PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Siti Fatimah membantah memberikan sejumlah uang kepada pihak-pihak tertentu terkait pelantikannya sebagai kepala SMP Negeri 2 Panyabungan, Mandailing Natal (Madina).
“Tidak benar isu itu. Kalau mau jujur, justru saya kaget tiba-tiba dimutasi ke SMP Negeri 2 Panyabungan. Karena ini amanah, ya saya terima,” katanya kepada Beritahuta pada, Senin petang (1/8-2022).
Siti Fatimah menjelaskan hal itu untuk menanggapi rumor yang berkembang di masyarakat dalam sepekan terakhir. Klarifikasi serupa disampaikan Nasly Harahap, kepala SMP Negeri 1 Panyabungan.
Pada, Senin (1/8-2022), Komisi 1 DPRD Madina juga sudah melakukan rapat dengar pendapat (RDP) dengan pihak Dinas Pendidikan Madina terkait isu “mahar” Rp200 juta tersebut.
“Sebagai aparatur pemerintah, jangankah pindah ke tempat lebih baik, dimutasi sebagai guru biasa pun pasti kami siap dan terima secara ikhlas. Pimpinan pasti sudah melakukan pertimbangan yang matang,” ujarnya.
Pelantikan Siti Fatimah sebagai kepala SMP Negeri 2 Panyabungan dilaksanakan pada, Rabu (27/7-2022), sekitar pukul 16.00, di Aula Dinas Pendidikan Madina. Ia menggantikan Rizal Efendi Lubis, yang dimutasi sebagai guru biasa di SMP Negeri 4 Batahan, Madina.
Pada waktu yang sama, juga dilantik Nasly Harahap sebagai kepala SMP Negeri 1 Panyabungan menggantikan jabatan yang ditinggal Siti Fatimah. Sebelumnya, Nasly menjabat kepala SMP Negeri 4 Panyabungan.
Menurut Siti Fatimah, secara logika, apa masih mungkin dia mau memberikan uang dengan jumlah banyak kepada pihak-pihak tertentu, sementara masa tugasnya sebagai aparatur pemerintah tinggal dua tahun lagi.
“Duit darimana saya. Anak-anak saya pada tanya karena mereka kaget ibunya punya uang sebesar itu. La, setahu mereka saya gak punya duit,” kata Siti Fatimah sembari tertawa.
Bantahan serupa disampaikan Nasly. Ia juga menyebutkan tidak pernah memberi uang terhadap siapapun terkait pelantikannya sebagai kepala SMP Negeri 1 Panyabungan.
“Saya kaget mendengar isu itu. Tetapi biarlah, mungkin ini cobaan. Kalau mau maju, biasanya selalu ada tantangan. Mungkin saya sedang diuji,” kata Nasly sembari mengumbar senyum.
Selama sekitar tiga tahun di SMP Negeri 4 Panyabungan, ujar Nasly, ia sudah berupaya memberikan yang terbaik. Menata sekolah supaya lebih indah. Meningkatkan kualitas anak didik dan menjalin komunikasi yang harmonis terhadap guru dan staf.
“Kepala sekolah di Manyabar saja (lokasi SMP Negeri 4 Panyabungan), saya sudah bersyukur, “ sebut mantan guru BK (Bimbingan Konseling) SMP Negeri 3 Panyabungan tersebut.
Terkait Diklat Cakep (Pendidikan dan Latihan Calon Kepala Sekolah), baik Siti Fatimah maupun Nasly mengaku sudah mengikutinya dan punya tanda lulus.
Namun, diakui sertifikat Guru Penggerak mereka belum punya. “Belum seorang pun kepala sekolah di Madina punya sertifikat Guru Penggerak karena Permendikbud ini masih baru, yaitu tahun 2021. Semua masih dalam proses, termasuk saya ,” kata Nasly. (*)
Editor: Akhir Matondang