PERLAHAN ia berjalan dari lantai dua asrama putri. Suara MC (master of ceremony) bergema melalui pengeras suara memanggil nama Ummi Walidah.
Rekan-rekan sesama santriwati pun ikut memanggil, “Ummi…Ummi…Ummi…”. Ribuan rekan-rekannya berdiri memberi aplaus terhadap santriwati kelas tujuh di Pondok Pesantren Musthafawiyah Purba Baru, Panyabungan, Kabupaten Mandailing Natal (Madina), Sumut.
Saat kunjungan silaturrahmi di pesantren itu, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi memberikan kuis-kuis hiburan. Bagi santriwati yang bisa jawab, ia memberikan hadiah berupa uang sebagai motivasi.
Selain itu, santriwati yang hafal Al-Quran satu juz, dua juz, dan seterusnya juga diuji dan diberi hadiah berupa uang. Tibalah saat giliran Edy Rahmayadi meminta yang hafal 15 juz supaya datang ke tempatnya berdiri.
Suara “Ummi…Ummi…Ummi…” masih terus bergema. Berhijab biru dongker ia muncul dari kerumunan rekan-rekannya yang memadati sekitar tangga asrama.
Sangat jelas ia terkesan malu ketika hendak mendekati gubernur yang berdiri di bagian tengah aula asrama putri. Semua mata rombongan kepala daerah tertuju pada langkah Ummi yang terkesan dipaksakan.
Ketika sudah didekat gubernur pun Ummi terlihat malu. Sesekali ia menutup wajahnya. Kedua lengannya berada di dalam balutan hijab, yang belakangan diketahui dia sedang membekap Al-Quran.
“Ada apa kok malu nak,” tanya Edy Rahmayadi penasaran begitu Ummi berada di hadapannya. Ummi hanya tertunduk.
“Kau hafal berapa juz,” tanya gubernur.
“In shaa Allah 15 juz ayah,” jawab Ummi masih malu. Ia terus menunduk, seolah tak punya rasa percaya diri.
“Coba bacakan dulu satu ayat di juz 10, yang pendek saja,” pinta orang nomor satu di Sumut ini.
Lalu, berselang beberapa saat, Ummi melantunkan ayat suci. Karena memang yang diminta ayat pendek, dia hanya butuh beberapa detik menyelesaikan bacaan ayat tersebut.
“Saya enggak tahu betul atau tidak yang kau baca nak, tuan-tuan guru kitalah yang tahu,” ujar gubernur disambut tawa ribuan santri, guru-guru Musthafawiyah, dan rombongan gubernur begitu Ummi selesai melantunkan ayat pendek tersebut.
Lantas Edy Rahmayadi menyerahkan Rp1,5 juta kepada Ummi. Setiap santri yang hafal satu juz dapat Rp100 ribu, jika dua juz Rp200 ribu, demikian seterusnya.
Siang itu banyak siswa yang mendapat hadiah motivasi dari gubernur. Termasuk bagi mereka yang hafal Al-Quran sesuai kemampuan masing-masing. Siang jelang sore itu para santriwati begitu terhibur.
Saat menyerahkan uang Rp1,5 juta ke Ummi, tanpa sengaja gubernur melihat suatu benjolan membiru di atas pipi kiri anak sulung dari pasangan Anwaruddin dan Satria itu. “Kenapa mukamu nak,” tanya suami Hj. Nawal Lubis.
Ummi hanya diam dan tertunduk. “Kenapa nak,” tanya gubernur lagi dengan suara pelan. Ummi masih diam sembari senyum dipaksakan. Lalu, mantan ketum PSSI itu meminta Mustafa Bakri Nasution mendekat.
Entah apa yang mereka bicarakan, gubernur baru sadar Ummi malu dan minder naik ke “panggung” lantaran ada tumor di bagian mukanya.
“Sudah berobat,” tanya gubernur. “Sudah ayah, dokter bilang harus dioperasi,”jawab Ummi.
Lalu, gubernur memanggil Kadis Pendidikan Sumut Arsyad Lubis. “Tolong bapak bawa anak kita ini ke Medan, lakukan tindakan medis. Jika harus operasi, ya operasi. Tapi minta izin dulu orang tuanya,” ujar gubenur.
Ummi seakan tak kuasa menahan haru. Rombongan gubernur, undangan dan ribuan santri yang menyaksikan adegan tersebut ikut terharu. Diam membisu, satu dua santri dan undangan tampak berlinang air mata.
Kepada Beritahuta.com Ummi menyebutkan tumor di mukanya sudah ada sejak ia lahir. Awalnya benjolan kecil seperti jerawat, lama-lama makin besar dan makin membiru seperti lebam.
Karena kondisi ekonomi, apalagi ia memiliki empat adik yang masih sekolah, akhirnya tumor belum bisa dioperasi. “Alhamdullah pak gubernur mau bantu, saya sangat senang dan mau. Meskipun begitu saya minta izin orang tua dulu,” kata Ummi yang berasal dari Desa Batahan, Kecamatan Kotanopan, Madina.
Ummi mengaku terharu atas perhatian gubernur. “Saya terharu dan secepatnya minta izin orang tua,” kata santriwati yang bercita-cita jadi guru hafiz quran itu.
Moment ini terjadi saat gubernur berkunjung ke Musthafawiyah, Sabtu (22/2-2020). Turut hadir antara lain Ketua TP PKK Sumut Hj. Nawal Lubus, Pimpinan Pesantren Musthafawiyah Purba Baru H. Mustafa Bakri Nasution, Wakil Ketua DPRD Sumut H. Harun Mustafa Bakri Nasution, M. Arsyad Lubis, dan M. Sofwat Nasution selaku sahabat Edy Rahmayadi.(*)
Peliput: Tim
Editor: Akhir Matondang