BERBAGI
foto ilustrasi: website pt smm

PANYABUNGAN, BERITAHUta.com—Desakan usir PT Sorikmas Mining (SMM) dari Mandailing Natal (Madina) makin nyaring terdengar. Perusahaan penambangan emas di Tor Sihayo ini dianggap tidak memberi keuntungan apa-apa bagi masyarakat. Mereka mengeruk bumi Mandailing, tanpa memberi kontribusi dengan topeng ekspolorasi.

“Coba buka mata hati kita, apa yang telah diberikan Sorikmas Mining bagi daerah ini. Cukup sudah, 25 tahun bukanlah waktu singkat dalam suatu penantian,” kata Irwan Daulay, staf khusus bidang komunikasi dan ekonomi bupati Madina, belum lama ini

Dia menyebutkan pemkab dan masyarakat selama ini seperti dikibuli PT SMM. Setiap hari perusahaan tambang emas ini mengeruk perut bumi Madina menggunakan teknologi bertameng eksplorasi, tetapi tidak ada transparansi hasil yang mereka dapatkan.

“Tentu masyarakat Madina punya batas kesabaran. Kalau rugi, betah amat sih ruginya. Kalau memang rugi, behentilah beroperasi. Kasihan juga kami melihat anda, nanti bangkrut. Sebaiknya hengkanglah,” katanya.

Irwan Daulay mengatakan, tidak ada alasan bagi PT SMM melakukan aktivitas di Madina jika tidak memberikan sumbangan yang jelas bagi pendapatan asli daerah (PAD).  “Sudah jelas, bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat,” ujarnya.

BERITA TERKAIT  Penyidikan Insiden PT SMGP Tak Kunjung Usai, Fahrizal Efendi: Tidak Ada yang Kebal Hukum  

Senada dengan Irwan Daulay, Ketua DPRD Madina Erwin Efendi Lubis mengatakan, “Semestinya Sorikmas Mining membawa manfaat bagi masyarakat Madina. Namun dalam  perjalanannya, mereka tak memberikan arah atau kejelasan kontribusi apapun,” katanya.

Erwin memastikan selama ini PT SMM secara terus-menerus mengambil untung dari operasional mereka di daerah ini. Antara lain disebabkan perusahaan tersebut memasukkan aktivitas mereka dalam bursa saham.

“Kita tahu itu. Karena itu, saya mengutuk keras sikap PT SMM terhadap daerah ini,” kata ketua dewan.

Dia mengatakan jika memang benar-benar mau investasi di Madina, dia berharap daerah ini tidak dibuat obyek seperti kemasan yang hanya dibalut bungkus saja, tapi tidak ada sama sekali isinya.

Menurut Irwan Daulay, rasanya sulit diterima akal sehat sebuah perusahaan bertahan lama jika memang suatu proyek mereka tak menguntungkan. “Apa yang sudah dilakukan mereka di perut bumi Madina, ini persoalan serius. Apalagi kalangan DPR RI juga sudah gerah melihat perusahaan ini tak menghasilkan apa-apa bagi negara,” katanya.

“Apa yang kita dapatkan dari Sorikmas Mining sebagai masyarakat. Apa yang didapatkan pemkab dalam menunjang pembangunan daerah,” ujar Onggara Lubis, ketua DPC APRI Madina.

BERITA TERKAIT  Fahrizal Efendi: Pesantren Sebaiknya Penggerak Hapus Stigma Madina Daerah Ganja

Humas PT SMM Ade Hendi yang dimintai komentarnya mengenai hal ini tidak memberikan tanggapan sama sekali meskipun pertanyaan yang dikirim melalui WhatsApp  sudah dibaca.

Dalam website PT SMM disebutkan, perusahaan ini bergerak dalam bidang eksplorasi emas di Indonesia. Mereka telah mengeskplorasi mineral emas dan lainnya di Sumut sejak tahun 1998.

“Kami memiliki kontrak karya dengan pemerintah Indonesia yang memungkinkan untuk mengeksplorasi mineral di area lebih dari 66,200 ha. Sorikmas telah mengidentifikasi deposit emas yang cukup besar sekitar 1.4 juta ounces dan sedang dalam proses menyelesaikan studi kelayakan membangun tambang untuk mengekstrak dan memproses emas.

Bagian dari studi kelayakan adalah studi dampak lingkungan dan rencana rinci untuk meminimalkan dampak pada lingkungan setempat dan merehabilitasi setiap lahan yang di gunakan untuk pertambangan.

“Ketika studi kelayakan selesai kami akan mengajukan semua perizinan pemerintah yang diperlukan dan setelah menerimanya akan memulai konstruksi,” demikian narasi dalam website itu. (*)

Editor: Akhir Matondang

 

 

BERBAGI