dari 109 sekolah tingkat SLTA di bawah naungan kantor Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Padangsidimpuan, jumlah kelulusan siswanya masuk PTN sama: dua.
Dibandingkan dengan SLTA lain yang ada di sekitar Kecamatan Panyabungan—jika tetap beracuan pada hasil SNMPTN 2022–maka “derajat” SMAN 1 Panyabungan-lah saat ini paling buruk.
Data dari Cabdin Padangsidimpuan tentang hasil SNMPTN 2022, itu juga menjelaskan, SMAN 1 Panyabungan Utara meloloskan tujuh siswa ke PTN. Selanjutnya, SMAN 1 Panyabungan Timur dan SMAN 1 Panyabungan Selatan masing-masing tiga siswa.
Jika Smantig Panyabungan membuat hattrick dengan 34 siswa lolos PTN melalui jalur SNMPTN 2022, SMA 2 Plus sedikit mampu mengimbangi dengan angka sekitar separohnya: 15.
Sekadar pembanding buruknya prestasi SMAN 1 Panyabungan bisa juga dilihat hasil SNPMTN 2022 dari SMA Negeri di kecamatan lainnya. Yakni: SMAN 1 Siabu (13 siswa), SMAN 1 Tambangan (5 siswa), SMAN 1 Rantobaek (8 siswa), SMAN 1 Natal (20 siswa), SMAN 1 Kotanopan (3 siswa), dan SMAN 1 Batang Natal (3 siswa).
Kalau pihak SMAN 1 Panyabungan hendak membusungkan dada, maka perlihatkan data SMAN 2 Siabu dan SMAN 1 Muara Batang Gadis. Kedua sekolah ini sama-sama meluluskan seorang siswa ke PTN melalui SNMPTN 2022 tersebut.
Seorang warga Panyabungan III, Panyabungan, Madina tidak yakin prestasi akademik SMAN 1 Panyabungan bakal membaik jika tidak ada pembenahan manajemen. “Percayalah, SMAN 1 bakal kian tenggelam,” katanya membandingkan SMAN1 Panyabungan dan Smantig Panyabungan.
Di lingkungan Cabdin Pendidikan Padangsidimpuan, jumlah siswa terbanyak lolos PTN dari jalur SNMPTN 2022 adalah Smantig Panyabungan, setelah itu disusul SMA Negeri 1 Padangsidimpuan, dengan 31 siswa. Sedangkan SMAN 1 Panyabungan, harus puas dengan program KB, dua anak cukup. (*)
Editor: Akhir Matondang