BERBAGI
MAKAN 'BARENG'--Muhammad Anwar Ibrahim (kanan) didampingi Nis'ad Sidik makan 'bareng' Kapolres Madina AKBP H.M. Reza Chairul Akbar Sidik usai penyerahan penghargaan kepada pengurus Loket ALS Panyabungan itu, Senin (31/7/2023). (foto: akhir matondang)

SESEKALI ia menatap sekitar tempat duduknya.  Di sisi kiri dan kanan bertabur anggota kepolisian berpangkat perwira menengah. Mereka bukanlah sembarang korps Bhayangkara, melainkan para pejabat utama (PJU) Polres Polres Mandailing Natal (Madina), Sumut.

Dihadapannya, berjarak sekitar 1 meter, duduk AKBP H.M. Reza Chairul Akbar Sidik, kepala Polres Madina. Mereka menyantap gado-gado. Ada menu lain, seperti: bakso dan mi ayam.

Muhamamd Anwar Ibrahim mungkin tak percaya pada momen dialami pada, Senin (31/7/2023) siang. Bisa jadi, ia juga tak pernah bermimpi bisa duduk berhadap-hadapan dengan sang kapolres. Itu hal hajar. Itu bisa dimaklumi. Dalam hatinya mungkin berujar, “Saya ini hanya seorang pengurus bus.”

Kala santap siang di gazebo belakang Mako Polres Madina, selain di sisi kiri dan kanan ‘bertabur’ perwira menengah, di samping kanan Anwar duduk Nis’ad Sidik Nasution, ketua DPD PAN Madina, yang juga anggota DPRD di daerah ini.

Kehadiran Nis’ad di sini lantaran ia ketua Loket ALS Panyabungan. Mereka makan santai. ‘Disaksikan’ kolam berair mancur yang merupakan made in H.M. Reza Chairul Akbar Sidik. Momen langka ini boleh jadi sebuah goresan catatan sejarah bagi Anwar.

Apalagi ketika santap siang itu, ada tiga perwira berpangkat Kompol (Komisaris Polisi) dan AKP (Ajun Komisarin Polisi) menghibur dari panggung berbentuk gazebo di bagian barat dengan alunan lagu-lagu Batak.

Kapolres berkali-kali mengajak Anwar bincang-bincang. Suasananya cukup rileks dan mengalir. Sesekali orang nomor satu di Polres Madina ini mengalihkan obrolan terhadap Nis’ad Sidik. “Taman gazebo ini kita buat supaya kantor polres lebih bersahabat. Siapa pun masyarakat mau pakai silakan,” katanya.

“Alhamdulillah, saya bisa makan bareng bersama Pak Kapolres. Ini momen yang tak mungkin terlupakan. Siapalah saya,” kata Anwar.

Pada Senin siang itu, Anwar baru saja mendapat piagam penghargaan dari kapolres Madina. Selain ia, ada tujuh personil Polsek Lingga Bayu mendapat rewads lantaran punya andil dalam menggagalkan peredaran narkorba di Kecamatan Ranto Baek, Madina.

foto: akhir matondang

Memang Anwar bukanlah siapa-siapa. Tetapi lewat tindakan dan keputusannya—tanpa kita sadari, ia telah turut menyelamatkan anak bangsa dari narkoba jenis ganja.

BERITA TERKAIT  Bupati Madina Janji Tangani Dugaan Pungli ASN Inspektorat Terhadap Kepala Sekolah

Seperti kata kapolres, kalau paket daun ganja kering siap pakai yang digagalkan Anwar pengirimannya ke Jakarta bisa sampai ke tujuan, berapa banyak generasi bangsa rusak. “Ini bukti Pak Anwar punya intgeritas, dan itu sangat kami hargai,” katanya.

Ketika menyampaikan sambutan pada ucapara penyerahan penghargaan, Reza menyebutkan narkoba adalah musuh kita bersama. Peran serta masyarakat dalam memberantas peredaran ‘barang haram’ ini sangat diharapkan.

Menurut kapolres, kepolisian bukan tak mampu menangani sendiri peredaran narkoba, tetapi tentu tak bisa cepat karena berbagai keterbatasan. Karena itu, perlu keterlibatan semua pihak, masyarakat, tokoh agama, tokoh masyarakat, pemuda, stakeholder dan pemerintah.

Keputusan Reza memberi penghargaan kepada Anwar patut diapresiasi oleh semua pihak sehingga bisa menjadi inspirasi dan motivasi bagi berbagai elemen masyarakat.

Ini sekaligus suatu bukti  kapolres serius memberantas narkoba di daerah ini. Dia mau mendengarkan aspirasi masyarakat agar mereka yang andil dalam pemberantasan peredaran narkoba di Madina diberi rewads  atau penghargaan.

Kurung Pemilik Ganja

Seperti diberitakan, setidaknya ada tiga orang punya andil dalam menggagalkan pengiriman paket ganja kering dari Loket ALS Panyabungan ke Jakarta.

Mereka adalah: Muhammad Anwar Ibrahim (27); Menek (62), ‘cincu’ ALS 133; dan Nis’ad Sidik, ketua loket ALS Panyabungan. Karena sikap tegas mereka, paket seberat 1,780 gram bersama sembilan amplop ganja kering siap pakai gagal dikirim ke Jakarta.

Selain menyita barang bukti, polisi juga berhasil mengamankan dua tersangka: RT alias R (25) dan FH alias H (42). Kedua warga Kelurahan Kayujati, Panyabungan ini diduga sebagai pemilik paket yang sebelum dimasukkan dalam kardus rokok terlebih dahulu dibalut pakai lakban.

Kedua tersangka: RTN dan RH ditangkap di Loket ALS Panyabungan, Sabtu (23/7/2023), sekitar pukul 20.00. Berawal keduanya hendak mengirim paket dua hari sebelumnya, Kamis (20/7/2023).  Paket dikemas dalam kardus rokok.

Rencananya barang itu hendak dibawa ALS 133 tujuan Bogor. Ini sesuai permintaan si pengirim supaya cepat sampai ditujuan.  Namun, Menek tidak mau membawa paket jika tidak terlebih dahulu dibuka untuk memastikan isinya bukan barang terlarang.

BERITA TERKAIT  Final Turnamen Bopas di Natal Rusuh Jelang Penyerahan Hadiah, Videonya Tersebar di Medsos

Rupanya, setelah dibuka sedikit, isi paket mencurigakan. Sore itu, bus ALS 133 berangkat tanpa membawa paket itu.

Anwar pun menaruh barang itu di gudang penyimpanan paket sesuai perintah Nis’ad Sidik. Ia juga berpesan kepada pegawainya supaya tidak dititip ke ALS lain.

Pelaku ditangkap setelah salah seorang yang mengaku pemilik paket menelepon ‘cincu’ ALS 133 pada, Sabtu  (22/7/2023), sekitar pukul 17.00. Ia menyanyakan paket mereka apakah sudah sampai di Jakarta.

Kepada si penelpon, Salman (36), kernet ALS 133, menyebutkan mereka tak jadi bawa sebab tidak ada tempat lagi. “Bagasi penuh paket dan barang miik penumpang,” katanya berkilah.

Si penelpon juga sempat menanyakan nomor ALS yang bawa paket tersebut. “Saya tidak tahu. Coba tanya Loket Panyabungan,” kata Salman.

Mendengar penjelasan Salman, si penelepon menghubungi ‘relasinya’ di Madina. Sabtu malam si pengirim paket mendatangi Loket ALS Panyabungan menanyakan perihal paketnya.

“Ayo kita lihat di dalam gudang,” kata Anwar.

Dia masih ingat wajah lelaki itu, yakni orang yang menitip paket dalam kardus dua hari lalu.

Anwar mengajak si lelaki ke dalam gudang melihat paketnya. Ketika sedang asik mencari barang di antara tumpukan paket-paket lain, pengurus  Loket ALS itu  keluar dan mengunci dari luar.

Tentu saja warga Kayujati itu tak berkutik. Dari dalam gudang ia coba teriak supaya pintu dibuka, namun tak digubris. Tak lama berselang, Nis’ad Sidik datang dan mengintrogasi melalui jendela kaca. Ia pun menghubungi polisi.

Nis’ad Sidik menanyakan siapa pemilik paket itu, “Itu, di lopo (warung kopi) sana. Baju hitam pakai celana pendek,’ jawabnya dari dalam gudang.

Anwar mendatangi tempat dimaksud. Merasa curiga, lelaki dalam lopo berusaha kabur. Namun, langsung dia kejar, bahkan mereka sempat adu fisik.

Warga yang kebetulan berada di sekitar loket berhamburan hendak  menangkap terduga sebagai pengirim paket.

Tak lama kemudian petugas Satnarkoba Polres Madina tiba di lokasi dan mengamankan kedua lelaki berikut barang bukti berupa ganja kering dalam kardus rokok. (*)

Akhiruddin Matondang

BERBAGI