Soal Pengelolaan Sampah di Madina, Partisipasi Warga Dinilai Masih Kurang

BERBAGI

BERITAHUta.com—Partisipasi warga membantu menyelesaikan persoalan  sampah dinilai masih rendah. Karena itu, semua lapisan masyarakat diharapkan turut bertanggung jawab menjaga Kabupaten Mandailing Natal (Madina) bebas dari sampah.

“Kami tak pernah bosan mengajak masyarakat agar disiplin membuang sampah,” kata A. Kholik Nasution, kepala Bidang Sampah pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Madina kepada Beritahuta.com, Sabtu (12/10).

Menurutnya, pihak DLH selalu mengimbau warga Panyabungan, misalnya, agar membuang sampah di tempat pengumpulan sementara berkisar pukul 17.00 sampai paginya, pukul 09.00.

Sampah rumah tangga itu dimasukkan ke kantong plastik atau karung, lalu ditaroh di tempat pengumpulan sementara. Untuk Panyabungan dan sekitarnya, jadwal pengangkutan sampai dari tempat pengumpulan sekitar pukul  09.00 .

Mestinya, kata Kholik, setelah mobil dum truk pengangkut sampah dari tempat pengumpulan lewat, tidak ada lagi tumpukan sampah di lokasi tersebut sampai pukul 17.00.

“Nyata lain. Setelah dum truk lewat, sebagian warga baru menaroh sampah di lokasi pengumpulan. Alhasil, pada siang hari sampah kian banyak. Terkadang sampah sampai berserakan  karena sebagian warga melempar bungkus sampah sembari mengendarai sepeda motor,” ujarnya.

Kholik mengatakan, pihak DLH sudah sering mengimbau agar warga membuat bank sampah, termasuk mengajak masyarakat membuat paving blok dari bahan baku sampah plastik. Namun hal ini tidak diminati warga, padahal memiliki prosfek ekonomi yang bisa menambah pendapatan keluarga.

HANYA SESAAT–Para kaum ibu di Desa Sayurmaincat, Kecamatan Kotanopan, Madina membuat paving blok dengan menggunakan bahan baku dari sampah plastik. Sayang, kegiatan ini tidak berkesinambungan.

“Jika kita lihat di kota-kota lain, warganya sangat peduli mengenai persoalan sampah. Contoh Bukittinggi, warga disana begitu disiplin mengelola sampah. Alhasil kota itu terlihat selalu bersih, jarang kita melihat sampah sampai berserakan,” ujar Kholik.

Karena itu, dia mengajak semua pihak, terutama komunitas masyarakat untuk berkawan dengan sampah. “Kami dari DLH hanya sekadar petugas dengan berbagai keterbatasan.  Jika tidak ada partisipasi masyarakat, tentu persoalan sampah sulit terlesaikan,” sebutnya.

Kholik kembali mengingatkan semua pihak memahami bahwa persoalan sampah bukah hanya urusan DLH, melainkan tanggung jawab semua lapisan masyarakat.

“Jangan ada pemahaman urusan sampah hanya tugas DLH. Tidak begitu. Kami mengajak warga yang ada di setiap desa atau kelurahan  ikut sama-sama bertanggung jawab agar daerah kita bebas dari sampah. Buanglah sampah pada tempatnya, dan perhatikan jadwal pengangkutan dari tempat pengumpulan,” jelas Kholik.

Mengenai tumpukan sampah di sekitar pintu masuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di  Desa Batang Gadis Julu,  Kecamatan Panyabungan Barat, Madina, dia menjelaskan kondisi tersebut disebabkan di sana ada pengerjaan jalan sehingga untuk sementara mobil dum truk tidak bisa masuk.

“Mobil tidak bisa masuk karena ada pembangunan jalan,” kata Kholik mendampimngi Kasmir, S.Pd., kepala DLH Madina.

Menurutnya, pihak DLH sudah berupaya mengatasi masalah tersebut dengan mendatangkan beko ke lokasi TPA. “Kami sedang berupaya membersihkan tumpukan sampah agar tidak menimbulkan aroma tak sedap,” ujarnya. (*)

Peliput: Tim

Editor: Akhir Matondang

BERBAGI

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here